Imunisasi Dasar Lengkap Investasi Generasi Indonesia Emas 2045. Sebagai orangtua, saya punya andil menyiapkan generasi Indonesia Emas. Anak-anak adalah calon pemimpin di masa depan. Karena itu, sebagai orangtua, saya wajib menyiapkan anak, bukan hanya sehat jasmani dan rohani tapi juga harus cerdas. Selain pemberian makan bergizi yang cukup, juga diperlukan pemberian Imuniasasi Dasar Lengkap (IDL). Karena kecukupan gizi dan imunisasi lengkap akan menjadi pijakan awal bagi pertumbuhan tubuh dan otak anak. Saya percaya, anak yang mendapatkan gizi dan IDL akan tumbuh sehat dan mudah mempelajari banyak hal. Saya memiliki dua anak yang sampai saat ini belum pernah sekalipun masuk Rumah Sakit untuk di rawat. Saya, Ibu yang bawel. Saya sangat bawel dalam hal kedisiplinan, kebersihan dan makan. Saya, rela belajar memasak dan mengenali jenis makanan yang disukai anak-anak. Saya percaya kedisiplinan yang diterapkan sejak dini, akan membentuk kepribadian yang baik. Kebersihan dan makanan, erat kaitannya dengan kesehatan. Dua anak saya, memilki kesukaan makanan yang berbeda. Si Sulung, sejak kecil sangat pemilih dalam hal makanan. Sebaliknya Si Bungsu bisa menikmati semua jenis makanan tanpa masalah.
Ya, memang tidak ada anak yang sama, maka saya mengurus mereka dengan cara yang berbeda sesuai sifat masing-masing. Misalnya jika akan berpergian, saya memastikan Si Sulung sudah kenyang dari rumah, karena akan sulit memberi makan jika dijalan, mengingat ia sangat pemilih. Sebaliknya Si Bungsu karena bisa makan apa saja, sangat mudah dan praktis. Sejak kecil saya mewajibkan makan berbagai jenis sayur-sayuran. Untuk yang satu ini, saya boleh berbangga karena kedua anak saya hampir semua jenis sayuran mereka bisa makan. Tapi saya agak gagal dalam mengenalkan buah. Karena sampai sekarang Si Sulung cuma suka buah pepaya dan jeruk. tapi saya bisa melengkapi kebutuhannya dengan suplemen tambahan. Oh ya membersamai anak, juga termasuk pemenuhan kebutuhan rohani, bisa di baca di siniMenjaga dan menyiapkan anak sehat dan cerdas disipakan sejak 1000 hari pertama. Dihitung sejak anak masih dalam kandungan. Oh ya, bukan hanya calon anak yang perlu diperhatikan kecukupan gizinya tapi juga ibu yang mengandung, perlu mendapatkan gizi, vitamin dan akses layanan kesehatan. Ibu sehat, diharapkan melahirkan bayi yang sehat juga. Pentingnya Gizi bagi ibu hamil bisa di baca di sini.
Saat ini, bisa dibilang sangat mudah terutama di kota besar mendapatkan akses informasi. Orangtua harus mau belajar dan menjadi cerdas. Terutama dalam hal mencai informasi. Sebagai pedoman untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang bisa menggunakan Tumpeng Gizi seimbang sebagai rujuakan.
Menurut Plt. Dir. Pengelolaan Imunisasi, Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine, imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. (Sumber:) Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap berguna untuk memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit- penyakit yang berbahaya. Dengan memberikan lmunisasi Dasar Lengkap sesuai jadwal, tubuh bayi dirangsang untuk memliki kekebalan sehingga tubuhnya mampu bertahan melawan serangan penyakit berbahaya (Sumber:)
Lalu bagaimana jika anak belum lengkap imunisasi dasarnya? Menurut Pakar Kesehatan Anak, Prof. Dr.dr. Soedjatmiko, SpA.(K).MSi, Kejar saja. Lengkapi yang belum lengkap. Dalam webinar Pekan Imunisasi Dunia, 11 April 2022 yang diselenggaran Kemenkes dengan tema: Sehat kini dan Nanti, Bersama Kita Imunisasi, Prof. Soedjatmiko mengatakan, bagi anak-anak yang imunisasi dasarnya belum lengkap, silahkan dilengkapi.
