Gerai kopi Starbuck di Stasiun Kota

 
Blogger Gathering di Starbuck stasiun Kota. Dok. Yuri No hana
Ngobrol di warung Kopi adalah budaya yang sudah lama berkembang di Indonesia. Warung Kopi di Aceh mempunyai peranana penting dalam menyebarluaskan informasi. Karena Warung Kopi di Aceh punya peran sebagai tempat berkumpulnya masyarakat bertukar informasi.  Indonesia adalah negara yang mempunyai budaya ajaib. Tidak ada istilah coffe time karena bagi penduduk Indonesia, minum kopi bisa kapan saja dan di mana saja.

Maka kehadiran gerai kopi dari barat dengan mudah diterima. Bahkan menjadi bagian gaya hidup para profesional muda. Duduk, ngobrol, minum kopi yang mulanya sekadar menghindari macet, malah menjadi kegiatan yang waktunya disediakan. Dan bagi kaum tua muda, bahkan remaja, menikmati kopi dan makanan ringan digerai kopi menjadi kegiatan yang dinikmati bersama keluarga atau teman. Bukan sekadar ngobrol tapi menikmati kopi dan makanan ringannya.

Dalam 17 tahun berkembang di Indonesia, Gerai kopi Starbuck sudah memiliki 125 outlet. Sekitar 7-8 outlet pertahun. Sebuah perkembangan bisnis yang lumayan pesat. Siapa sih yang nggak tahu atau nggak pernah dengar gerai kopi  Starbuck? Sabtu, 29 Agustus 2014, aku bersama beberapa blogger dapat udangan untuk icip-icip kopi dan ngobrol tentang outlet Starbuck di stasiun kota. Mulanya aku merasa aneh, kok  gerai kopi sekelas Starbuck buka outlet di sana.

Ternyata dari hasil obrolan para blogger dengan Marcomm Starbuck yang cantik, Yuti, terjawab karena Starbuck ingin mendekatkan dengan budaya lokal. Dan Stasiun kota yang kental dengan bangunan sejarah, menjadi pilihan.

Ghijsels - seorang arsitek terkenal dari abad 19 adalah arsitek yang berperan pada pembangunan Stasiun Kota. Kalau aku dan keluarga mau ke rumah mertua di Bogor, Stasiun Kota adalah pilihan kami sebagai titik keberangkatan.  Aku selalu menyukai suasana Stasiun Kota sejak jaman pacaran hingga punya sepasang anak yang beranjak remaja.

Ada gerai kopi Starbuck akan menjadi tempat persinggahan yang menyenangkan. Oh ya, ketika mengikuti gathering di gerai kopi Starbuck Stasiun Kota, pelayanannya luar biasa. Jujur nih kalau mampir ke gerai kopi Starbuck yang girang aku dan anak bungsuku.  Kami berdua menyukai aneka minuman kopi yang dingin. Iya, aku dan anak bungsuku buku pecinta kopi tulen. Kami suka kopi dengan flavour. Baik itu cokelat atau moca.
Antrian menyenangkan untuk mendapatkan satu gelas minuman favorite
Dok. tanti neng Amelia


Sedangkan suamiku dan si sulung, dua lelaki ini penyuka roti. Starbuck memiliki aneka roti dan pastry yang akan membuat mulut tak henti mengunyah. Nah kemarinpun, perut ini nyaris tidak ada tempat. 3 gelas minuman, mulai dari minuman rasa buah, lemon tea dari grren tea dan satu minuman kesukaan yang bebas pilih. Berdasarkan rekomendasi aku memilih segelas Java Chip. Kopi blend dengan toping cokelat cip. Di cuaca dan panas, rasa dingin mengalir nyaman di tenggorokan dan meninggalkan rasa cokelat yang seru.
Ngobrol dengan Yuti, Marcomm-nya Starbuck Stasiun Kota
Dok. tanti neng Aamelia


Ketika berita peperangan antara Israel dan palestina di jalur Gaza mencuat, gerakan memboikot produk Israel banyak diserukan. Salah satu dari list yang beredar adalah Starbuck. Ketika saya mengkonfirmasi dengan Marcomm Starbuck Yuti. Prinsip Starbuck tak ada isue atau pertanyaan yang tidak di jawab. No comment, haran hukumnya. Isyu boikot Starbuck sebagai bagian yang dianggap produksi Israel sudah berkembang sejak tahun 2006. Dan kenyataannya tidak ada pengaruh pada perkembangan gerai Starbuck di Indonesia. Starbuck sendiri tidak menyentuh politik, artinya murni bisnis.

Apa yang dilakukan Starbuck (mengundang blogger) bukan bagian dari menepis isue boikot. Acara ini, murni bagian dari promo outlet Starbuck di Stasiun Kota yang outletnya menjadi bagian dari bangunan lama. Memasuki outlet Starbuck di stasiun kota, kita seolah di bawah ke suatu masa dan tidak di Jakarta. Bahkan kegiatan ini, juga bagian dari Starbuck yang ikut mendukung gerakan “Ayo ke Museum”. Starbuck memberikan dua ticket masuk Museum di sekitar Stasiun Kota. Ini semacam pancingan agar dengan dua tiket gratis, pengunjung mau membeli tiket lain dan mengajak keluarganya mengunjungi museum.

So, ke stasiun kota, kini ada tempat asyik untuk menanti keberangkatan atau menunggu orang-orang tercinta yang tiba. Starbuck, tempat nongkrong yang asli dan seru yang kopinya bikin ketagihan.

10 comments:

  1. Ngopi cantik kita yuuuk...

    ReplyDelete
  2. Yuk..ngopi2 lagi disana..kan masih ada voucher eh...

    ReplyDelete
  3. Isyu boikot Starbuck sebagai bagian yang dianggap produksi Israel sudah berkembang sejak tahun 2006. Dan kenyataannya tidak ada pengaruh pada perkembangan gerai Starbuck di Indonesia. Starbuck sendiri tidak menyentuh politik, artinya murni bisnis.

    Yup... penting dipertanyakan dan diklarifikasi!

    ReplyDelete
  4. Isu politik tak memengaruhi perkembangan Starbuck di Indonesia. Artinya mayoritas pelanggan gerai kopi ini lebih suka menikmati kopi dan gaya hidup yang ditawarkannya ketimbang ikutan ruwet dengan intrik2 politik :)

    ReplyDelete
  5. Mantab... Stasiun sekarang sudah banyak gerai2 ciamik... :)

    Salam kenal...

    ReplyDelete
  6. Saya lebih suka ngopi sendiri di rumah sebelum memulai aktifitas pagi.. ^^d
    Salam :)

    ReplyDelete
  7. Lumayan suka jg ke starbuck tp g pernah order kopinya mak. Pilihannya selalu green tea... kalo ga blended ya green tea late :)

    ReplyDelete
  8. back to this sweeeettttt memories!

    ReplyDelete