Mading Media Ekspresi Naksir Si Dia

http://sdisriati2.sch.id/info-88-berkreasi-lewat-majalah-dinding.html


Menuliskan tentang Mading-Majalah Dinding, saya seperti terlempar mesin waktu ke masa pra remaja. SMP tempatku menempuh ilmu memiliki kegiatan ekstra Mading. Rasanya, saat itu saya berasa menjadi orang hebat. Bagaimana enggak, seminggu sekali rapat. Sama-sama membicarakan tema Mading. Mading terbit, eh bukan terbit ya. Di pajang di salah satu sudut dinding sekolah. Materianya/isi diganti seiap dua minggu. Rapat pengurus Mading, untuk menetapkan tema, dua episode.
Dengan arahan guru bahasa Indonesia, saya dan kawan-kawan serius menggarap isi Mading. Secara garis besar Mading berisi.

1.        Info sekolah berupa pesan Kepala Sekolah/guru terkait aktifitas sekolah, termasuk jadwal test:

2.        Catatan/renungan terkait hari besar agama/Nasional. Biasanya ditulis oleh guru agama atau salah satu guru yang ditugaskan Kepala Sekolah.

3.       Catatan pengurus OSIS terkait aktifitas sesama murid.

4.       Rubrik sajak/puisi

5.       Rubrik cerita remaja/cerita pendek

6.       Profile siswa berprestasi

7.       Kritik dan saran

Tuh, banyakkan isi Madingnya.  Pengurus Mading, memiliki tugas masing-masing yang kami kerjakan sepulang sekolah. Yang membuat kegiatan mengisi Mading seru karena di tulis tangan. Saat itu, ada dua teman saya yang memiliki kemampuan menulis indah. Terus ada juga yang mempunyai jiwa seni dalam menyusun Mading dan menghiasnya sehingga terlihat menarik.
Kalau pesan Kepsek atau guru biasanya di ketik. Juga pesan dari pengurus OSIS. Tapi kalau sajak/puisi/cerpen. Profile siswa berprestasi dan kritik-saran, semua tulis tangan. Menjelang ganti Mading hari Senin, biasanya pengurus Mading selalu datang ke sekolah di Hari Minggu. Saya senang karena berasa menjadi orang hebat.
Apalagi, jika Mading disinggung saat inspektur upacara member sambutan di upacara bendera, Senin pagi. Dada ini terasa panas dan sesak Karena jantung berdetak lebih kencang. Selain itu, saya suka membaca saja-sajak yang ditunjukkan pada seseorang yang ditaksir. Yang naksir menggunakan nama pena, sedangkan yang ditaksir disebut hanya inisal namanya tapi di sebut dari kelas berapa.
Nama-nama pena yang naksir ada Timah Putih, Black Mamba, Mistery Man, Pendaki Gunung dan lain-lain. Pokoknya seru deh. Menuliskan seputar majalah dinding, sisi hati saya terasa hangat. Kenangan-kenangan puluhan tahun lalu, berputar bagai video. Tringat kembali keresahan-keresahan yang membuat saya sulit tidur. Karena ada sajak-sajak yang dituliskan untuk saya, namun penulisnya hanya menuliskan : NNiYH-No Name in your Heart.
Kok tahu sajaknya untuk saya? Tahulah, karena isinya menceritakan kegiatan saya disudut pandangnya. Dan hingga kini saya tetap tidak tahu siapa NNiYH. Mustinya salah satu pengurus Mading. Karena dia tahu aktifitas saya dengan detil. Tapi sudahlah, semua sudah berlalu. Kisah menjadi pengurus Mading dan my secret admire, biarlah jadi sepotong kisah dalam kenangan. Karena pada akhirnya Mading membuat saya memahami banyak perasaan orang lain. Membuat saya mengagumi kehebatan media. Mading-media sederhana mampu menghidupkan harapan-harapan.
Ketika saya SMA, Mading tidak terlalu istimewa karena trendnya berkirim surat dengan kertas surat yang harum . Mading tidak menjadi media ungkapakn perasaan naksir si Dia. Tapi kegiatan Mading tetap menjadi aktifitas menarik karena diberi kesempatan melakukan liputan ke sekolah lain. Menurut saya Mading mejadi kegiatan yang positif.
Saya sempat membantu si Bungsu Van, membuat Mading saat Van duduk di sekolah dasar.  Cuma berbeda pengerjaannya. Mungkin pihak seklah males. Pihak sekolah menyediakan etalase tertutup kaca. Tapi isi Mading tidak dilakukan berkelompok oleh satu kepengurusan. Madding dikerjakan oleh siswa kelas V dan VI, di mana dari setiap kelas, ditunjuk 2 orang membuat Mading lengkap di atas karton. Tema ditentukan, lalu siswa mengerjakan sendiri. Setiap Senin Mading diganti. Setia episode Mading ada 4 anak yang mengisi dan itu bergiliran.

Terlepas bagaimana pengaturannya, ada Mading di sekolah tetap baik adanya. Mading memberikan pengalaman batin yang kaya. Pengurus Mading diajar saling membantu dan saling mendukung. Lewat mading ada bibit keinginan menulis yang tertabur. Melihat Mading masih ada di beberapa seklah yang say temui, saya tetap senang. Bahkan Mading bukan Cuma di sekolah karena di perumahan/di desa Mading masih ada. Untuk melaporkan kegiatan warga termasuk pesan pemerintah lewat Camat atau RW dan Rt. Mading itu kegiatan yang seru.

2 comments:

  1. NNiYH. 😁 di dekat kos ada koding. Koran dinding. ;)

    ReplyDelete
  2. Aku jadi ingeeet jaman SMA jugaa mba. Mading seruuu lho waktu itu, belum ada blog :).

    ReplyDelete