Kasus Korupsi Wism a Atlet , Matinya Nurani


Saya  coba memahami keadaan dengan mengikuti  informasi dari berbagai media.  Saya mengikuti perkembangan kasus Nazarudin dalam perkara dugaan korupsi Wisma Atlet Palembang . Kasus ini melibatkan banyak tokoh dari Partai Demokrat,. Partai bentukan SBY yang kini menjabat sebagai ketua Dewan Pembina Partai Demokrta  sekaligus  Presiden Republik Indonesia.
Semakin saya mengikuti dan mencoba memahami, saya malah semakin bingung. Kok yah bisa seorang Angelina Sondah mengaku tidak punya Blackberry. Padahal ada foto-foto yang menunjukan ia memegang 2 BB.
Yang lebih membingungkan lagi, semua orang yang punya kontak dengan Angelina Sondah kok tidak ada yang bersuara?  Apakah mereka tidak terketuk untuk berbuat sesuatu yang benar?  Apakah semua nurani sudah mati?
Saya jadi berpikir  jangan-jangan sudah disiapkan skenario agar Angie hanya terkena sanksi karena bersaksi dusta. Karena sanksi bersaksi dusta hanya 7 tahun. Ketimbang sanksi korupsi . Selain itu persoalannya hanya sampai di Angie. Dan yang lain-lain yang tidak terkena apa-apa. Pertanyaannya apa yang Angie dapatkan dengan menjadi “tumbal”?
Lalu bagaimana para tokoh dari partai Demokrat (TB Silalahi, Hasan Syarif, Max Sopacua) mengatakan adalah hal biasa memberikan uang pada peserta kongres karena itu untuk biaya transportasi dll. Pertanyaan saya apa iya sampai Rp. 100 juta kalau hanya untuk transport saja? Terus Blackberry yang dibagi-bagikan untuk apa? Kalau pesreta  kongres di iming-iming transportasi, akomodasi dll tapi harus memberikan suara pada SI A, itukan sama dengan Nyogok!
Kemarin malam saya mengikuti  diskusi Jakarta lawyer Club di stasiun TV One, Budayawan Sujiwo Tedjo mengingatkan kita tentang keluarga Nazarudin. Di awal Nazarudin tertangkat di Bogota, setibanya di Jakarta, ia menulis surat kepada SBY memohon perlindungan untuk anak istrinya. Kok yah saya  tersentak kaget, mungkin banyak pemirsa yang lainpun merasakan hal yang sama dengan saya. Bagaimana Nazarudin bisa mengungkapkan apa yang diharapkan banyak orang jika anak-istrinya di “sandera”?
Kalau di luar negeri (Kebanyakan nonton CSI  di TV satelit) Lembaga Perlindungan saksi dan korban  bukan hanya melindungi tersangka atau saksi saja tapi juga keluarganya . Kok di sini tidak ada yang mempertanyakan anak dan istrinya Nazarudin.
Kira-kira akan kemana kasus ini? Dan penyelesaian apa yang akan terjadi?  Akankah terungkap konspirasi Wisma Atlet ? Siapa yang bisa menjawab? (Icha Koraag, 22 Feb 2012)
Aku ngeblog maka aku bahagia:
//hukum.kompasiana.com/2012/02/22/kasus-korupsi-wisma-atlit-matinya-nurani/

No comments:

Post a Comment