Jika orangtuanya lupa, sudah imunisasi atau belum, menurut Prof Soedjatmiko, ya berikan lagi. Karena semakin banyak imunisasi yang diberikan, maka stamina anak makin baik. Pada Imunisasi yang pertama, imun tubuh anak meningkat tapi pada rentang waktu tertentu akan turun lagi. Maka perlu diberikan imuniasi kedua atau lanjutan. Setelah diberikan imuniasi kedua, umumnya imun tubuh lebih stabil. Makin kuat jika diberikan imuniasi selanjutnya sesuai peruntukan. Jadi tidak benar kelebihan imunisasi akan membuat imun tubuh anak menjadi rentan.
Dokter spesialis anak konsultan dr. Arifianto, Sp.A(K) mengatakan imunisasi kejar merupakan upaya memberikan imunisasi kepada individu dengan sebab tertinggal satu atau lebih dosis vaksin dari yang seharusnya diberikan. Pelaksanaanya bisa bersamaan dengan jadwal imunisasi rutin atau pada kegiatan imunisasi khusus. Lebih lanjut dr, Arifianto mengatakan: “Ketepatan waktu imunisasi harus tetap terjaga karena imunisasi itu selain harus ikut dengan jadwal yang ada, sebisa mungkin harus tepat waktu. Ini penting terbukti dengan ketepatan waktu imunisasi sesuai jadwal tingkat kekebalan itu akan tercapai terhadap PD3I dan secara luas akan mencegah terjadinya wabah,”
Berdasarkan laporan data imunisasi rutin bulan Oktober 2021, cakupan imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4% dari target 79,1%. (Sumber) data ini agak menyedihkan karena masih lumayan jauh dari target. Saya sebagai orangtua, mengharuskan diri untuk memberikan IDL karena buat saya, sakit baik diri sendiri atau bagi anak-anak adalah menurunnya kualitas hidup. Bagi orang dewasa membuat tidak produktif sedangkan bagi anak-anak, selain mereka menderita, juga terganggu tumbuh kembangnya yang dapat mempengaruhi pada kehidupan selanjutnya. Oh ya memberikan IDL pada anak adalah memberikan apa yang menjadi hak mereka. Setiap anak berhak mendapatkan yang terbaik dalam hidup mereka termasuk layanan kesehatan. Untuk memberikan IDL pada anak, suport sistem juga diperlukan baik dari keluarga inti dalam hal ini pasangan atau keluarga besar. banyak kepala, banyak pendapat. Tidak selalu sama tapi berusaha untuk memberikan informasi dan pengertian, mengapa imunisasi diperlukan.
Dalam kehidupan sehari-hari, saya termasuk orang yang beruntung karena memiliki suport sistem. Baik dari pasangan maupun dari keluarga besar. Salah seorang kakak saya, dipercaya mengelola Posyandu. Keberadaan Posyandu Garuda yang dikelola kakak saya, memudahkan kedua anak saya mendapatkan IDL. Karena setiap jadwal imunisasi, saya pasti dihubungi. Termasuk saat pemberian vitamin A pada bulan-bulan tertentu. Terkadang terasa sebagai gangguan, apalgi kalau informasi diberikan saat saya bekerja. Tapi saya tidak marah karena saya percaya tujuannya baik.
Secara umum ada 2 pemberian imunisasi lewat vaksinasi, pertama vaksinasi program pemerintah dan yang kedua vaksinasi pilihan.
Berikut jenis imunisasi rutin lengkap terdiri dari ;
1. Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Usia 0-11 bulan :
• HB0 1 dosis
• BCG 1 dosis
• DPT-HB-Hib 3 dosis
• Polio tetes (OPV) 4 dosis
• Polio suntik (IPV) 1 dosis
• Campak Rubela 1 dosis
2. Imunisasi Lanjutan Baduta pd anak usia 18-24 bulan :
• DPT-HB-Hib 1 dosis
• Campak Rubela 1 dosis
3. Imunisasi Lanjutan Anak Sekolah Dasar/sederajat pd Program Tahunan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
• Campak Rubela dan DT pd anak kls 1
• Td pada anak kls 2 dan 5
Pemberian IDL juga membantu pemerintah meringankan pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan. Karena biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk memberikan layanan kesehatan dari APBN, sangat besar.
Menkeu Sri Mulyani memaparkan alokasi anggaran kesehatan mengalami peningkatan signifikan di masa pandemi ini, dari Rp113 triliun di tahun 2019, meningkat menjadi 172 triliun di tahun 2020 dengan Rp52 triliun dialokasikan untuk penanganan COVID-19, Rp312 triliun di tahun 2021 dengan Rp190 triliun untuk penanganan COVID-19, serta Rp255 triliun di tahun 2022 dengan Rp116,4 triliun adalah untuk penanganan COVID-19.
