Suatu hari di Sorong, Papua Barat


BANDAR UDARA JEFMAN. Kalau menilik dari namanya "Jefman" pasti di ambil dari nama orang asing. Mungkin Belanda, dugaan saya. Pertamakali menginjak kaki di Bandara ini, sumpah salaman saya gak nyangka letaknya di sebuah pulau kecil.

Sehari sebelumnya saya berangkat dari Jayapura bersama Mba Tati dan Desi dari TMT dan Jim analisnya NDI. Ya, kami ke sini dalam rangka study penelitian kualitatif Focus Group Discussion. Saya sebagai moderator.

Ketika pesawat akan mendarat, saya takjub melihat indahnya permandangan. Pulau-pulau kecil nampak berwarna hijau bagaikan hiasan yang mempercantik permandani laut yang berwarna biru. Ketika mendarat dan akan mengambil bagasi sempat terjadi miss communication. Saya dan teman-teman tidak tahu untuk mencapai hotel kami masih harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan motor boat .Kami pikir,sudah mendarat, ya pakai taxi. Ternyata bandara Jefman hanya sebuah pulau kecil yang terdiri dari landasan dan sebuah bangunan untuk menunggu keberangkatan.

Saya tentu sangat terkejut ketika bagasi diambil porter yang penduduk asli yang langsung berlari menuju motor boat. Kami bertiga berlari-lari mengejar si porter. Karena selain baju, tas berisi pekerjaan. Kalau dibuat film pasti seru banget, tiga perempuan mengejar lelaki penduduk lokal, berambut keriting hanya bercelana pendek dan telanjang dada, memikul koper dan tas. 


Sampai di tepian landasan, tas dan koper kami dilempar ke motor boat. Dengan kesal, kami bertiga mengambil kembali tas dan koper. Porter dan beberapa orang lain, memandang kami. Entah apa arti pandangan mereka. Dengan napas yang masih memburu kami kembali mendekati pesawat. Sementara Jim, yang hanya membawa backpack dan aman dipunggungnya, senyum-senyum melihat kami. 

Setelah dijelaskan barulah kami merasa lega tapi jga jengkel. Karena ternyata motor boat itulah taxinya, taxi air. Masa sekolah dulu, saya memang mempelajari ada angkutan darat dan angkutan laut. Tapi sumpah tidak terbayang angkutan air itu taxi air. Dalam benak saya, angkutan air ya kapal laut. Duh, dodol banget deh. Motor boat inilah angkutan umum/taxi air di Sorong. Beberapa kali motor boat berhenti dibeberapa pulau untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Setelah hampir satu jam kami tiba di pulau dimana hotel kami berada.

Ada perasaan deg-degan, takjub dan bingung. Saya yang terbiasa di Jakarta dengan angkutan darat mulai dari becak, ojek, angkot, metro mini, bus, Trans Jakarta dan taxi di Sorong merasakan motor boat sebagai sarana angkutannya. Terlepas dari semua itu, saya gembira tidak semua berkesempatan mendapat pengalaman seperti ini. 

No comments:

Post a Comment