MASA ORIENTASI SEKOLAH : ORANG TUA DEG-DEGAN

 

Setiap orang tua selalu ingin yang terbaik bagi anaknya. Walau terkadang cara yang diambil salah. Saya seringkali merasa lebih tahu apa yang diperlukan anak. Kenyataannya banyak hal yang saya tidak tahu. Jadi teringat puisinya Kahlil Gibran “…Anakmu bukanlah anakmu…”. Dengan alasan mencintainya, kerapkali saya memaksakan keinginan. Padahal anak adalah manusia seutuhnya yang punya rasa, kemauan dan hak.  Tidak adil rasanya hanya karena anak, maka tanpa sadar saya menganggap ia milik saya.

Takjub rasanya, tahun ini sulung saya mulai masuk SMP.  Dengan perjuangan yang cukup berat, ia masuk di SMPN 12 yang berjarak lumayan jauh dari rumah. Tapi bukan semata factor jarak yang membuat saya dan papanya, ingin mengantar dan menjemput di hari-hari pertama sekolanya. Tapi lebih karena ingin tahu, apa yang dilakukannya.

Layaknya siswa baru, Bastiaan juga mengikuti Masa Orientasi Sekolah (MOS).  Pemberitahuan MOS sudah diberikan pada hari Sabtu, 14 Juli 2012. Jadi di hari Minggu, saya membantu Bas atau tepatnya Bas membantu saya menyiapkan keperluannya.
Catatan buat orang tua yang nanti anaknya akan mengikuti MOS. Selain minta penjelasan, minta juga catatan apa yang harus di bawa atau apa yang harus dibuat sebagai syarat mengikuti MOS. Jangan sekedar apa kata si anak. Atau hanya mengandalkan catatan. Harus dua-duanya. Dan ingatkan anak untuk minta no telepon kakak pembimbingnya.

Hari pertama: Senin, 16 Juli 2012.  Bas diminta membuat papan nama dari bahan kardus bekas air kemasan dan ditempelkan karton warna-warni. Di sini saya dibuat bingung. Karton warna-warni berarti lebih dari 1 warna. Membaca catatan Bastiaan , depan kuning belakang kuning. Ketika saya minta penjelasan , dengan entengnya Bas menjawab: “Iya ma, aku kok juga jadi bingung?” 

Saya minta Bas untuk sejenak memikirkan waktu perintah itu disampaikan. Sesaat Bas diam dan merenung lalu dia menjawab. Depan hijau dan belakang kuning. Mulailah saya menyiapkan bahan. Lalu di potong. Untuk belum sampai di lem ketika Bas mengingatkan: “Ma, itu bentuknya jajaran genjang yah”. Supaya tidak terjadi kekeliruan, saya meminta Bas menghubungi kakak pengawasnya untuk menanyakan ukuran panjang dan lebarnya. Selesai menelepon, Bas laporan. “Ma, ukurannya kira-kira saja!”
Mulailah saya menggunting, memotong dan menempel. Bagian depan harus di tuliskan nama siswa, asal SD dan kelas. (Bas mendapat kelas VII.6) Di belakang bertuliskan nama kelompok yang sudah ditentukan. Bas mendapat nama kelompok ADIL. Mulailah saya menuliskan dengan spidol hitam lalu pasang tali. Apa yang terjadi?
“Fotonya ditempel dimana, ma?” Tanya Bastiaan santai.
“Foto apa kak?” tanya saya terkejut.
“kan kemarin aku sudah bilang, harus ada foto aku sama tukang nasi goreng. Jawa bastiaan. Ala mak, sudah jam20.00 malam. Buru-buru saya ganti baju, bawa bb dan mengajak bas ke tukang nasi goreng yang mangkal tak jauh dari rumah.
“Ma, rambut aku harus dipakaikan gel dan dibelah tengah” Kata Bastian. Sayapun mengambil Gel dan memakaikan ke kepalanya Bas. Persoalannya Bas berambut model crew cut (ala militer) dan punya user-usre 3, jadi rambutnya tidak bisa di belah tengah. Saya memaksakan dengan gel banyak dan dibuat seklimis mungkin agar belah tengahnya terlihat.

Bas terlihat ogah-ogahan. Saya  tahu, ia malu tapi saya mengatakan, “Tidak perlu malu karena berlaku pada semua siswa baru, walau syaratnya beda-beda”. Sampai di tukang nasi goreng, saya minta ijin dan memberitahukan kalau ini salah satu syarat tugas sekolah. Yah ampun, Bas sembunyi di belakang pohon dan tidak mau mendekat. Mula-mulanya ia masih tersenyum, saypun menanggapinya dengan tersenyum.
Ternyata Bas bersikukuh tidak mau difoto dengan rambut klimis belah tengah bersama tukang nasi goreng, 

Akhirnya kamipun pulang. Saya jengkel dan marah. Tapi saya tidak bisa memaksa. Akhirnya saya mengirim sms pada papanya yang masih belum pulang. Papanya baru masuk rumah saya langsung memberitahukan, waktu itu sudah jam 23.00 malam. Papanya lebih sabar, Bas yang sudah tidur dibangunkan dibujuk, diberi pengertian. Entah Bas paham atau takut yang pasti Bas bangun. Kembali saya memberi gel dirambut Bas dan menyisirnya lagi.

