50 Tahun Bina Swadaya, Lahirkan Generasi Milenial Lewat Trubus.ID

Ada pepatah yang mengatakan orang sukses bukan orang pandai atau orang yang banyak uang. Orang sukses adalah mereka yang bisa beradaptasi. Demikian halnya dengan Yayasan Bina Swadaya. Saya bersyukur mendapat undangan untuk hadir di perayaan ulang tahun ke 50, dan undangan ini memaksa saya mencari tahu lebih jauh, apa dan bagaimana Yayasan Bina Swadaya. Ternyata Yayasan Bina swadaya adalah embrio atau cikal bakal dari Bank Perkreditan Rakyat dan Majalah Trubus.

Di ulangtahun ke 50, Yayasan Bina swadaya yang digelar di hotel Bidakara, Jakarta, mengangkat tema; 

MERAJUT SWADAYA NUSANTARA.

Tema ini keren banget, ada Merajut Tenun Kebangsaan, ada Merajut Tali kasih dan ii Merajut Swadaya Nusantara. Di era digitalisasi dan menuju kehidupan perekonomian yang baik, Merajut swadaya masyarakat, terdengar penuh optimis.

Majalah Trubus adalah salah satu media cetak yang berisi berbagai infromasi seputar pertanian. Baik perternakan, perikanan, pembibitan aneka bunga, buah dan sayur, juga tanaman obat. Sungguh aku tak mengira, usianya 50 tahun di tahun 2017 ini. Kiprah Yayasan Bina Swadaya bukan hanya melahirkan Majalah yang sarat dengan informasi tapi juga melakukan pendampingan di bidang pertanian, peternakan, perikanan dan pengorganisasian ekonomi kerakyatan.

Di perayaan yang ke 50 sekaligus ditandai dengan penganugerahan penghargaan Trubus Kushala swadaya yang diberikan kepada perorangan maupun kelompok yang berhasil melakukan terobosan dalam keterbatasan dengan ide segar. Terobosan lain yang dilakukan Yayasan Bina Swadaya masyarakat ini, adalah penerima penghargaan tersebut adalah orang muda atau yang kini dikenal dengan istilah Generasi Milenial. 

Para penerima penghargaan trubus Kushala Swadaya
Dok: Cidrus


Kriyat, alias kripik rakyat yang dihasilkan dari tanaman yang tumbuh di bekas tambang. Ketika kita melihatnya tersaji cantik di atas meja, perjuangan para pelau pertanian idak terlihat. padahal perjuangan Rega Agni, perempuan di balik Kriyat, bukan perjuangan yang sederhana. ia total mendedikasikan diri dan keluarganya, menjadikan kelinci percobaan lewat ekperimennya dengan pertanian dilahan bekas tambang. Rega Agni bercita-cita, membangun lingkungan yang bisa menghasilkan makanan dari lahannya sendiri. Keripik pisang, keripik singkong, beras merah, adalah sebagian yang dihasilkan lahan bekas tambang.



Hasil tidak akan mengkhianati usaha, Rega Agni berhasil mendapat penghargaan individu, sedangkan Indonesia Bamboo Comunity, (Viraghe Awie) lewat ide dan karya yang hasilkan alat musik modern berbahan dasar bambu, meraih penghargaan kelompok. Kelompok asal Cimahi, ini menghasilkan gitar, biola dan alat musik lainnya dengan material bambu. Selama ini, bambu memang bisa menjadi alat musik, seperti angklung, dan suling. 



Selain penghargaan utama untuk individu dan kelomppok yang diganjar dengan uang Rp. 25 juta, juga ada dua penghargaan istimewa untuk kelompok PEKA dari NTT dan kelompok histeria dari Semarang. PEKA, adalah Perempuan kepala keluarga yang menghasilkan tenun Lodan Doe. Lewat usaha dan kerja keras yang tak mengenal lelah, Bernadette Tendrem mengorganisir para perempuan untuk mengayomi keluarga. ya, para perempuan kepala keluarga. situasi dan kondisi memaksa para perempuan ini menjadi kepala keluara karena para lelaki yang seharusnya menjadi kepala keluarga banyak meninggalkan kampung halaman.


