Cinta Buah Lokal dan Nasionalisme

Sumber:


Keunggulan buah lokal di banding buah import membuat saya mencintai dan mengkonsumi buah lokal. Mencintai dan mengkonsumi buah lokal adalah salah satu cara saya mewujudkan rasa nasionalisme. Kecintaan pada produk lokal sebagai wujudul nasionalisme dapat dimulai dari rumah. Sebagai ibu yang memegang peran pada pengasuhan, pendidikan dan kecukupan gizi keluarga, saya selalu ingin memberikan yang terbaik bagi keluarga.

Mengenalkan dan membiasakan mengkonsumsi buah terutama pada anak-anak tidak mudah. Pengenalan buah sudah saya lakukan sejak anak-anak boleh mendapat makanan pendamping ASI diusia di atas 6 bulan. Buah pertama yang saya kenalkan adalah pisang yang dikombinasi dengan perasan jeruk manis.

Seiring bertambah usia anak-anak, kebutuhan asupan buahpun bertambah. Persoalannya bukan hanya kebutuhan yang bertambah seiring tumbuh kembang anak. Kemampuang mengenal rasa pada anakpun kian tereksplorasi. Saya mengenalkan banyak buah, namun pada akhirnya anak-anak punya pilihan sendiri berdasarkan pengalaman dan rasa yang pernah mereka nikmati.

Saya selalu memberikan buah-buah lokal. Dulu ketika saya kecil, orangtua saya memiliki rumah dengan lahan yang cukup luas untuk ditanamkan pepaya dan pisang. Kini untuk mendapatkan buah saya harus membeli. Sunpride adalah salah satu brand yang memproduksi buah lokal di bawah PT Sewu Segar Nusantara. 

Sunpride dikenal karena kualitas buahnya yang nyaris tanpa cacat, harum dan manis. Jujur dulu saya mengira buah-buah Sunpride adalah buah import. Stiker kecil yang tertempel pada buah-buah Sunpride membangun image  “kualitas” yang baik. Kualitas baik itu biasanya ada dari buah import. 


Sumber: Sunpride


Ternyata persepsi saya keliru. Apalagi pertama saya kenal Sunpride adalah pisang Cavendish yang dikembangbiakan dari Lampung. Menyebut pisang Cavendish citranya keren banget.  

Hingga kini Sunpride sudah memproduksi 20 jenis buah kebanyakan buah lokal. Antara lain, Jambu kristal, nanas, pisang, pepaya California, Pepaya hawai, dan Alpukat. 

Jambu kristal adalah jambu biji/jambu klutuk/ jambu batu (Psidium guajava) yang diperkenalkan di Indonesia oleh Misi Teknik Taiwan pada tahun 1991. Kini dikembangkan menjadi salah satu buah lokal unggulan.


Sumber: Sunpride


Saya mengenalkan buah Jambu Kristal pada anak-anak secara tak sengaja, saat berkunjung ke rumah kakak  yang memiliki pohon Jambu Kristal. Dulu saya menyebutnya Jambu biji Bangkok. Kata Bangkok mengacu pada besar. Tanpa saya duga anak-anak menyukainya. Mungkin karena berbeda tekstur dagingnya di banding jambu biji biasa. Buahnya berwana hijau muda, permukaan kulitnya berkontur/ bergelombang, dan bentuknya tidak bulat penuh. Jika tumbuh besar bisa sampai 900 gr beratnya. Daging jambu kristal terasa istimewa karena renyah seperti buah apel  dan rasanya manis. Memiliki kandungan air yang cukup banyak. Mengkonsumsi jambu Kristal disiang hari mampu mengatasi rasa haus.

Dulu saya direpotkan oleh biji-biji dalam buah jambu biji karena dihantui penyakit usus buntu. Bahkan ketika saya kecil, menelan biji buah bisa terbawa mimpi. Terbayang buah itu akan tumbuh menjadi pohon dan keluar dari hidung atau telinga. Abaikan khalayan masa kanak-kanak. Namun mengingat biji jambu, kenangan dan impian menakutkan itu, muncul lagi. Tapi kini saya tak perlu khawatir karena  Jambu Kristal  bijinya nyaris tidak ada.

Jambu Kristal dengan daging yang tebal, renyah dan manis ini mempunya kandungan vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh. Ada vitamin A dan C, asam lemak tak jenuh, berserat tinggi, juga mengandung omega 3 dan 6 yang sangat baik buat nutrisi otak. Bahkan kandungan vitamin C dalam Jambu Kristal delapan kali lebih banyak dibanding buah lemon dan lima kali lebih banyak dibanding buah jeruk biasa. 

