Tuhan,
pernahkah engkau merasa lelah mengurusi manusia se dunia?
Kadang terpikir olehku,
akibat kesibukanmu memperhatikan semua yang berseru kepadaMU
sehingga engkau bisa juga menjadi bete atau jutek.

Akibatnya tidak berani aku bayangkan. Maafkan aku ya Tuhan.

Aku sekarang sedang bersusah hati tapi aku tidak bisa bercerita karena nanti semua jadi tahu. Lalu tanpa aku minta pasti akan memberikan masukkan, setelah itu memberikan penilaian. Aku bukan menolak saran. Tapi kali ini, aku tidak bisa. Aku tidak mau kalau isi curhatku diketahui orang. Karena aku gak ingin berkembang menjadi persoalan yang dipersepsikan dengan berbagai sudut pandang.

(Barangkali aku Ge- Er) Siapa juga yang mau mikirin persoalan ku?
Sampai titik ini, aku merasa gak kuat. Aku merasa sakit. Konsentrasiku pecah. Ujung-ujungnya beban mental. Aku merasa tidak ada yang tidak beres dengan tubuhku tapi tidak bisa dibohongin aku merasa "sakit".

Tanpa aku cerita, aku tahu Tuhan bisa melihat isi hati ini.
Dan Tuhan bisa mengetahui dengan tepat akar permasalahan yang aku hadapi.
Apa aku egois?
Kondisi seperti ini tidak bisa aku ceritakan kepada siapapun.
Sehingga berat benar menanggungnya.
Ini masalah rasa.
Tapi berdampak pada semua aspek kehidupanku.

Aku ingin berdiri tegar dan berteraik
"Aku tidak akan terpengaruh...!"
tapi bohong.
Nyatanya sangat memperngaruhi bahkan membebani.
Antara sakit dan tidak percaya.
Haruskah ini terjadi?

Tuhan,
aku tidak ingin menangis lagi. Kasihan Van. Dia pasti ikut menangis kalau lihat mamanya menangis. Aku tidak ingin berwajah sembab dan bermata bengkak, di setiap pagi mau kekantor. Tapi aku tak lagi bisa tidur nyenyak
Tuhan,
sudikah kau angkat beban ini?

Icha
Yang sedang menghadapi dilema.

No comments:

Post a Comment