Imunoterapi kanker, Teknik Pengobatan Baru, Harapan Pasien Kanker





Cancer Immunotherapy: 
The Power of Today, The Promise of Tomorrow.

Tema yang diusung Forum Edukasi Media yang diselenggarakan  Roche, perusahaan  yang merupakan pelopor global dalam bidang farmasi dan diagnostik. Bertempat di sebuah hotel di Jakarta (25 Juli 2019) Mengenal imunoterapi penyakit kanker, yaitu teknik pengobatan yang mengandalkan kekebalan tubuh manusia.Teknik pengobatan baru yang menjadi harapan baru pasien  dan keluarga pasien kanker. Termasuk saya.

Minggu lalu, kakak saya baru saja operasi pengangkatan Payudara,  karena kanker.  Mendengar hasil biopsi kakak, positif stadium 3, dan dokter langsung menyarankan untuk diangkat,  ada kekecewaan yang mendalam. Ini penyakit kok jahat banget ya. 





Saya punya dua keponakan yang meninggal karena penyakit kanker. Memang dalam rentang waktu berbeda. Tahun 2009 dan tahun 2013. Tapi tetap saja, "rasa" itu nggak enak. Belum hilang rasa dingin dan ketakutan yang menyergap tubuh, tiap kali membesuk dua keponakan di RS Kanker Dharmais.

Bukan cuma suasana lorong dan kamar di RS tapi juga wajah-wajah kami antar bersaudara yang suram dan muram. Melihat si pasien, merintih dalam kesakitan. Oh ya kanker itu penyakit yang menyakitkan. Rintihan dan derita pasien adalah penderita kami, keluarga yang mendampingi.

Menghadiri Forum Media edukasi, jujur saya mengharapkan "keajaiban". Dua kali kehilangan keluarga karena kanker, sudah cukup. Saya tidak mau lagi kehilangan. makanya saya seerius menyimak informasinya.

Forum ini menghadirkan dua narasumber:

1. DR.dr. Nina Kemala Sari, SpPD,K-Ger, MPH, 
Direktur dan Keperawatan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) 

2. DR.dr.Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM,M.Epid, 
FINASIM, FACP,RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo.

DR.dr. Nina Kemala Sari, SpPD,K-Ger, MPH, 
Direktur dan Keperawatan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) 
Menurut DR.dr. Nina Kemala Sari, perubahan gaya hidup menimbulkan banyak penyakit tidak menular, seperti kanker. lebih celaka lagi, pasien datang ke dokter saat dalam kondisi parah. Sedikit sekali pasien yang berobat masih dalam kondisi stadium rendah.

Padahal deteksi dini, akan memberi peluang besar untuk sembuh. Kecepatan penangan pengobatan akan memberi peluang hidup lebih besar. Saya jadi ingat salah satu poin dalam GERMAS-Gerakan masyarakat hidup sehat, yaitu Cek kesehatan secara rutin.

Kanker merupakan penyakit mematikan no 2. Ngeri nggak sih?  
Hasil Riskesdas 2018: Prevalensi Penyakit Kanker dan Stroke Meningkat. Kanker tertinggi di Yogyakarta dan terendah di NTB. Situasi dan kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Penyakit kanker juga membutuhkan pembiayaan yang mahal.

Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, kurang aktivitas fisik, serta konsumsi buah dan sayur.

Sejak tahun 2013 prevalensi merokok pada remaja (10-18 tahun) terus meningkat, yaitu 7,2 persen (Riskesdas 2013), 8,8 persen (Sirkesnas 2016) dan 9,1 persen (Riskesdas 2018). Data proporsi konsumsi minuman beralkohol pun meningkat dari 3persen menjadi 3,3persen

Menurut Dr. Nina, kita harus bisa dan mendesak pemerintah untuk meregulasi usia minimum perokok. Di negara tetangga sudah ada batasan. Kita harus bisa dan berani, minimal usia 19 atau 21. Jadi jika di dapati orang merokok sebelum usia itu, perokok maupun yang menjual rokok, harus mendapat sanksi. Saya setuju banget karena yang menderita sakit bukan cuma perokok aktif tapi mereka juga para perokok pasif yang terpapar asap rokok.





Kini selain radiasi dan kemoterapi yang digunakan sebagai metode pengobatan pada pasien kanker, untuk pertama kalinya, hadir di Indonesia atezolizumab imonoterapi kanker.





DR.dr.Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM,M.Epid, 
FINASIM, FACP,RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo
Menurut Dr. dr. Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M. Epid, FINASIM:  Imonoterapi kanker merupakan suatu revolusi yang memainkan peran penting, dalam pengobatan kanker bagi pasien di Indonesia. Nah, Atezolizumab adalah pilihan terapi baru untuk membuat pasien hidup lebih lama, dibandingkan kemoterapi. Ini memberikan kesempatan bagi pasien untuk menjalani kehidupan yang lebih berkualitas,

Sistem imun tubuh berfungsi untuk mendeteksi dan menghancurkan sel “asing” di dalam tubuh dengan mengerahkan sel T.

Sel T terdapat pada kelenjar getah bening, dimana sel T pada kelenjar getah bening akan bertindak sebagai filter zat-zat asing di dalam tubuh.

Imunoterapi kanker bertujuan untuk menstimulasi sistem imun untuk secara spesifik, menargetkan dan membunuh sel kanker.






Jadi perlu diingat Atezolizumab Imonoterapi Kanker.bisa diberikan pada pasien stadium lanjut. Terutama pasien kanker paru dan kanker kandung kemih. Teknik pengobatan ini diberikan pada pasien yang tidak memungkinkan dioperasi karena penyebaran kankernya. atau diberikan pada pasien yang masih memungkinkan dioperasi tapi harus diisolir dulu atau dibatasi penyebarannya hingga bisa dioperasi.

Menurut Dr. Ikhawan, yang tahu metode pengobatan apa yang diberikan pada pasien kanker ya, dokternya. Ada pasien yang sudah mendengar atau tahu metode imuoterapi kanker, nah dokter menjelaskan sesuai dengan kondisi si pasien.

Bicara harga , metode ini masih diteliti sejak dua tahun lalu, makanya dalam harga nggak bisa disamakan dengan metode radiasi atau kemoterapi. tapi demi sembuh apa sih yang nggak akan dilakukan? pasien atau keluarga pasien akan berusaha semaksimal mungkin memberikan yang terbaik. karena itu bagi yang sehat, yuk tetap pertahankan. Mari kita mulai dengan gaya hidup sehat. terapkan GERMAS-Gerakan masyarakat hidup sehat. cek kesehatan secara rutin, perbanyaka olahraga dan perbanyak konsumsi buah dan sayur.





No comments:

Post a Comment