Lettering dan Doodling Alternatif kegiatan Mengurangi Stress



Cantik ya. Lettering dan doodle di foto di atas, Karya Winda Krisnadefa aka. Emak Gaoel dan Oma Tanti Amelia. Di tangan mereka berdua, menggambar atau menulis indah terihat mudah sekali. Padahal kenyataannya, gak begitu.

Saya menjadi salah satu yang beruntung bisa mengikuti Semeco Digipreneur Day. Saya dan beberapa kawan dari Blogger Cihuy diundang untuk mengikuti workshop Lettering dan Doodling bareng dua emak hebat yang sudah saya sebutkan di atas. Keduanya kawan baik saya, Kalau kawan sakit ya ditengok-abaikan!.

Entah demi apa, saya keluar rumah pk. 06.30 pagi. Ciledug-Smesco emang jauh bo. Berdua Dian, kami naik bus. Catat Naik bus. rasanya ini pertama kali setelah puluhan kali naik ojek on line. Tujuannya bukan berhemat tapi saya ingin ngobrol. selama dua jam di atas bus, saya asyik ngoborl atau lebih tepatnya brain storming, biar Dian tetap ngbelog. Begitu sampai di depan semesco, rugi rasanya kalau nggak take a picture.




Dian tekagung-kagum dengan isi smesco, rupanya ini kali pertama bagi Dian memasuki Smesco. Wajar sih mengingat keterbatasan Dian mengikuti gathring. Dian adalah pekerja pemustaka di perpustakaan SMPN 11, jakarta. Jadi bisa mengikuti gathering blogger kalau akhir pekan saja. Saya senang melihat Dian senang.

Memasuki Galeri Indonesia Wow masih sepi. hanya ada beberapa petugas yang menata produk. Baik baju, sepatu tas dan banyak lagi kerajinan tangan yang indah dan memiliki nilai ekonomi yang lumayan. Memasuki lantai dua, ada beberapa petugas yang mempersiapkan sound sistem dan meja tamu. Saya dan Dian kembali narsis, mumpun belum ada orang. Nggak sampai 15 menit satu persatu peserta workshop berdatangan. Hari ini ada dua workshop yang berjalan paralel. Satu fotografi dan yang satu Lettering & Doodling.



Kartina Ika Sari selaku founder Mitrabranding yang menjadi penyelenggara dan bekerja sama dengan Smesco, membuka acara. Mba Ika, begitu biasa kami memanggilnya, menjelaskan Smesco Digiprenerur Day adalah kegiatan yang digelar  dengan tujuan mengangkat Smesco sebagai wadah UMKM. Jika hari ini digelar workshop fotografi tujuan mengajak netizen untuk memotret produk, agar menjadi terlihat menarik.

Foto yang menarik sangat penting terutama di era digital untuk meningkatkan nilai produk yang dijual secara online. Bahkan Direktur Smesco Ahmad Zabadi mengatakan “Sangat mengapresiasi keterlibatan netizen fotografer dan pegiat media sosial dalam acara Smesco Digipreneur Day. Ini salah satu upaya buat UKM agar lebih kreatif dan inovatif. Karena karya mereka akan diabadikan dan dipromosikan di dunia maya, saluran yang lebih luas lagi dari pemasaran biasa.” 

Bahwa nantinya akan ada 40 pasang sepatu dan tas yang akan menjadi obyek latihan. Mentor fotogarfi kali adalah  Ferry Ardianto dan Bode Boni F untuk fotografi. Lettering oleh Winda Krisnadefa dan Doodling oleh Tanti Amelia. Usai memperkenalkan mentor, Kelas langsung dibagi dua. Perasaan saya sedih, peserta Lettering dan doodling nggak sampai 20. Padahal kuota lebih dari 20. Senang karena kami yang hadir bisa leluasa bertanya dan memperhatikan.

Kelas Lettering dan Doodling dibuka Winda Krisnadefa yang bercerita belajar otodidak dari Youtube. Walau baru setahun, job yang datang sudah lumayan dan yang membeli karya Winda berupa pajangan meja atau pajangan dinding atau mug dengan tulisan cantik berisi macam-macam pesan juga lumayan banyak.

Jangan berpikir jualan dulu ya. Latihan deh. Benar adanya dengan kemampuan lettering dan doodling ini, bisa menambah nilai produk. Misalnya doodling atau lettering di atas t-shirt, mug, tempat tisue, vas bunga, pot bunga, jendela, dinding dan banyak lagi. Tapi sebelum sampai ke sana ada baiknya latihan dan latihan.