Untuk tahun 2023, lanjut Menkeu, pemerintah memperkirakan COVID-19 tidak lagi menjadi faktor sehingga belanja kesehatan untuk non COVID-19 akan menjadi lebih penting. Oleh karena itu, pemerintah meningkatkan belanja kesehatan non COVID-19 dari Rp139 triliun di tahun ini menjadi antara Rp193,7-Rp155 triliun. (Sumber)
Jika tiap keluarga bisa menjaga anggota keluarganya tetap sehat, akan sangat membantu pemerintah. Anggaran kesehatan bisa dialihkan untuk mengentaskan kemiskinan, misalnya. Atau membangun sarana dan prasarana lainnya, seperti gedung sekolah, jembatan atau jalanan.
Pada perjalanannya, pemberian IDL memerlukan sosialisasi. Di antara kawan-kawan saya, ada yang anti vaksin. Bertahan tidak mau memberikan imunisasi karena percaya vaksin yang disuntikan justru virus penyakitnya. benar, vaksin itu, virus tapi yang dilemahkan, gunanya untuk memperkuat imun tubuh. Sayang pada kelompok yang percaya vaksin adalah sumber penyakit, diperlukan kemampuan informasi dan kemampuan menjelaskan yang lebih baik.
Namun adanya juga yang menjadi anti vaksin karena KIPI. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah gejala medis yang dapat terjadi setelah vaksinasi/imunisasi yang diduga terkait dengan vaksinasi/imunisasi yang diberikan. Umumnya KIPI bersifat sementara dan ringan, serta akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Tapi jika KIPI nya parah atau bahkan hingga meninggal, ada Komnas KIPI yang menjadi wadah untuk menangani masyarakat yang terkena KIPI.
1. Bagi masyarakat penerima vaksin yang mengalami KIPI segera melaporkan ke Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan (faskes).
2. Hasil pelacakan dilaporkan ke Pokja/Komda PP-KIPI untuk dilakukan analisis kejadian dan tindak lanjut kasus.
3. Apabila ditemukan dugaan KIPI serius, faskes melaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota untuk dilakukan pelacakan.
4. KIPI yang meresahkan dan menimbulkan perhatian berlebihan masyarakat, harus segera direspons, diinvestigasi dan dilaporkan melalui website resmi di alamat: http://keamananvaksin.kemkes.go.id. (Sumber:)
Menurut Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari , Kipi ada dua, Kipi serius dan non serius.
Tatacara pelaporan melalui web
keamanan vaksin dapat dilihat pada
Buku Pedoman:
https://bit.ly/jukniswebkipi
Formulir KIPI, KIPI Serius &
Investigasi dapat diunduh di :
https://bit.ly/formkipi
Lebih lengkapnya bisa di cek di sini
Karena Media memiliki peran besar dalam penyebarluasan informasi seputar IDL baik yang baik dan menginformasikan juga hal-hal yang tidak benar terkait pemberian IDL.
Berdasarkan Fatwa MUI.l 2016/2028 Imunisasi hukumnya boleh. Hukumnya wajib jika penyakitnya bisa mencegah sakit berat atau mematikan. Oh ya pemberian vaksinasi beberapa jenis juga diperbolehkan. Ada yang namanya Penta bio, 5 vaksin sekali suntik nggak ada masalah. bahkan lebih hemat dan praktis.
Ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam membantu menyebarluaskan informasi seputar IDL. Kepada orangtua yang ragu memberikan imunisasi pada anak atau tak mau ikut vaksin Covid-19 tanyakan, mengapa? Berikan empati, diedukasi, sesuai keraguan. Beri penjelasan, apa itu bahaya penyakit, juga manfaat vaksinasi. Berikan informasi dengan bahasa yang mudah dan fakta yang venar, kalau vaksinasi itu aman. Dan penting menyentuh hatinya dan infokan jadwal vaksinasi. Kerjasama dan andil semua masyarakat menciptakan situasi yang kondusif, akan memberi hasil yang baik.
Mari kita siapkan anak-anak kita menjadi generasi Emas 2045 dengan memberikan IDL. Terkait vaksin Covid-19 dan booster, mari dapatkan. bukan demi kesehatan diri tapi juga mewujudkan kewajiban warga negara membantu pemerintah mengentaskan pandemi covid-19 agar masyarakat tetap terjaga kesehatannya. Salam sehat