Tingginya kandungan vitamin C membuat Jambu Kristal sebagai buah yang efektif untuk penyembuhan sariawan. Kalau anak-anak menyebutnya cara enak menyembuhkan sariawan, ya dengan makan Jambu kristal. Tingginya vitamin C juga mampu meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mempercepat proses pemulihan saat Demam Berdarah. Makanya, saya rajin menyediakan jus jambu di rumah. Kelelahan akan aktifitas keseharian, membuat kedua anak saya yang berusia remaja perlu mendapat asupan gizi yang enak, jus jambu, jus pepaya, jus nanas,  jus jeruk atau jus dari campuran dua buah (Jambu+Jeruk, Nanas+pepaya, pepaya+Jeruk)  adalah pilihan cara enak membangkitkan semangat. 

Jambu Kristal juga mengandung zat besi dan potassium. Manfaat jambu kristal lainnya adalah menurunkan kadar kolesterol serta dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit jantung. Buah Jambu kristal juga kaya zat non-gizi, seperti Polifenol, dan komponen Karotenoid. (Sumber:)

Pilihan menyediakan buah lokal bagi keluarga, selain karena harga dan kesegaran yang terjamin di banding buah import, saya masih memiliki idealisme. Pilihan mengkonsumsi buah lokal dengan harapan para petani yang adalah anak bangsa bisa terus berproduksi. Bahkan mimpi idialisme saya, berharap buah lokal bisa menjadi tuan rumah di negri sendiri. Karena ketika buah lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri, buah lokal dapat menjadi penunjang ketahanan pangan nasional.

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber alam. Tanah yang subur, memungkinkan berbagai aneka tumbuhan buah dan sayur tumbuh subur. Keadaan ekonomi negara bisa menjadi masalah jika para petani terus bertani, sementara tidak ada yang mengkonsumsi. Artinya ada tenaga, waktu dan biaya yang terbuang. Maka sudah sepantasnya sebagai warga negara, kita mengkonsumsi buah lokal. Jika berbicara produk lain dari segi kualitas masih bermasalah atau harganya terlampau mahal, hal itu tidak terjadi pada buah lokal.


Akan tetapi untuk menjadikan buah lokal sebagai tuan rumah di negeri sendiri, perlu kerjasama semua pihak, baik pemerintah, swasta dan masyarakat. Sudah saatnya pemerintah membuat program kebijakan yang mengharuskan buah sebagai konsumsi wajib. Dalam struktur makan sehat ada istilah wajib mengkonsusmi jenis makanan yang berimbang dan beragam.

Berimbang maksudnya, seimbang antara komposisi karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Beragam maksudnya, untuk karbohidrat selain nasi, bisa mengkonsumsi, jagung, umbi-umbian dan sagu. Untuk protein tidak harus selalu dari hewani, protein nabati juga baik (kacang-kacangan-tahu dan tempe) begitu pula vitamin dan mineral yang banyak terdapat pada sayur dan buah.

Di masa lalu, pemerintah Indonesia sukses dengan kampanye 4 sehat 5 sempurna. Pada masa itu, Indonesia masih membangun secara fisik, karena itu masyarakatnya perlu mengkonsusmi karbohidrat (50%) Protein (25%) lemak (15 %) Vtamin dan mineral (10%) Kini, sudah terjadi perubahan besar, Aktifitas kebanyakan masyarakat Indonesia tidak lagi di dominasi dengan otot tapi sudah terjadi pergeseran di mana tuntutan keadaan memaksa menggunakan otak lebih banyak. Ini berpengaruh pada pola makan.

Ketika terjadi penetrasi budaya termasuk kuliner dari luar negeri yang kita kenal dengan makanan cepat saji, masalah obesitas di Indonesia meningkat. Begitu pula perkembangan teknologi informasi, membuat aktifitas bergerak menjadi berkurang karena diambil alih mesin. Naik tangga, kini ada tangga berjalan/lift. Jika dulu harus memasukan data dengan manual, kini bisa langsung dikomputer. Kondisi secara tidak langsung berpengaruh pada apa yang dikonsumi.

Keterbatasan waktu akibat jarak dan kemacaten membuat sebagian masyarakat mengkonsumsi makanan tanpa struktur 4 sehat 5 sempurna atau berimbang dan baragam. Akibatnya, sayur dan buah, nyaris menjadi bahan makanan yang jarang dikonsumsi. Kondisi ini membuka peluang para penguasha menciptakan instant juice. Dengan kandungan perasa bukan juice buah asli. Dari sisi ekonomi barangkali baik tetapi jangka panjang, akan mengancam kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Program kebijakan wajib makan buah lokal yang dikeluarkan pemerintah akan menjadi pencegah gangguan kesehatan masyakat dalam skala besar di masa mendatang. Bahkan kebijakan ini, akan membatasi import buah yang akan memberi peluang lebih besar pada petani lokal untuk meningkatkan produksinya. Kampanye 100% Aku Cinta Indonesia dapat menjadi acuan dan titik tolak untuk mengenal, memahami, mencintai dan menggunakan produk lokal termasuk mengkonsumsi buah lokal.

