NutriTalk: Alergi Bukan Masalah Sepele

Mencegah lebih baik daripada mengobati adalah perinsip menjaga kesehatan. Begitu juga dengan alergi. Kelihatannya hanya persoalan sepele tapi jika dibiarkan akan berdampak buruk di masa yang akan datang. Pernahkah anda mencari tahu, adakah anggota keluarga anda yang alergi? Sebuah situs http://www.kenalialergi.com/ kini bisa menjadi alternatif sumber informasi pengecekan alergi. Semakin cepat mengenali alergi, maka semakin cepat bisa di atasi. Alergi Bukan masalah sepele.

Mengenali alergi sejak dini sangat penting kaitannya dengan kesehatan di masa depan. Karena terbukti dari hasil penelitian anak dengan gangguan alergi memiliki gangguan optimalisasi tumbuh kembang yang berpengaruh pada kesehatan  jangka panjang.



Dalam acara NutriTalk Agustus 2015, sebuah program diskusi yang diselenggarakan oleh Nutrisi untuk Bangsa, mengangkat tema: Early Life Nutrition: Alergi Pada Anak, Bagaimana Mengatasi Kesehatan Jangka Panjang. Acara yang diselenggarakan di Flores Room hotel Borobudur Jakarta, dibuka oleh Presiden Direktur Sarihusada Olivier Pierredon yang mengatakan pentingnya menangani alegi pada anak sejak dini dan Sarihusada tetap berkomitmen mendukung pemenuhan informasi dan gizi bagi masyarakat Indonesia.

Alergi adalah reaksi daya tahan tubuh terhadap sesuatu yang masuk lewat mulut atau bersentuhan di kulit. Seseorang bisa alergi karena lingkungan atau bawaan/ bakat turunan. Alergi bisa bermacam-macam.

Alergi bisa dicetuskan oleh banyak sebab. Dari hasil penelitian/uji kulit pada 69 anak penderita asma,  pencetus  alergi:
-         -  Kepiting 45,31 %
-         - Udang kecil 37,53 %
-         - Cokelat 26,56 %
Sumber: Poli alergi-imunologi Bag. IKA FKUI-RSCM

Alergi protein susu sapi adalah respon  daya tahan tubuh yang timbul akibat pemberian minum/ makanan yang mengandung protesin  susu sapi 

Presiden Direktur Sarihusada, Oliviere Pierredon, Dr. Zakiudin Munasir Sp.A (K) dan Prof. Yvan Vandenplas

Pakar gastroenterologi dan nutrisi anak dari Vrije Universiteit Brussel Belgia
Prof. Vandenplas mengatakan alergi protein susu sapi pada anak terbukti dapat mengganggu optimalisasi tumbuh kembang dan memberi dampak jangka panjang terhadap tingkat kesehatan pada usia dewasa. Padahal tidak adanya gejala spesifik, kurangnya pengetahuan dan jarangnya dilakukan test, maka kesulitan pendeteksian alergi susu sapi menjadi hal yang sering terjadi di banyak negara di seluruh dunia.

 Prof. Yvan Vandenplas

Pakar gastroenterologi dan nutrisi anak dari Vrije Universiteit Brussel Belgia


Prevalensi anak di dunia yang menderita alergi semakin meningkat karena berbagai sebab. Berdasarkan banyak penelitian, terbukti dapat menyebabkan gangguan dan berbagai penyakit pada kehidupan selanjutnya. Karena itu perlu meningkatkan pengenalan dan pengetahuan terhadap gejala alergi susu sapi serta penanganan alergi secara tepat menjadi hal penting untuk menkan dampak buruh janka panjang.

Penangan alergi yang tepat untuk menekan dampak jangka panjang tersebut, salah satu alternatifnya adalah memberikan isolat protein susu kedelai. Selain aman, efektif dan terbukti dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan untuk optimalisasi tumbuh kembang. Isolat protein susu kedelai juga terjangkau, mudah di dapat dan rasanya enak.



DR. Dr. Zakiudin Munasir Sp.A (K)
DR.Dr. Zakiudin Munasir Sp.A.(K) mengatakan ada 1 dari 25 anak di Indonesia menderita alergi susu sapi. Gejala umum: Pada pernapasan 51,5% dan pada kulit (48,7%) Sisanya geajala pada pencernaan. Saya jadi teringat pada salah satu keponakan saya, ketika diberikan susu formula dengan kandungan protein susu sapi, langsung memberikan reaksi, gatal dan memerah pada wajah dan tubuhnya. Dan diiringi BAB cair berulang-ulang.

Namun jika saat bayi terbukti alergi susu sapi, menurut Dr. Zakiudin biasanya antibodi tubuh tumbuh dan menguat saat anak berusia tiga tahun. Jadi susu dengan protein sapi boleh dicoba lagi. Jika tetap menunjukan alergi harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Karena anak yang menerima ASI dengan cukup, biasanya memiliki kekebalan tubuh yang baik juga.

Di akhir pemaparan materinya Dr. Zakiudin mengingatkan untuk mengganti semua bahan makanan yang dapat menjadi pocenctus alergi  dengan makanan yang mengandung nilai gizi yang sama. Hal ini bertujuan menjaga agar optimalisasi tumbuh kembang anak dapat tercapai dengan baik.



5 comments:

  1. alergi bisa di atasi ya mak kalau tau ilmunya

    ReplyDelete
  2. anakku alergi udang, kalo makan udang biasanya lidah jadi gatal2.

    ReplyDelete
  3. Wah acara yang dihadiri mbak Ica keren2 yaa.... semuanya memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan yang sangat penting bagi kita.
    Makasih sharingnya mbak Ica.

    ReplyDelete
  4. terimakasih sharingnya mbak

    ReplyDelete
  5. Kudu banyak baca literatur ttg alergi nih mak. Thanks ya sharingnya :)

    ReplyDelete