Salon Thailand? Siapa Takut?





Dua bulan yang lalu saya terkejut melihat salah satu adik saya, berwajah lebam. Saya pikir korban Kekerasan dalam Rumah Tangga. Ternyata bukan. Adik saya seorang dokter dan menjadi pimpinan di salah satu cabang Rumah Kecantikan (Asli Indonesia). Wajahnya lebam karena sedang menjadi kelinci percobaan dalam metode pengencangan kulit wajah dengan tehnik jahit wajah.

Rupanya ia tengah mendapatkan pelatihan langsung dari ahlinya. Ahlinya di datangkan langsung dari LN. Ketimbang sekedar menyimak pelatihan, ia menawarkan diri secara sukarela menjadi kelinci percobaan. Alasannya, dengan merasakan langsung di kulit wajahnya, ia bisa mengetahui dengan pasti rasa sakit dan jarum-jarum yang keluar masuk kulit wajahnya. Ini juga untuk mendapatkan kepercayaan klien, bahwasannya ia melakukan “jahit wajah”, melewati proses “jelek” dan proses akhirnya mendapatkan hasil yang bagus. Kulit wajah mengencang, bentuk wajah bisa di sesuaikan (Misalnya: Ingin membuat kesan tulang pipi lebih naik). Dengan kata lain menjadi bukti langsung.

Kepercayaan adalah hal yang utama. Kepercayaan bisa di dapat  dari beberapa kondisi, yaitu:
1.        
Sertifikat karena sudah menempuh pendidikan yang sesuai,
2.        
Kemampuan atas pendidikan yang sudah di terima.
3.        
Dan jam terbang. Pepatah ala bisa karena biasa adalah pengejawantahan dari ketrampilan seseorang yang di dapat karena terus menerus mengerjakan pekerjaan yang sama, sehingga orang tersebut menjadi ahli di bidang yang ditekuninya.

Berbicara bertebarannya salon-salon Thailand yang mengunggulkan kekuatan “Salon-salon Thailand yang profesional dan mempunyai sertifikat tingkat internasional, menurut saya tidak akan menggeser salon-salon lokal. 

Saya malah berpikir, Thailand memiliki kelebihan lain yang cukup bisa menjadi gangguan bagi usaha di Indonesia. Misalnya Thailand Spa, Thailand Herbal, Massage Thailand bahkan kulinernya. Saya termasuk penggemar kuliner Thailand juga Thailand tea.  Artinya salon hanya salah satu bisnis. Padahal Thailand sudah membangun pencitraan yang luar biasa lewat yang saya sebutkan di atas. 

Ketika saya menemani adik saya, (yang ingin melalukan penelitian mengenai layanan) di salah satu salon Thailand di Jakarta.  Saya menikmati pijat dan lulur. Lulur dengan susu domba. Yang terkenal dengan slogan seputih banci Thailand. Hasilnya biasa saja. Tapi mereka memberikan pelayanan yang memang memanjakan konsumen. Sehingga memberikan kesan kuat untuk kembali lagi menikmati layanan semacam itu lagi. Pelayanan semacam ini juga bisa dierikan salon-salon lokal.  Tetapi salon-salon asing bukan cuma salon-salon Thailand, sudah membangun pencitraan yang kuat lewat jaringan komunikasinya. Dari pelajaran bisnis dan marketing, pencitraan atau membangun merk sangatlah penting. Membangun merk memerluan waktu yag lama dan berkesinambungan. Konsumen sangat mudah tersugesti dengan pencitraan. Ketika konsumen percaya, maka akan susah untuk dialihkan. 

Kita tahu penerapan ASEAN Economic Community (AEC) 2015, perlu diantispasi agar  perusahaan besar bergandeng tangan dengan pengusaha kecil seperti sistem inti plasma pada pertanian. Bukan mematikan usaha kecil yang otomatis akan membuka pemain asing bermain di dalam negeri. Ini sudah terlihat dari persaingan pasar modern.

Menghadapi AEC 2015, pengusaha besar harus memperkuat kaki-kaki pengusaha kecil agar tetap bertahan sehingga menutup kesempatan pemain asing bermain dan merebut pasar dalam negeri.

Tiara Kusuma adalah Organisasi Persatuan Ahli Kencantikan & Pengusaha Salon Indonesia. Bisa menjadi pengendali, pengontrol dan jembatan yang menghubungi salon-salon lokal/kecil dalam meningkatkan kemampuan dibidang pelayanan kecantikan. Pelatihan dan kompetisi yang secara rutin digelar, bisa meningkatkan kemampuan dan kualitas pelayanan. 

