Peduli dan Deteksi Dini, Langkah Awal Taklukan Cancer






Tuhan menciptakan manusia dengan segala kelebihannya dibanding mahluk lain. Sayangnya, masih banyak di antara kita yang tidak mensyukuri. Salah satu contohnya, ketika tubuh kita memberi sinyal lelah, hanya sedikit yang memberi hak tubuh untuk beristirahat. Termasuk saya.

Pola hidup sehat, awalnya terdengar sebagai slogan, manakala kita merasa muda. Hingga tiba pada satu titik, tiba-tiba tersadar, usia kita sudah tak muda lagi. Lalu berbagai gangguan metabolisme tubuh mulai terasa menjengkelkan. Keterlambatan menyadari perlunya menjaga kesehatan sejak usia dini, lewat pola makan dan gaya hidup, justru saat aneka penyakit menyambangi kita.

Cancer adalah salah satu penyakit mematikan. Tapi mendapat vonis cancer bukan berarti kematian. Dalam kehidupan saya, saya menghadapi dua kematian keponakan dalam usia produktif. Almarhum Ekky dalam usia 24 tahun (meningggal tahun 2009) dan Almarhumah Nonna, meninggal dalam usia 37 tahun (Tahun 2013) Keduanya termasuk keponakan yang pernah saya urus sejak bayi. Kisah keduanya saya tuliskan di sini:

Saat Ekky meninggal, saya sempat menggugat Tuhan tidak adil. tapi saya tersadarkan sendiri, siapa yang harus meninggal baru saya merasa adil? Kepergian Ekky membuat hampir dua tahun keluarga besar kami dilanda mendung. Bukan hanya Ayah dan Ibu serta kedua adik almarhum yang merasa sedih. Keceria keluarga besar kami seperti lenyap tanpa bekas.

Sejak meninggalnya Almarhum, saya giat mencari info seputar cancer. Mulai dari jenis, penyebab akibat, pengobatan dan kisah-kisah mereka yang berjuang melawan cancer. Saya menemukan banyak pencerahan. Sekalipun berakhir dengan kematian tapi mereka adalah para pejuang yang hingga detik terakhir ajalnya tetap menyerukan "Lawan dan selesaikan pengobatan hingga tuntas!"

Tahun 2014, saya pernah mengajak Blogger untuk Campaign Blogger Care Cancer. Karena saya merasa Cancer harus diketahui semua orang, bukan hanya mereka yang berjuang melawan Cancer atau mereka yang memiliki anggota keluarga yang juga sedang berjuang. Karena menurut saya pengetahuan setiap orang mengenai apa dan bagaimana menangani cancer akan menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Sumber:

Tahun lalau, penyelenggara GA ini, Indah Nuria Savitri, mengabarkan Breast Cancer hinggap  (Kupu-kupu kaleee) padanya.  Bagi kami yang tergabung dalam grup WA, tentu mejadi kabar mengejutkan dan menyedihkan. Kami bersama-sama mendoakan dan mensuport. Perjalanan dalam mengupayakan pengobatan untuk kesembuhn, Indah sampaikan dengan sukacita. Diam-diam kami selalu membawanya dalam doa. Progres kesembuhannya adalah cerita yang kami nantikan. Perbedaan waktu bukan masalah. Di Indonesia jelang malam, di Amerika masih sore. Tapi kami tetap asyik ngobrol. Berbagi dan mendengarkan kisah adalah salah satu upaya kami meringankan permasalahan kawan -kawan. 

Tak terasa jelang dua tahun kebersamaan kami dalam grup WA, kini kami merasa sebagai keluarga. Kami adalah sebuah grup yang mengikuti perjalanan Indah dan breast Cancernya. Kami tahu benar lewat foto-foto dan catatan yang dituliskan Indah di blognya, bagaimana Indah melaluinya. Bahkan hanya kami dalam grup WA yang tahu beberapa detil kisah Indah karena idak disampaikan di blog maupun di akun media sosialnya. Proses pengobatan dan kesembuhannya adalah sukacita kami.

Setahun yang lalu, saya mendapat kabar salah satu kawan SMA saya juga terkena Breast Cancer, stadium 2 b. Kondisinya sudah lumayan parah. Tapi tidak ada kata terlambat untuk diperjuangkan dan kawan saya setelah melalaui serangkaian pengobatan kini menjadi salah satu pejuang Cancer. Maka ketika dua bulan lalu, salah satu anak maya saya menelepon dan hanya memperdengarkan tangis, menimbulkan resah yang sangat. Saya tidak bisa bertanya apa dan mengapa, saya hanya menyediakan telinga dan hati untuk mendengar.

