Cegah DBD Dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik

Sumber:

Demam berdarah adalah sebuah penyakit yang menakutkan. Jika tidak terindikasi sejak awal dan mendapat pengobatan yang tepat, resikonya meninggal. Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh jenis nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk tersebut bisa menggigit kapan saja, baik siang maupun malam hari. Pada tahun 2015 tercatat sebanyak 129.179 penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia, dimana 1.240 penderita meninggal dunia. 

Beberapa bulan lalu, kami hampir kecolongan. Ibu saya sudah berusia lanjut. Seminggu terakhir terlihat lemah dan terkesan “layu”. Biasanya cerah dan ceria, ini hanya duduk dan terlihat lesu. Sesekali mengeluh mual atau sakit kepala. Kakak dan adik saya yang tinggal serumah dengan Ibu kami, mengira hanya lelah. Mengingat usia Ibu sudah 86 tahun.

Salah seorang kakak saya yang lain datang dan mengajak Ibu beristirahat di hotel. Kami mengira Ibu memerlukan tempat yang lebih tenang. Tapi sebelum ke hotel, kakak saya berinisiatif membawa Ibu ke RS terdekat. Mulanya kami hanya mengira Ibu lelah tapi setelah melalui serangkaian pemeriksaan, betapa terkejutnya kami karena Ibu terindikasi demam berdarah.  Kami tidak peka, kami tidak tanggap. Untunglah masih segera dapat diatasi. Tapi pada masyarakat umum, banyak yang tak tertolong. Mual dan pusing diiringi dengan demam tidak lagi diwaspadai. Banyak yang merasa cukup dengan memberi obat warung, (Obat yang dibeli di warung) yakin penyakit bisa diatasi.

15 Juni  ditetapkan sebagai ASEAN Dengue Day atau ADD. Ditetapkan berdasarkan hasil pertemuan Menteri Kesehatan Negara anggota ASEAN di Singapura, 22 Juli tahun 2010. Pilihan pada bulan Juni karena waktu itu telah terjadi puncak demam berdarah di seluruh ASEAN. Namun sesungguhnya demam berdarah sudah ada di 128 negara di dunia.

sumber: 

Di Indonesia, peringatan ADD  ditandai dengan diselenggarakannya simposium dengan tema  “Bergerak Bersama Cegah DBD Melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik”

Dok pribadi: Elisa Koraag

Menghadirkan narasumber:  Walikota Tangerang Selatan, Hj. Airin Rachmi Diany SH, MH, Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof. Dr. dr. Sri Rejeki Hadinegoro, Sp.A(K) dan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dr. H. Mohamad Subuh, MPPM.


Bersama dengan simposium juga diresmikan Website  http://www.denguemissionbuzz.org, Website ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat  untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Demam berdarah di beberapa negara ASEAN terpilih, termasuk Indonesia. 

Website ini menjadi penting dan sangat diperlukan karena informasi mengenai deman berdarah, mulai dari ciri, pencegahan dan pengobatannya memang masih kurang. Sehingga hadirnya website ini diharapkan bisa menambah sumber informasi seputar demam berdarah. Website  di prakarsai  Asian Dengue Vaccine Advocacy (ADVA) didukung Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan Sanofi Group.

Tingginya jumlah penderita demam berdarah yang meninggal, dianggap sebagai kondisi yang mengkhawatirkan , maka Kementrian Kesehatan menggagas Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Jumantik adalah Juru pemantau jentik. Jumantik bertugas adalah anggota masyarakat yang dilatih dan berperan dalam pengendalian penyakit demam berdarah. Tugas dari Jumantik adalah memantau adanya jentik nyamuk, membuat laporan kegiatan pada puskesmas dan menggerakkan masyarakat untuk menjalankan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN dengan 3 M. 

Beberapa tahun lalu hingga sekarang, media elektronik dan media cetak cetak sering menayangkan atau memuat iklan layanan masyarakat yang berisi pesan untuk meningkatkan kewaspadaan, pada demam berdarah. Terutama di musim hujan. Sayangnya perubahan iklim, membuat cuaca tak dapat ditebak. Bulan Juni yang dulu dianggap sebagai musim panas kini tidak lagi. Hujan masih tercurah dari langit.

Pesan yang sering diingatkan, disampaikan atau disosialisasikan lewat media maupun lewat kelompok-kelompok arisan/pengajian dan pesan dari pengurus RT-RW. Untuk Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN dengan 3M-Menguras, (tempat penampungan air, minimal 3hari sekali) Menutup (dengan rapat tempat penampungan air)  dan Mengubur tapi kata yang ketiga mengubur kini berubah menjadi Mengeringkan. Karena mengubur plastik atau kaleng atau apapun yang dapat menampung air, sudah tidak disarankan, terkait pencemaran lingkungan.


Jika di sebuah rumah ada yang terkena demam berdarah, pengurur RT setempat perlu mengajukan pengasapan/Fogging di wilayah tersebut. Namun sebetulnya demam berdarah dapat dicegah jika semua masyarakat mau melakukan PBHS, pola hidup bersih dan sehat. Dengan PSN-pemberantasan sarang nyamuk. Saya di rumah masih menggunakan abate yang ditaburkan ditempat penampungan air mandi. Saya juga membiakan tanaman yang terbukti mampu mengusir nyamuk seperti lavender, geranium dan rosemary. Selain berfungsi untuk mengusir nyamuk, tanaman berbunga ini juga untuk memperindah taman kecil di rumah.

Pada simposium ini,  Walikota Tangerang Selatan, Hj. Airin Rachmi Diany SH, MH diberi kesempatan memaparkan program sosialisasi 1 rumah 1 jumantik. Tangerang Selatan di bawah kepemimpinan Ibu Airin, berhasil mejadi kota percontohan karena ada 3 RW lewat program 1 rumah 1 jumatik berhasil terbebas dari demam berdarah. Ke depannya program akan diperluas dan Tangsel menarget tahun 2030 bebas demam berdarah.


Program yang sudah dilakukan Ibu Airin di Tangsel dapat dijadikan contoh dan dikuti daerah-daerah lain. Harapannya, demam berdarah dapat dicegah, kesehatan masyarakat meningkat maka ke depannya Indonesia bisa menjadi lebih sejahtera.


“Tulisan ini adalah opini pribadi 
dan didukung oleh Sanofi Group Indonesia”.

2 comments:

  1. Banyak juga yaa sampai 1240 meninggal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mas, makanya jadi ada ASEAN Dengue Day. Dianggap kejadian luar biasa yang harus mendapat perhatian penuh.

      Delete