OVER PROTECTIVE ATAU PARANOIDKAH AKU…?


Dulu ketika anak-anakku berusia batita. Kekhawatiranku sangat besar. Kakak-kakaku yang kala itu anaknya sudah pada duduk di SD mengatakan: Kita sih sudah merdeka ngurus batita. Yah. Saat ramai-ramai berenang, kakak-kakaku duduk di pinggir kolam ngemil jajanan, ngobrol, tertawa melihat tingkah pola anak-anak dan ponakannya. Sementara karena anakku masih batita, mau tidak mau ya harus ikut nyebur ke kolam.

Siapapun yang punya batita atau balita pasti tau deh keheboan emak-emak kalau di kolam renang. Senang sekaligus was-was. Masalahnya keponakan yang SD dan SMP kan bercandaan dan anakku yang masih kehitung ank “bawang” ingin ikutan, alhasil akulah yang kelelahan.

Sekarang anak-anakku dan kelas 3 dan 6 SD. Masalah di kolam renang sudah teratasi, mereka di air sudah seperti anak ikan. Aku tidak khawatir lagi. Tapi urusannya berbeda kalau urusan mandi dan berbilas usai berenang. Kamar mandi tidak ramah. Dan sejuta ketakutanpun menghantuiku, so mau tidak mau aku masuk dalam kamar mandi, menunggui si kecil lalu menyusul untuk mengurus si kakak. Soalnya sulungku sudah tidak mau lagi di ajak mandi bersama di kamar mandi perempuan.

Persoalan tidak akan timbul kalau ada ayahnya. . Urusannya kan berbeda, karena aku juga tidak mungkin masuk di kamar mandi laki-laki. Mungkin aku paranoid…? Biar deh paranoid daripada menyesal seumur hidup kalau terjadi apa-apa dengan anak-anakku. Cerita pelecehan sexualkan bukan isapan jempol.

Bicara soal ke kamar mandi/ ke kamar kecil. Kecemasanku juga sama. Lagi asyik makan di mall, eh si kecil mau buang air kecil. Akupun bergegas berdiri untuk menemani. Si kecil dengan santainya berkata, “mama tidak usah ikut, aku sudah tau tempatnya!” Aku juga tahu dia tahu letak kamar kecilnya. Masalahnya aku yang tidak akan bisa makan dengan tenang menunggunya. Jadi untuk memastikan semua ok-ok ya ikutlah dengan sukarela ke kamar kecil.

Begitu juga kalau nonton di bioskop. Aku paling bawel mengingatkan keduanya untuk buang air kecil sebelum film di mulai. Tapi beberapa botol soft drink selama film berlangsung membuat keinginan buang air kecil selalu datang lagi saat film berlangsung. Kesel gak sih lagi seru-serunya, si kecil “Ma..mama. Aku mau pipis!” gak mungkin juga aku minta ayah atau kakaknya karena keduanya laki-laki. Mau tidak mau aku juga yang harus menemani. Hilang lah sebagian cerita film. Tak mungkin juga filmnya di replay. Jadi sebetulnya overprotective atau paranoidkah aku? Ada yang punya pengalaman sama kah?

No comments:

Post a Comment