KAMPANYE ADALAH MASA PACARAN




Ibarat orang pacaran, masa pacaran biasanya masing-masing orang  memperlihatkan sisi positif. Sisi negatif akan terlihat setelah menikah. Begitu pula calon para pemimpin. Saat kampanye mereka akan memperlihat semua hal  baik. Tapi penilaian akhir ada setelah mereka terpilih. Sesal kemudian tidaklah berguna. 

Indonesia akan mendapatkan pemimpin baru saat April 2014.  Pemilihan Umum akan segera dilaksanakan. Saat ini semua mesin pemikir dari partai dan organisasi kemayarakatan sedang bekerja keras.  Berdasarkan pengalaman saya sebagai peneliti  selama 5 tahun di sebuah perusahaan Social, Politic and Marketing Research, saya tahu dengan persis segala sesuatu bisa berubah pada saat penentuan.  

Setiap menjelang pemilihan kepala pemerintahan baik daerah maupun nasional, berbagai lembaga melakukan jajak pendapat (Polling).  Ada 2 tujuan utama, jajak pendapat. Pertama untuk mengetahui peta kekuatan setiap kandidat dan kedua untuk mengetahui harapan masyarakat.

Kalau hasil penelitian digunakan sesuai tujuan, seharusnya hasil akhir akan menjadi positif. Persoalannya tidak sesederhana itu. Karena  sekalipun hasil jajak pendapat mengatakan kandidat A tertinggi akan dipilih masyarakat jika pemilu digelar hari ini, kenyataanya tetap akan berubah pada saat pelaksanaan yang sesungguhnya. Mengapa demikian? Karena hasil sebuah pemilihan umum tidak bisa diketahui secara pasti. Yang bisa diketahui lewat jajak pendapat hanyalah prediksi yang bersifat sementara.

Setiap jajak pendapat yang dilakukan ditentukan:
1.        Siapa pelaksana jajak pendapat tersebut?
2.        Apa tujuan jajak pendapat ?
3.        Metode apa yang digunakan ?
4.        Wilayah mana yang menjadi target penelitian ?
5.        Target responden ?

Dan yang terakhir yang juga sangat penting adalah petugas pengumpul jajak pendapat. Petugas pengumpul jajak pendapat harus bisa mempertanggungjawabkan setiap kuesioner yang ia kumpulkan. Artinya setiap lembar jawaban kueioner adalah benar di jawab oleh responden yang menjadi target penelitian sesuai kriteria yang ditentukan. Tidak ditambahkan dan tidak dikurangi baik kriteria responden maupun isi kuesioner. Jika faktor-faktor diatas sudah dilakukan dengan benar tapi petugas pelaksana tidak melakukan tugasnya dengan benar, maka hasilnya tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Pelaksana jajak pendapat biasanya dilakukan oleh sebuah lembaga independent atau Lembaga penelitian di institusi tertentu. Siapa yang membutuhkan hasil dari jajak pendapat? Bisa perorangan bisa juga lembaga baik swasta maupun pemerintahan.

Tujuan jajak pendapat ditentukan oleh kebutuhan informasi yang diinginkan. Tujuan ini menetukan metode apa yang akan digunakan termasuk cakupan wilayah yang akan ditentukan.
Jika ingin mengetahui  tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk/orang/partai/kebijakan tertentu maka metodologi yang disarankan adalah metodologi kuantitatif.

Tapi jika ingin mengetahui secara detil mengenai seseorang/partai atau kebijakan maka metodologi yang disarankan metodologi kualitatif. Metodologi ini digunakan untuk mengekpolorasi pengetahuan konsumen/pemilih terhadap produk/orang/partai atau kebijakan yang akan dibedah. Umumnya metodologi kualitatif dilakukan terlebih dahulu untuk mencari variable-variabel yang akan diujikan pada metodologi kuantitatif.

Misalnya dari penelitian dengan metodologi kualitatif didapat hasil calon pemimpin harus memenuhi kriteria seperti: Bertanggung jawab, religious, bijaksana, paham persoalan, mampu mengambil keputusan, dll. Maka dengan metodologi kuantitaf dapat dilihat dari unsur-unsur tersebut mana yang paling utama. Bisa disusun berdasarkan tingkat kepentingan. Nanti di dapat hasil, misalnya 52 % masyarakat memilih Paham persoalan sebagai kriteria utama yang harus dimiliki seorang pemimpin.  Pada penelitian kualitatif pula bisa didapat hal-hal apa saja yang dimaksud dengan Paham persoalan, bertanggung jawab, religious dan sebagainya.

Kembali pada  2 tujuan utama, jajak pendapat. Dengan mengetahui peta kekuatan setiap kandidat, maka setiap kandidat tahu dengan pasti apa strategi apa yang harus mereka gunakan untuk mendapat suara pemilih. Bagi masyarakat dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan para kandidat dapat lebih mempertimbangakan siapa yang akan dipilih. 

Begitu pula dengan mengetahui harapan/keinginan masyarakat para kandidat dapat menyusun program kampanye yang sesuai dengan apa yang diharapkan/diinginkan masyarakat. Dan program kampanye ini harus selaras dengan program kerja jika kandidat memenangkan pemilihan. Sedangkan bagi masyarakat lewat jajak pendapat dapat menyampaikan apa yang diinginkan atau diharapkan dari calon pemimpin.

Merealisasikan hasil dari tujuan jajak pendapat akan meluruskan anggapan kebanyakan orang saat ini, yang menilai masa kampanye adalah masa tebar janji. Karena banyak janji kampanye pada saat terpilih janji tersebut tidak direalisasikan.

Bersama tulisan ini, saya mengajak semua masyarakat untuk menjadi pemilih cerdas pada saat akan memilih calon pemimpin baik skala lokal maupun nasional. Pilihlah sesuai hati nurani. Bisa jadi anda sudah mendengar banyak program yang dijanjikan dan melihat banyak kegiatan yang dilakukan para kandidat. Jangan lupa apa yang mereka katakan dan mereka lakukan adalah bagian dari kampanye.

No comments:

Post a Comment