Sesekali, saya menyela tangisnya dengan ucapan lembut,  sabar dan ikhlas tanpa tahu ada apa. Dua hari kemduian saat anak saya sudah tenang, ia menceritakan kalau dokter mengabarkan breast Cancer stadium 1. Gantian saya yang meneteskan air mata, membayangkan dirinya nun jauh di lain kota. Lain kota dari saya dan lain kota dari keluarganya. Pantaslah ia menangis, ia sendirian. Andai saya punya sayap, saya aan terbang mengunjungi dan memeluknya. Keluarga dan orang-orang terkasih adalah semangat yang memiliki kekuatan setara dengan obat itu sendiri.

Sejak dua bulan itu, akun media sosial saya kembali penuh dengan berbagai info mengenai apa, mengapa dan bagaimana mengatasi Breast Cancer. Saya terus menerus mengingatkannya untuk bersemangat melawan. Bahkan dalam satu percakapan saya pernah mengatakan, saya akan menjadi orang pertama yang datang ke kotanya dan menggamparnya jika saya tahu ia tidak melawan dan tidak berjuang. Anak saya mengatakan, "Saya pasti akan melawan, Bunda!"

Peduli dan deteksi dini adalah langkah awal menaklukan cancer. 
Mengapa peduli? Karena kepedulian pada diri dan hidup kita akan mengantarkan kita pada pola  dan gaya hidup yang sehat. Standar banget. Mau sehat? Makan sehat dan cukup, beragam dan bervariasi seimbang, istirahat cukup, olahraga cukup dan nikmati hidup. Kenyataan yang sesederhana itu tidak kita lakukan.

Aktifitas tinggi, mengejar target keuangan dan prestasi, menomor duakan kesehatan. Makan terlambat adalah awal mulanya penyakit. Ketidak adaan waktu berolahraga dan meniadakan istirahat, apa yang menjadi hak tubuh dirampas. Penyakitpun datang tanpa diundang. Lalu, perlukah kita menggugat dan mengatakan Tuhan itu tidak adil?

SADARI -PERIKSA PAYUDARA SENDIRI adalah salah satu cara peduli dan melakukan deteksi dini.


Ikuti cara-cara pada vidoe di atas, maka anda sudah mulai peduli pada tubuh sendiri. Sebarkan dan bagikan video ini, agar banyak orang bisa mengetahui lebih cepat. Dengan mengetahui lebih cepat maka lebih cepat pula bisa dilakukan penanganannya.

Hidup kita milik kita, maka menjaga dan merawat kesehatan tubuh adalah kewajiban diri sendiri. Lakukan dan perjuangkan, kesehatan tubuh kita layak kita perjuangan sebagai penghargaan dan rasa syukur atas hidup yang dianugerahkan pada kita.

Buat kamu, anakku:
Jika kamu bertanya, berapa % breast cancer akan pergi dari tubuhmu, maka jawabku 99 % dengan upaya dan perjuangan. 1 %  nya kuasa Tuhan. Jangan pernah sekalipun berpikir untuk menyerah. Saya menyayangi kamu sama seperti semua keluargamu. Buktikan kamu mampu dan kamu bisa! Go fight and finish it. 






6 comments:

  1. Sip mak elisaa mari kita jaga tubuh kita, kalau bukan kita siapa lagi, kalau gak dimulai sekarang ya kapan lagi..
    Mari hidup sehat:)

    ReplyDelete
  2. Menyimak sampai habis bun.
    Ikut berduka atas keponakan bunda.
    Tapi semoga hal itu bisa menjadi pelajaran kita semua. Apa yg bunda ceritakan sangat runtut.

    Salam

    ReplyDelete
  3. Kanker apapun jenisnya sellau menyisakan duka ya mak, tapi tidak pernah ada kejadian tanpa hikmah yg tertinggal,,,makah mak elisa * kiss

    ReplyDelete
  4. hiks semoga Allah kuatkan teman teman :(

    ReplyDelete
  5. kita juga perlu sadari ya mak biar bisa mendeteksi sejak dini...

    ReplyDelete
  6. Deteksi dini itu menyeleamatkan jiwa..stay healthy yaaa mami Icaa...dan semoga selalu sehat semuaa..

    thanks for joining my GA #finishthefight #gopink #breastcancerawareness yaaa :)

    ReplyDelete