Kebijakan pemerintah akan menjadi acuan
peningkatan kesadaran mengkonsumsi buah lokal
yang akan membuat buah lokal menjadi penyanggah
ketahanan pangan nasional


Karena kebijakan yang dikeluarkan pemerintah akan memberi dampak pada semua alur di bawahnya. Pembatasan buah impor yang terjadi akibat meningkatkan kualitas dan konsumsi buah lokal, akan memancing persaingan sehat dari sisi harga. Maka masyarakat yang akan di untungkan. Buah lokal, yang dikembang biakan di Indonesia, otomatis kesegaran lebih terjaga karena proses distribusi tidak lama sehingga tidak perlu pengawet.

Dengan sendirinya lebih segar dan harga lebih murah karena tumbuh di negara sendiri, otomatis biaya transportasipun jauh lebih murah. Maka buah lokal memiliki harga yang terjangkau.  Jika buah lokal yang jelas lebih unggul baik dari segi harga dan kualitas, lebih diminati masyarakat, maka dengan sendirinya akan mendorong para petani untuk bertani. Kesejahteraan petani meningkat, artinya ada perbaikan dari sisi ekonomi, jangka panjang, bukan hal mustahil buah lokal akan dieksport.


Buah impor karena proses distribusi dan transportasi, untuk menjaga kesegarannya selalu menggunakan bahan pengawet, seperti pestisida dan fungisida. (Ingat kasus buah  Apel jenis Granny Smith dan Gala yang diimpor dari California Amerika Serikat). Ketidaktahuan masyarakat cara mengkonsumsi buah impor, dapat mengancan kesehatan. Kita kerap menyaksikan di film-film, bagaimana mereka langsung mengkonsumsi buah tanpa di cuci terlebih dahulu. Padahal buah import harus dicuci sebelum dikonsumsi. Untuk membersihkan dari lapisan pengawet (lilin) yang bisa jadi mengandung pestisida dan fungisida.

Buah lokal, yang dikembang biakan di Indonesia, otomatis kesegaran lebih terjaga karena proses distribusi tidak lama sehingga tidak perlu pengawet. Dengan sendirinya lebih segar dan harga lebih murah karena tumbuh di negara sendiri, otomatis biaya transportasipun jauh lebih murah. Maka buah lokal memiliki harga yang terjangkau.

Keragaman buah lokal Indonesia adalah harta tak ternilai. Kurangnya sosialisasi keunggulan buah lokal membuat masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui. Pemerintah dan media mempunyai peran besar dalam menginformasikan, termasuk blogger seperti saya.

Jika begitu banyak keistimewaan buah lokal, pantaslah kalau saya jatuh cinta pada buah lokal. Yuk, kita tingkatkan konsumsi buah lokal.  Daripada nyemil keripik yang bisa membuat kolesterol meningkat, nyemil buah-buahan jauh lebih sehat. Soalnya mengandung banyak hal baik di dalamnya. Selain seperti yang sudah saya tuliskan di atas, Jambu Kristal juga  mengandung senyawa lycopene yang berfungsi sebagai antioksidan pelawan kanker. Senyawa lycopene yang terkandung dalam Jambu Kristal memiliki senyawa lycopene 20% lebih besar dari lycopene dalam tomat. Informasi lebih detil, bisa di cek di sini:

Buah lokal bisa membuat tubuh sehat dan bugar. Dengan mengkonsumsi buah lokal kita ikut berperan dalam meningkatkan produksi buah lokal. Peningkatan konsumsi dan  kecintaan kita pada buah lokal, sesungguhnya merepresentasikan kecintaan kita pada bangsa. Apresiasi kita pada para petani, akan mendorong perputaran ekonomi yang bersaing antara kualitas dan harga. Maka akan tiba saatnya buah lokal menjadi penyanggah ketahanan pangan nasional. Mengkonsumsi buah lokal sebagai perwujudan nasionalisme saya, apa wujud nasonalisme kamu?


4 comments:

  1. Bener banget mba buah lokal lebih bagus dari pada buah impor

    ReplyDelete
  2. Kirain jambu kristal beda sama jambu bangkok? Jadi pengen lagi...

    ReplyDelete
  3. buah lokal memang sebenarnya gak kalah ya dengan buah impor :D

    ReplyDelete
  4. buah lokal itu bagus - bgus dan banyak variatasnya. hanya saja pengembangnya yang kurang.lebih memilih buah luar. kalo ga sekarang di bududayakan oleh petani mungkin bisa ilang buah lokal.

    ReplyDelete