KANKER MERENGGUT NYAWA DUA KEPONAKANKU



Banner BLOGGER CARES CANCER CAMPAIGN

Penyakit kanker sudah mengalahkan dua keponakanku. (Gambar bawah)  Alm Ekky, Putera sulung dan satu-satunya anak lelaki dari ketiga anak kakakku kelima. Meninggal 12 Desember 2009. Hanya kurang dari satu tahun sejak sakit dan hanya 4 bulan hingga meninggal saat diketahui penyakit kanker sudah “melumpuhkan semua organ tubuhnya”.

Foto terakhir alm. Eki (Berdiri di belakang)
Tali selempang bukan tas tapi wadah kantong dan ujung selang
dari pinggang.
Sept 2009, saat HUT Oma ke 80 th.
Bersama Ibu dan kedua adiknya.
 (Gambar bawah) Alm. Nona Anna, puteri sulung kakakku kedua. September 2012, kami seluruh keluarga menerima pesan singkat dari Nona yang isinya: Mohon doa, saya divonis kena kanker servic. Kami langsung berekasi, menghubungi kembali dan meminta penjelasan.

Adikku yang seorang dokter, dengan enggan menggatakan: "Nona tinggal menunggu waktu!" Pernyataan yang kasar dan membuat kami yang mendengar marah. Tapi adikku tetap tenang dan melanjutkan: Saya mengatakan apa yang harus saya katakan. Jadi selagi ada waktu, teruslah kita mendampingi Nona.

Bertemu Nona, menanyaklan keadaan dan berbincang apa gejala dan yang dirasa. Nona bercerita. Jika berhubungan suami istri, darah segar mengalir tiada henti. Jika masa haid datang, darah bagai mengalir dari keran. Kami tidak menanyakan lebih lanjut. Hanya mendesaknya untuk memeriksakan ke RS.

Lagi-lagi eknomi menjadi kendala.
Tempat Nona bekerja, asuransinya tidak mencakup penyakit kanker. Maka hal pertama yang dilakukan adalah berobat pada orang "pinter". Adikku yang dokter mengatakan. Ini masalah iman. Persoalannya untuk pengobatan kejiawaan, kita boleh mengandalkan pengobatan ala timur yang memanfaatkan orang "pinter". Tapi kalau penyakit sejelas kanker, pengobatan medis ala barat harus dilakukan. (Bukan tidak percaya pada herbal, tapi pemeriksaan menyeluruh harus dilakukan.

Desember, kami masih merayakan Natal bersama. Saat itu Nona sudha mulai terlihat sakit baik berjalan atau duduk. Apalagi kalau menggendong si bungsu. Januari 2013, pergi hingga ke Bali, masih untuk pengobatan alternatif. Karena tidak menunjukan perbaikan akhirnya Nona bersedia ke RS Dharmais. Dan serangkaian pemeriksaan dilakukan dengan hasil rekomendasi kemoterapi. Rencana 25 kali  kemoterapi, baru kemoterapi ke 15. Ternyata kemoterapi gagal, karena kanker sudah sampai pada tulang panggul. Ditandai dengan spot-spot putih di tulang.

Saat itu, fungsi ginjal sudah mulai terganggu. Mengetahui kemoterapi gagal, Nona menyerah. Menolak cuci darah dan menunggu maut menjemput. Meninggal 12 Mei 2013. Saat meninggal ia,  istri dan ibu dari dua balita 2 dan 4 tahun Kalau mau jujur tetap ada perasaan marah dan ingin menggugat, kenapa dan kenapa? Kok bisa? Dan mengapa kalau orang lain bisa bertahan begitu lama, kedua keponakanku memiliki waktu sangat singkat.

Nona dan keluarga. Foto diambil April 2013, saat kemoterapi pertama
Sayang kemoterapi gagal. 12 Mei 2013. Nona menyerah dan pulang
ke haribaan Illahi


Jika aku berpikir positif: Mereka sudah lepas dari penderitaan. Tapi bagi orangtua mereka, duka itu masih menggayut dalam batin. Jangankan para orangtuanya, aku yang hanya adik dari ibu mereka, masih terkadang merasa sesak di dada. Bagaikan ada lubang menganga dalam jiwa ini, sehingga setiap saat terkenang, lubang itu serasa mengisap jiwaku.

Tapi apa dengan meratap, bisa menenangkanku? Jawabannya tidak. Di dorong rasa sakit dalam diri ini, aku ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Berharap tidak ada keluarga yang harus meratapi kepergian orang-orang terintanya karena kanker dan karen ketidak tahuan akan penyakit kanker itu sendiri.

Kanker adalah salah satu jenis penyakit yang mematikan. Jenis kanker sangat beragam. Ada yang disebabkan karena gaya hidup ada juga karena faktor keturunan. Namun penyebab yang pasti, masih terus dipelajari.