Untung tukang nasi goreng masih buka. Kali ini papanya yang minta ijin. Papanya ikut sekalian foto, saya yang mengambil fotonya. Sampai rumah anaknya naik tidur, saya dan papanya menyelesaikan papan nama Bas.

Hari kedua Selasa: 17 Juli 2012.
Pulang MOS hari pertama Bas, saya tidak di rumah. Soalnya menghadiri Launching bukunya Meuthia Rizky dan lanjut acara Kompasiana Blogshop Social Media For Citizen Journalism di Pusat kebudayaan kedutaan America. Sampai rumah sudah pk. 22.00. Tugas untuk MOS hari kedua tidak susah Cuma membuat surat cinta/puisi cinta untuk ditujukan kepada kakak yang disuka. Bas bilang puisi saja. Buat si mama itu urusan mudah. Koleksi puisi si mama ada banyak di blog. Si mama sudah memberitahukan Bas untuk cuek dan lebay kalau di suruh membacakan puisi tapi syaratnya kakak yang dipilih harus cantik. Yang dipilih Bas namanya sama dengan nama panggilan si mama: Icha. (I…Chakep)

Hari ketiga, Rabu 18 Juli 2012.
Setiap hari anak-anak sayabangun jam 04.30 pagi. Berangkat jam 05.30. Tiba di rumah kalau sudah belajar normal sekitar jam 14.40 siang, Tapi karena ini baru awal tahun ajaran baru, mereka sampai di rumah jam 13.00 wajar kalau mereka sangat lelah. Ini baru hari kedua setelah libur panjang. Siklus tubuh mereka masih menyesuaikan lagi. Sehabis makan siang saya hanya bertanya sedikit mengenai tugas besok karena Bas sudah mengantuk berat.  Bas bangun sudah lewat magrib, dia memberitahu besok harus membawa tanaman si pucuk merah. Papanya searching di google untuk mencari tahu tanaman apa si pucuk merah ini? Nama tanamannya Oliana. Pucuknya memang merah.
Tapi cari kemana? Sementara malam terus bergulir Saya berpikir dimana ada  tukang kembang?   Lagi-lagi cari di google. Ada tukang kembang di meruya utara. Pergilah papanya dan Bas membeli si pucuk merah. Ketika kembali Bas senang. Papanya mengingatkan kalau pucuk merah tidak ada, kamu bawa pucuk harum (teh) kalau pucuk harum tidak ada cukup bahwa pribahasa: Pucuk dicinta ulam tiba. Bas dan adiknya Van, tertawa geli mendengar saran papanya.
Bas  Bangun pagi jam 04.30
“Mama sudah siapkan air puding?” tanya Bas dengan mata masih mengantuk. Si mama nyaris berteriak.
“Apaan lagi sih Bas?”
“Kan kemarin aku sudah bilang, musti bawa air puding” jawab Bas.
“Yah tidak begitu dong Bas. Semalem kita sibuk cari pucuk merah, Bas kan harus sekalian bilang. Bukan jam segini baru kasih tahu!” Ujarku.
“Air puding itu apa?” tanya papanya
“Minuman berjeli seperti Okky jelly Drink!” Jawab Bas. Untunglah tidak susah di cari. Si OJD bisa di beli diperjalanan menuju sekolah.
“Mama ikut ke sekolah?” tanya Bas sebelum masuk kamar mandi.
“Untuk apa?’” tanya saya heran
“Menghadiri penutupan MOS” Jawab Bas.
“Papa saja” .
Pulang sekolah Bas tersenyum senang dan memberitahukan kalau Bas terpilih sebagai Siswa Peserta Masa Orientasi Terfavorite. Bas mendapat piagam penghargaan dan dikalungi syal oleh kepala sekolah dan ketua Komite sekolah. Saya menyambut dengan pelukan dengan rasa senang. Terbayar sudah kerepotan 3 hari.


Beberapa istilah yang digunakan:
Oli cair = Coca cola
Ciki lebay = Lays
Air sabun = Pocari sweat
Ciki genteng = Chitato
Perkedel America = Nugget
Ratu perak = Silver queen, 

Tapi biasanya tidap sekolah berbeda-beda. Moga-moga ini bisa jadi pembelajaran buat orang tua yang tahun depan anaknya masuk SMP. (19 Juli 2012)

No comments:

Post a Comment