Bernadette, mengajak para perempuan bukan hanya kembali menenun tapi juga mengajak masyarakat lembata untuk kembali memakai kain sebagai pakaian keseharian. Bernadette berpikir, mengapa harus menenun dan menjual kepada orang lain tapi masyarakat sendiri tidak menggunakan sebagai pakaian? Bukankah lama-lamam busaya memakain kain akan hilang. Hilangnya sebuah budaya adalah kehilangan sebuah akar.

Sementara kelompok anak muda Semarang yang menamakan dirinya, Histeria, mengajak masyarakat untuk peka terhadap kebutuhan, ketertiban dan kebersihan kota. Dengan pemikiran dan gaya anak muda, mereka menebarkan pesan-pesan positif ke berbagai sudut kota dengan poster dan edukasi langsung. perlahan tapi pasti, menunjukan hasil yang positif. Kesadaran masyarakat bangkit, anak muda menjadi penjaga sekaligus pelopor menjaga lingkungan kota yang nyaman bagi semua orang.

Di ulang tahunnya yang ke 50, Yayasan Bina Swadaya, ingin mengulang kesuksesan ke 50 tahun mendatang. Ditandai dengan penyerahan potongan utmoeng dari generasi pertama ke manajer termuda di yayasan Bina Swadaya. para pendiri percaya dan mendelegasikan kepada generasi muda untuk kesuksesan di 50 tahun mendatang.


Langkah dan strategi jitu dilakukan Yayasan Bina swadaya dengan meluncurkan TRUBUS.ID, media digital yang tetap di jalur utamnya memberikan informasi dibidang pertanian, perikanan, pertamanan, pertenakan dan pendampingan pelaksanaan ekonomi kerakyatan. Trubus.ID dapat diakses darimana saja dengan informasi terkini.

Dari beberapa sambutan dan paparan yang disampaikan Ketua pengurus Yayasan Bina Swadaya Sosiolog, Prof. Dr. Paulus Wiroetomo,  mengingatkan Yayasan Bina swadaya memulai dengan wirausaha sosial, bukan sekedar bisnis tapi bisnis yang memberikan solusi atau pemecahan masalah bukan justru menjadi masalah. Dalam bisnis, modal dan sumber aya manjusia menjadi dua hal yang jika penanganannya salah malah akan menjadi bencana.

Yayasan Bina Swadaya dari awal berdiri, bertekas bagaimana menjadikan modal dan SDM sebagai kekuatan. Maka pemberdaya masyarakat harus berjiwa seni karena seniman bekerja dengan rasa dan kreativitas. Hal itu juga dikuatkan oleh pernyataan pendiri Yayasan Bina Swadaya, Bambang Ismawan yang dalam sambutannya mengatakan " sampai saat ini Bina Swadaya masih akan terus fokus pada pemecahan permasalahan sosial.

Bersama pendiri Yayasan Bina Swadaya, Bambang Ismawan
Pada acara ulang tahun ke 50 Yayasan Bina Swadaya juga diluncurkan buku berisi catatan jejak perjalanan Yayasan binsa Swadaya berjudul PALUGADA yang ditulis Eka Budianta. Rekam jejak 50 tahun yang dapat menjadi pembelajaran bagi semua orang.

7 comments:

  1. Produk-produk yang dihasilkan itu semakin menarik karena ada cerita hebat di baliknya ya, buncha..

    ReplyDelete
  2. wiihii... majalah favorit bundaku nih. asyik ya sekarang ada digitalnya :)

    ReplyDelete
  3. Saya kemarin sempat cobain alat musiknya tuh bun.Salah satu kelebihannya lebih ringan dari gitar dan bass pada umumnya.

    ReplyDelete
  4. Orang-orang luar biasa yang banyak bekerja untuk sesama. Memang mesti diangkat nih perjuangan mereka supaya menginspirasi dan memotivasi kita-kita :)

    ReplyDelete
  5. Wih keren,..
    mantep banget mbak

    ReplyDelete
  6. Kerennya lagi setiap nominasi yang menerima penghargaan Trubus Kusala Swadaya mendapat kesempatan juga untuk menjual dan memamerkan produk kreasi & inovasi mereka di acara ini :)

    ReplyDelete
  7. Majalah yg sering jd candaan. Kini mjd lbh profesional dan smg sukses selalu.

    ReplyDelete