Diingat Kawan Lama, Rasanya "Sesuatu".

Seorang kawan dari jaman kuliah, mengirimkan pesan di FB, berisi pesan minta alamat rumah. Tanpa berpikir panjang, saya membalas dengan menulisan alamat. Beberapa hari kemudian daya menerima kiriman kalendar 2014. Saya mendapatkan dua set kalendar, tiap set terdiri dari kalendar dinding dan kalendar meja.

Saya merasa senang mendapat kiriman kalendar. Pertama benda tersebut memang berguna. Tapi yang utamanya karena kawan lama saya masih mengingat saya.Bagaimana perasaan anda kalau tahu, ada kawan lama yang masih mengingat anda? Perasaan saya senang sekaligus tertampar. Nurani saya tersentak, dan saya bertanya pada diri saya sendiri. Apakah saya juga masih mengingat kawan-kawan lama saya?

Sebagian saya jawab ya, sebagian lagi tidak. Saya manusia biasa yang memiliki keterbatasan termasuk daya ingat. Dari saya kecil hingga usia hampir setengah abad, pasti saya memiliki banyak kenalan. Sejak aktif di jejaring sosial, saya menemukan kembali kawan-kawan SD, SMP, SMA, Kuliah juga kawan-kawan semasa kerja di beberapa perusahaan. bahkan beberapa kenalan yang saya kenal saat melakukan perjalanan dinas.

Bertemu kawan lama berbeda rasanya dengan diingat kawan lama. Bertemu kawan lama, belum tentu dia mengenal kita atau sebaliknya kita yang tidak mengingat dia. Kadang malah menjadi canggung. Tapi diingat kawan lama, rasanya "sesuatu" banget.

Melemparkan saya pada kisah persahabatn jaman kuliah. Usai kuliah, kami disibukan oleh aktifitas masing-masing. Tahun pertama hingga tahun kelima usai lulus kuliah kami masih berkabar. Sebagian besar karena pekerjaan. Berasal dari kampus dan jurusan yang sama, membuat kami masih terkoneksi dalam aktitas pekerjaan. 

Berjalannya waktu, kesibukan berumah tangga, bekerja dan bertemu kenalan baru, lambat laun kenalan-kenalan lama terlupakan. Tidak ada niat sengaja tapi terjadi begitu saja. Perpindahan tempat kerja dan pindah tempat tinggal menjadi dua penyebab utama terputusnya silahturahmi.Terkadang satu dua kawan masih menyampaikan kabarnya. walau sedikit, masih ada berita yang saya terima. Oh dia sedang di luar negeri. Dia sudah tidak bekerja di advertising dan kini berkerja sendiri.

Kawan-kawan lama terutama yang meninggalkan kesan kuat karena hubungan yang terjalin mampu menimbulkan rasa haru dan rindu. Facebook menjadi salah satu alternatif menyambungkan silahturahmi sekaligus melepas kerinduan. Sebuah kebahgiaan bisa bersilahturahmi kembali dengan kawan-kawan lama. ini barangkali salah satu tujuan reuni. 

Tapi bertemu walau hanya secara on line, sudah membuat saya bahagia. Dan salah satu pesannya yang tertulis di kalendar yang dikirmkan pada saya adalah: KAYA BELUM TENTU PALING BAHAGIA TAPI YANG BAHAGIA PASTI  PALING KAYA. Ketika saya tersambung silahturahmi kembali  dengan kawan-kawan lama, saya merasa bahagia. Dan ketika saya merasa bahagia, saya terasadar sudah menjadi orang yang paling kaya. Karena sejatinya kebahagiaan serupa dengan kesehatan, Harta yang tak ternilai, saking tak ternilainya, kita tak mampu membeli. maka ketika kita memiliki kebahagiaan atau kesehatan, pantaslah kita disebut yang paling kaya. Selalulah bahagia, selalulah mejaga kesehatan. Bahagia membuat kita sehat. Saat kita sehat kita akan bahagia. Diingat kawan lama, mampu membuat saya merasa bahagia. Mendorong saya mencari kawan-kawan lama, menyapa dan bertukar kabar. Ternyata, sungguh menyenangkan.


2 comments:

  1. makasih maak dah ngingetin..

    saya jadi tertampar juga neh hahhaaa

    ReplyDelete
  2. Semoga aku juga bisa jadi orang yg kaya ya Mak Icha dengan berbahagia bersama teman2 tercinta. Alhamdulillah, aku jarang diingat sama teman, tapi justru aku yg selalu mengingat mereka hihihii...

    ReplyDelete