Berikut analisa saya:

I.                    Kekuatan:

A.      Salon Thailand professional dengan sertifikat tingkat Internasional
-          Masih banyak masyarakat Indonesia yang LN minded
-          Fakta masyarakat Thailand memiliki kulit putih susu yang halus
(Bahkan nyaris sulit membedakan banci Thailand dengan perempuan asli)
-          Banyak jenis produk kecantikan kulit dari Thailand
-          Produk kecantikannya mudah di dapat
-          Harga terjangkau
-          Mampu memberikan upah kompetitif
-          Jika dalam bentuk warlaba, usaha salon masih banyak diminati pebinis pemula.
-          Mempunyai dana promosi dan marketing
-          Pencitraannya lebih terstruktur dan kuat

B.      Salon lokal:
-          Salon lokal sudah di kelola secara professional
-          Terjamin kehalal-annya atas produk yang digunakan
-          Ada inspeksi mendadak dan rutin dari BPOM
-          Dekat dan lebih bersahaja
-          Produk yang digunakan dikenali
-          Banyak yang sudah  bersertifikat Internasional
-          Banyak  yang memenangkan kejuaraan di bidang tata rambut dan kecantikan
(Ini berarti pengalaman dan kompetensi salon lokal juga sudah teruji)
-          Budaya masyarakat Indonesia masih mencintai produk tradisional
-          Produk tradisional dikemas modern
-          Sistem warlaba membantu dengan cepat memperluas jaringan di masyarakat
-          Promosi dan marketing dilakukan langsung dengan system testimony
-          Tidak terlalu mementingkan pencitraan

II.                  Kelemahan
A.      Salon Thailand professional dengan sertifikat tingkat Internasional
-          Bukan produk asli Indonesia
-          Kehalalan-nya masih tanda tanya
-          Ijin operasional usaha  terkadang juga tidak memenuhi syarat membuka usaha di Indonesia
-          Warna dan Jenis kulit orang Indonesia belum tentu cocok dengan produk Thailand
-          Perbedaan budaya bisa menjadi kendala

       B. Salon Lokal
-          Tidak konsisten menerapkan standard
-          Loyalitas karyawan tidak stabil
-          Mengakibatkan keluar-masuk karyawan tinggi
-          Faktor upah minimum menjadi penyebab
-          Cepat goncang jika ada perubahan sistem ekonomi dan politik
Faktor kekuatan, jika masing-masing bisa meningkatkan maka akan bertahan. Jika tidak mampu ditingkatkan maka   akan gulung tikar. 

Untuk faktor kelemahan. Bagi salon Thailand professional dengan sertifikat Internasional jika tidak segera diantisipasi dengan menerapkan strategi bisnis yang kuat, bisa mejadi penyebab gukung tikar.
Sedangkan bagi salon lokal, kelemahan yang dihadapi masih lebih sederhana. Pembenahan sistem manjemen karyawan dan pendekatan kekeluargaan, bisa memperbaiki faktor kelemahan dan mengubahnya menjadi kekuatan. Pada salon-salon lokal rasa persaudaraan lebih tinggi, dan kondisi tidak mudah mencari pekerjaani bisa dijadikan kekuatan mempertahankan karyawan tentunya dengan upah yang lebih baik juga.

Artinya persaingan bukan pada salon professional dan sertifikat internasional, tapi bagaimana menerapkan pengelolaan tata bisnis yang cermat, jujur dan berkualitas yang akan memenangkan hati konsumen. Apalagi sejak ada UU konsumen, secara hukum konsumen sudah terlindungi. Mengambil hati para konsumen adalah salah satu upaya meningkatkan pendapatan.

Seleksi alam akan berlaku, konsumen makin pandai. Kelak akan memilih pelayanan terpadu yang berkualitas, sesuai dengan nilai yang dibayarkan. Makin banyak salon LN dengan tenaga kerja yang professional bahkan bersertifikat internasional pada akhirnya akan menguntungkan konsumen. Karena memberikan banyak alternative pilihan. Ke depannya, konsumen akan semakin kritis dalam menggunakan uangnya.Salon Thailand? Siapa takut?

-           

2 comments:

  1. wah lengkap, lugas dan berimbang mak! keren banget ulasannya ini....aku suka mak elissa membuat point2 plus dan minusnya..:D

    ReplyDelete
  2. Setuju... detil dan jelas bgt mak. Tp jahit wajah ???? Hiiiii...rasanya gmn ya mak *_*

    ReplyDelete