BANGUN DAN KEJARLAH MIMPIMU!

BANGUN DAN KEJARLAH MIMPIMU!
Icha Koraag

Saya tadi baru menonton Oprah Show, menampilkan seorang gadis berusia 21 tahun dari sebuah kota kecil di Amerika menulis surat pada Oprah 4 tahun yang lalu tapi tak sempat di kirim. Gadis itu dan keluarganya mengikuti satu sekte agama Kristen yang meyakini modernisasi adalah dosa. Tapi mereka tetap boleh menonton tv walau hitam putih dan di batasi program tertentu. Salah satu yang dizinkan adalah Oprah Show.

Gadis itu dan keluarganya tinggal di sebuah wilayah yang berada di bawah pengaruh langsung pimpinan sekte tersebut. Sehingga mereka secara langsung mengikuti aturan yang ditetapkan. Seperti hanya boleh membaca Injil dan menyanyikan lagu-lagu rohani. Si gadis yang entah darimana mendapat buku karya Shakespears dan membacanya. Dari bacaan tersebut, ia melihat ada dunia lain. Maka mulailah ia membangun mimpi-mimpinya dan suatu hari ia memutuslan keluar dari lingkungan tenpat tinggalnya dan mengejar mimpi-mimpinya.

Yang membuat saya kagum pda gadis ini, ia membenarkan pepatah, buku adalah jendela dunia. Lewat membaca ia laksana membuka jendela dan melihat dunia lain yang tidak diketahuinya. Dari situ pikiranya berkembang dan ia menjaga pikirannya untuk tetap terbuka. Ini yang saya garis bawahi. Si gadis menjaga pikirannya untuk tetap terbuka. Mengapa? Karena dengan demikian ia akan terus merasa lapar dan haus akan informasi dan pengetahuan. Tidak sebatas yang di dapat dari lingkungan tempat tinggalnya atau orang-orang terdekatnya.

Surat untuk Oprah yang dituliskannya 4 tahun lalu berisi curahan hatinya yang merasa hidup tak bergairah karena dipaksa melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan nuraninya. Jika kedapatan/ketahuan ia membaca sesuatu yang bukan Injil, si gadis akan mnerima sanksi moril dan fisik. Si gadis merasa tersiksa dan berharap Oprah mau membantunya mengeluarkan ia dari situasi tersebut.

Ternyata si gadis nekad lari/ keluar dari lingkungannya dan mencari atau membangun kehidupannya. Bermodalkan kemampuan bernyanyi, dan menulis syair ia menjadikan surat untuk Oprah sebagai lagu dengan judul “Dear Oprah”. Dalam perjalanan mencari kehidupan, ia bertemu dengan beberapa kawan yang mempunyai minat yang sama yaitu bernyanyi dan bermusik maka mereka membentuk group band dan bernyanyi si stasiun-stasiun kereta bawah tanah. Sampai akhirnya salah satu tim kreatif Oprah menemukam si Gadis dan mengajaknya di acara Oprah Show.

Jika sigadis mengatakan Oprah adalah inspirasinya dalam membangun dan mengejar mimpi-mimpinya maka Oprah mengatakan kalau gadis itu dua kali lebih banyak menginspirasi Oprah dalam menjalani kehidupan.

Bagi saya, tekad si gadis untuk percaya pada mimpi-mimpinya dan mau berusaha mengejar untuk mewujudkan impiannya bisa menjadi inspirasi setiap orang, termasuk saya.

Tidak ada kata tidak bisa atau tidak mampu pada tiap orang sebelum ia mencoba. Karena kemenangan terbesar adalah pada saat kita mampu menaklukan diri kita sendiri dan memimpin diri kita sendiri untuk percaya membangun mimpi bukan hal buruk apalagi dilanjutkan dengan berusaha mengejar mimpi tersebut menjadi kenyataan. Karena mimpi tanpa usaha merealisasikan memang hanya sekedar mimpi tapi manakalah mimpi di kejar dan diusahakan mejadi kenyataan maka ia menjadi sebuah cita-cita dalam genggaman. Tak akan ada yang lebih berbahagia selain diri kita sendiri manakala cita-cita tersebut menjadi sebuah kenyataan.

Karena itu saya cuma mau bilang untuk semua, Ayo bangun dan kejarlah mimpimu!

Jakarta 22 Oktober 2007.

No comments:

Post a Comment