Peralatan yang sudah disispakan untuk peserta. Buku kotak-kota yang biasa buat belajar matematika geomtri, kuas, palet dan tinta china untuk lettering. Sedangkan untuk doodle penghapus, pensil, spidol, kertas, cat air.

Lalu apa yang terjadi saudara-saudara? kelaspun mulai rusuh dengan suara-suara, kok gue nggak bisa? Padahal cuma menyapu kertas dengan kuas bertinta china, ke atas dan ke bawah. Ke atas tipis ke bawah tebal. Ke atas diangkat atau di tahan sedangkan ke bawah ditekan. Yang bekerja tangan tapi sampai kakipun ikut tegang.

Cuma buat garis, sudah memaksa kami mengeluarkan banyak energi, keringatan bo! Sementara mentor dengan santai dan terus memberi semangat, ayo coba lagi, gampang kok. Nah loh? Lebih dari dua jam kami belajar menuliskan abjad a-z dengan kuas no 2. Susahhhhhh. Makin kecil no kuas, tulisan akan makin kecil.


Jadi ceritanya lettering atau menulis indah itu bisa menggunakan apa saja. Saya jadi ingat dulu di setrap alm. Papa untuk menulis bagus. Bukan di buku garis tiga tapi buku polos tanpa garis. Minimal tulis nama sendiri. Menulisnya menggunakan pena bertangkai dan dicelupkan ke tinta. Buka dengan pensil, bolpoin atau spidol. Kalau gak trampil tangan bisa penuh tinta bahkan sampai ke baju.

Selain tiu, om saya juga menulis cantik menggunakan bambu yang di belah lalu ujungnya di tumbuk sehingga serupa kuas. Itu digunakan menulis di media panggung. Kalau sekarang bacdrop dengan spanduk. Saya sudah melihat jago-jago menulis cantik ya saat menghias panggung perayaan 17 Agustus. Ajaib rasanya, melihat panggung seperti medan perang dengan poster bertulis penyemangat.

Mak Gaul membenarkan cerita saya, bahwa untuk lettering banyak orang berekperimen. Bahkan ada yang menggunakan ujung kartu kredit. Selama enak dan menghasikan karya yang bagus, sah-sah saja.

Saat pergantian dari lettering ke dooling diselingi Resa dari Kartini Blue Bird. Oh iya, acara lettering dan doodling ini didiukung Komunitas Kartini Blue Bird, yaitu istri-istri karyawan blue bird. Blue bird peduli dengan karyawan dan keluarganya maka sebagai pertanggunga jawaban  perusahaan, memberikan aneka pelatihan bagi istri karyawan agar bisa meningkatkan kemampuan yang bernilai ekonomi. Jadi ada membuat kue, menghias kue, menjahit, lettering juga doodling. Keren ya.

Giliran Doodling, asli kesal banget. Mentornya gampang aja, coret-coret tahu-tahu jadi,. Menurut Tanti, doodling itu kegiatan coret-coret yang menjadi indah. Coba deh renungkan, pernah nggak saat rapat dengan bos dan bos presentasi, otak kita ke mana-mana. Mata menatap bos tapi telinga nggak dengar. Dan lebih gawat lagi otakpun nggak di ruang rapat. Biasanya tangan yang bekerja mewujudkan alam sadar. Nah awalnya doodle lahir dari kegiatan alam bawah sadar. Namun akhirnya dianggap karya yang keren, lalu banyak yang menjadikan doodling sebagai release stress.

Direktur Smesco Ahmad Zabadi mengajak masyarakat mengunjungi smesco: Ayo datang ke Smesco, banyak kegiatan kreatif dan produk karya anak bangsa yang bagus dan berkualitas. !

Ajakan itu wajib diterima. Karena di smesco emang banyak kegiatan yang keren-kren termasuk lettering dan doodling yang saya ikuti. Cuma emang sih nggak cukup minat karena bakat juga menetukan sejauh mana kita bisa menguasai ketrampilan yang diberikan. Jika dengan lettering dan doodling banyak yang bisa merelease stress. Nah kebalikan saya, pas belajar letering dan dooling malah jadi stress. Kayaknya saya nggak bakat kali yah? Bairlah apa kata orang tapi saya senang bisa ikut kelas lettering dan doodling, paling nggak ini menyadarkan saya. Untuk tidak minta gratis.




2 comments:

  1. baru bercakap2 online nih sama mba Tanti ttg doodling yang tiba2 menyerang anak saya, jadi saya tanya2 deh sama pakarnya hehe

    ReplyDelete