API HARAPAN MEMBANGUN TEKAD

Minggu lalu aku melakukan perjalanan dinas ke kota Semarang dan Kota Medan. Mulanya melakukan perjalan keluar kota sebagai perempuan yang juga istri dan ibu dari dua orang anak terasa berat. Namun suport dari suamiku, sungguh merupakan kekuatan yang besar untuk membuktikan aku mampu mengemban tugas perusahaan.

Ini pekerjaan perrtamaku setelah pertengahan Februari lalu aku di PHK dari tempat dimana aku sudah bekerja selama empat tahun. Tanpa aku mengirimkan lamaran pekerjaan, sebuah perusahaan yang merupakan pesaing dari tempat kerjaku dulu, memberi kesempatan padaku untuk membuktikan kemampuanku.

Aku percaya kesempatan tak datang dua kali. Karena itu aku tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Tak lupa aku juga berterima kasih pada kawan yang merekomendasikan aku. Pada kesempatan pertama bertemu dengan pimpinan perusahaan tersebut yang juga perempuan, aku langsung merasa akrab dengannya. Ia menyapaku dengan nama kecilku, mulanya aku canggung karena jarang orang yang baru bertemu pertama kali denganku langsung menyapa dengan nama kecilku. Itu juga yang membuat aku merasa “klik” nyambung!

Tanpa aku perlu “menjual” diriku, kami langsung ngobrol seputar pekerjaan. Memang ia ingin melihat langsung kemampuanku. Oh yah, pekerjaan yang aku dapatkan sama dengan pekerjaan di tempat kerjaku dulu. Kebetualan pekerjaan yang aku kuasai tidak banyak di kuasai orang lain. Pekerjaan ini bagiku lebih mirip ajang ekpresikan diri dalam berdiskusi.

Yah, pekerjaanku adalah memandu diskusi sebuah kelompok yang terdiri sekitar 8-10 orang atau dalam Metode Penelitian dikenal dengan metode kualitatif, Focus Group Disscussion (FGD) Posisiku sebagai pemandu diskusi biasa disebut moderator. Pekerjaan tidak jauh berbeda dengan menjadi moderator dalam ajang diskusi, work shop atau seminar.

Bedanya, dalam FGD jumlah peserta diskusi di batasi minimal delapan dan maksimal sepuluh orang. Harus memiliki kesamaan. Misalnya sama profesi atau sama jenis kelamin atau sama minat dll. Kesamaan ini diharuskan untuk memudahkan jalannya diskusi, sehingga tidak ada yang merasa lebih atau merasa kurang. Walau pada perjalanan diskusi pasti ada yang dominan maka, disitulah peran moderator mengatur jalannya diskusi sehingga semua peserta biasa disebut responden mempunyai kesempatan yang sama dalam mengeluarkan pendapat.

Diskusi dalam FGD, dilakukan untuk menjawab apa yang menjadi tujuan dari penelitian. Biasanya tujuan ditentukan berdasarkan permasalahan yang ada. Perbedaan lainnya dengan menjadi moderator workshop atau seminar, pada posisi moderator FGD, maka aku harus berperan sebagai orang dengan pengetahuan topik diskusi nol. Karena aku bertugas menggali sedalam-dalamnya pendapat para responden tanpa diperkenankan terlibat dalam diskusi tersebut.

Dengan latar belakang jurnalistikku, aku tak terlalu sulit menekuni profesi sebagai moderator diskusi. Karena banyak yang mirip seperti ketika aku mewanwancarai seseorang untuk membuat berita pendapat. Jika ketika aku menadi reporter media, sebelum berhadapan dengahn narasumber, aku sudah menyiapkan pengetahuanku yang akan aku gunakan mengorek informasi dari narasumber, maka dalam menjalankan peranku sebagai moderator diskusi, pengetahuan seputar materi diskusi harus selalu aku kembalikan dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta diskusi tanpa memasukkan pendapatku. (Karena memang tidak diperbolehkan).

Dalam pertemuan dengan Bossku yang baru, aku langsung mendapat pekerjaan untuk tiga kota yaitu Jakarta, Semarang dan Medan. Dalam dua tahap. Tahap pertama bulan April ini dan tahap kedua bulan Agustus mendatang. Sungguh aku sangat mensyukuri kesempatan ini. Kekhawatiranku kehilangan pendapatan karena di PHK ternyata tidak terbukti.

Aku bersyukur dan berterima kasih karena ternyata, seleksi alam membuktikan kwalitas pekerjaanku. Karena ketika aku di PHK, aku sempat terpengaruh keyakinan kalau aku memang layak di PHK. Tapi keyakinan itu kini sudah punah. Karena perusahaan yang mempercayai pekerjaan ini padaku, adalah sebuah perusahaan besar yang bonafid. Sayang aku tak bisa menyebutkan nama perusahaan tersebut.

Pekerjaan di tiga kota tersebut sudah selesai, Bossku mengatakan puas dengan pekerjaanku. Lewat tulisan ini, aku cuma mau berbagi, bahwa kehidupan itu bagai roda yang berputar. Kadang di atas kadang di bawah. Kita boleh saja tidak mempercayai kalau bumi itu bergerak. Kita boleh saja merasa kecewa kala apa yang kita inginkan tidak terpenuhi.

Karena memang hidup ini tidak selalu menjanjikan kebahagiaan. Mungkin saja kerja keras dalam berusaha, doa atau harapan kita tak terpenuhi seperti yang kita harap namun satu hal yang pasti, tak ada kesuksesan tanpa kerja keras, doa dan harapan.

Harapan yang hanya setitik mampu membangun tekad, karena itu jangan pernah memadamkan api harapan. Ketika harapan sudah mati maka hidup tak lagi bertujuan. Sebaliknya ketika api harapan membangun tekad, maka niscaya kesuksesan sudah mulai kita tapaki. Apa yang kita yakini bisa menjadi kenyataan dengan berusaha membutikan keyakinan tersebut.

Bila malam menjelang, maka matahari masuk ke perut bumi tapi besok ia akan setia menyapa kita dengan kehangatan Sebanyak apapun beban kehidupan kita, Tuhan tak pernah membiarkan kita tak kuat mengatasinya persoalan tersebut. Bila dalam perjalanan mengatasi persoalan tersebut kita berhadapan dengan dinding tebal, maka carilah pintu keluar. Jika pintu terkunci maka carilah kuncinya, itu tak lain dan tak bukan, semua persoalan selalu ada penyelesaiannya.

Aku sudah membuktikan, persoalan akan ketakuatanku tak memiliki penghasilan tak pernah terbukti karena selalu ada jalan . Tuhan tak pernah menjanjikan hidup berlebihan tapi Tuhan menjanjikan hidup yang tak kekurangan bagi umat yang setia dan berpasrah di dalam Tuhan. (23 April 2007)

No comments:

Post a Comment