Aku percaya takdir tapi juga percaya Tuhan tidak pernah membuat pola yang salah. Aku memahami Tuhan pasti punya tujuan dalam menciptakan penyakit. Karena itu menurutku gaya hidup sehat harus menjadi hal utama yang diubah dalam hidup keseharian kita.

Pola makan, pola makan cukup dan berimbang adalah pola yang disarankan. Semua makanan baik adanya tetap bagaimana cara kita mengkonsumsinya yang kadang kala salah dan   berbalik menjadi racun bagi tubuh kita.

Ternyata makan buah yang baik dan benar adalah saat perut belum diisi makanan berat. Aku suka makan buah, bahkan untuk sarapan. Di beberapa status kawan-kawan terutama yang mengikuti food combining, disarankan meminum jeruk nipis dengan campuran sedikit air hangat. 




Jeruk nipis diketahui memiliki kandungan oksidan tinggi. Awalnya sebagian berpikir, gila benar, perut kosong diisi yang asem, bagaimana dengan penyakit maag? Nyatanya penyakit maag bukan karena makanan yang asem. Walau aku belum rutin meminum air perasan jeruk nipis, tapi aku sudah terbiasa mengkonsumsi buah sebagai sarapan. Baik pepaya, apel, pisang atau mangga. 


Buah segar bukan cuma disantap saat sarapan. Tapi juga disantap sesaat sebelum menuntaskan makan siang dan makan malam. Karena jika buah dimakan sesudah makan berat (nasi dan sayuran plus lauk) buah hanya tertumpuk menjadi sampah dan gas. Kecil sekali vitamin dan mineral dari buah yang diserap tubuh. Jadi, yuk mulailah mengkonsumsi buah dengan cara yang benar. Tinggalkan buah yang diolah seperti dibuat keripik atau manisan. Buah-buah itu hanya enak di lidah tapi berdanpak buruk bagi tubuh secara keseleuruhan. Kalau sesekali dan dalam porsi kecil nggak apa-apa juga, sih.

Soalnya hidup sehat bukan cuma dari makan buah, tidur cukup, menghindari stress (Apa mungkin? ya mungkin dong. Tinggalkan kebiasaan menunda pekerjaan, akan menghindari anda dari stress) Olahraga. (Mana sempat? ya harus disediakan waktunya. 30 menit setiap hari sudah cukup kok. Jalan keliling perumahan dengan kecepatan stabil, ok loh) Hari libur, jangan diperbanyak istirahatnya tapi perbanyak olahraganya. Ajak pasangan dan anak bersepeda. Selain badan sehat, keluarga juga makin erat loh.

Artikel ini diikut sertakan pada







11 comments:

  1. penyakit kanker juga sudah merengut nyawa saudara-saudariku dan beberapa kerabatku...
    keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih sudah mampir Mas. Di tunggu Tuliskan dan bagikan. Melalui kisah-kisah seperti, saya berharap ada satu keasadaran untuk menyediakan bahu bagi kawan/kerabat yang berduka. Sebaliknya kita bisa menjadi ujung tombak menyerukan berbagai info untuk memulai hidup sehat.

      Delete
  2. Alhamdulillah.. keluargaku ngga ada kasus cancer dan jangan sampai. Harus mencegah juga.. makasih sdh share.. saya akan tiru pola hidup sehatnya :)

    ReplyDelete
  3. Setahun kanker bagai musuh dalam keluarga, januari ibu saya meninggal karna kanker usus stadium kriminal dan menyebar hingga hati dan ginjal. 8bulan setelah itu saya sendiri juga terserang kanker ovarium stadium 2, sekarang masih sering merasa sakit biarpun sudah hiterektomi sub total... Semoga yang lain selelu sehat, karena sehat itu mahal, be healty be fun :D

    ReplyDelete
  4. Bude saya meninggal karena kanker rahim. Teman saya meninggal karena kanker payudara. Ibu saya untung saja cepat ambil tindakan. Operasi pertama ambil myomnya (sudah benar belum istilahnya) terus tumbuh lagi. Operasi kedua rahim beliau diangkat. Itu terjadi sekitar 20 tahun yang lalu. Alhamdulillah kini beliau masih segar bugar.

    ReplyDelete
  5. penyakit kamker sudah merenggut nyawa temen baikku di kosan mak :(

    ReplyDelete
  6. Terima kasih mbak infonya.merinding saya bacanya. Ada rasa takut juga memandang wanita lebih byk yang beresiko kena kanker.

    ReplyDelete
  7. ibuku kena kanker telinga, saudara ibuku sudah ada 3 orang yang meninggal karena kanker. selidik punya selidik ketiganya pada doyan makan tetelan/ daging sapi dan suka makan sayur wayu yang diangetin berulang kali. Selain itu minyak gorengnya pake yang minyak oli, keruh sangat

    ReplyDelete
  8. mak Icha...aku akan segera share yaaa...makasih sudah duiajak berpartisipasi :)

    ReplyDelete
  9. banyak korban akibat kangker ya mak

    ReplyDelete
  10. ayahku juga kena kanker usus mak :)

    ReplyDelete