Sambutan dr. Erniody SpAn, KIC, M.Kes (Direktur Utama) |
RS. Husada terletak di kawaan Mangga Besar. Sosok bangunan tinggi menjulang, kalau malam, terlihat agak menyeramkan. RS Husada, dulu bernama "Jang Seng Ie", didirikan pada 28 Desember 1924 oleh dr. Kwa Tjoan Sioe dan beberapa teman sejawat serta pengusaha-pengusaha Tionghoa di Jakarta dalam wadah perkumpulan Jang Seng Ie (sekarang menjadi Perkumpulan Husada). 25 Juni 1971 Gubernur DKI Jakarta menetapkan rumah sakit yang memiliki luas tanah 66.764 m2 ini sebagai Rumah Sakit Umum Pusat bagian Utara.
RS Husada merupakan rumah sakit tipe B, dengan kapasitas 311 tempat tidur. Rumah sakit yang beroperasi 24 jam ini memiliki fasilitas ruang rawat inap super suite, suite, VIP Superior, VIP Standard, Kelas I, II, III, ruangan anak, ruangan untuk kebidanan dan penyakit kandungan, ruangan perawatan intensif (ICU/ICCU). Selain itu, RS Husada juga mempunyai unit layanan kesehatan unggulan seperti Unit Pelayanan Diabetes Terpadu, Unit Stroke, Unit Hati dan Saluran Cerna, Radiologi Intervensi dan Bedah Laparaskopik.
Sebelum memberikan sambutan, Direktur Utama RS Husada, Dr. Erniody Sp.An, KIC, M.Kes. memperlihatkan slide yang menampakan bangunan RS. Husada di waktu malam, kini sudah dilengkapi dengan lampu LED, sehingga terlihat berbeda. Ini bagian dari upaya reborn. Ujar, Dr. Erniody. Pada sambutannya, Dr. Erniody, mengatakan: “Menargetkan RS Husada bisa menjadi rumah sakit berstandar internasional. Untuk bisa mewujudkan itu, sudah pasti akan fokus pada peningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada pasien,”. Dr. Erniode memaparkan program dan investasi peralatan medis yang dimiliki RS. Husada.
Peralatan Laboratorium_Pemeriksaan Hematologi
Laboratorium RS Husada melayani pemeriksaan : Hematologi, Hemostasis/Koagulasi, BMP (sumsum tulang), Morfologi Darah Tepi, Agregasi Trombosit dan lainnya. Analisa Cairan Tubuh (otak,sendi,pleura, acites) dan lainnya. Kini RS Husada menghadirkan peralatan yang disebut VITEC, Dengan alat VITEC, hasil pemeriksaan dapat diketahui dalam waktu tiga hari lebih cepat dari alat lainnya. Dengan hasil tes darah yang lebih cepat, maka akan lebih cepat pula pasien bisa ditangani.
3D Panoramic Dental X-Ray.
Sinar X bukan hal baru di dunia kedokteran, setelah sebelumnya digunakan untuk membantu mendeteksi kesehatan tulang dan paru, kini ada Dental X-ray: Alat diagnostik yang berguna membantu dokter gigi mendeteksi kerusakan dan/atau penyakit yang tidak terlihat selama pemeriksaan rutin pada gigi. Berikut adalah manfaat dental X-ray:
- Mengetahui jumlah, ukuran, dan posisi gigi
- Kehadiran dan tingkat karies gigi (gigi berlubang)
- Kerusakan gigi (seperti dari periodontitis)
- Gigi abscessed
- Rahang retak
- Maloklusi gigi
- Kelainan lain pada gigi dan tulang rahang.
Kerap kali masyarakat menganggap sepele perawatan dan pemeriksaan gigi. Padahal gigi tidak sehat dapat menjadi sumber penyakit lainnya. Salah satunya jantung. Kuman-kuman pada gigi bisa masuk ke saluran yang mengarah ke jantung dan kuman gigi bisa tinggal di sana mengganggu kerja jantung.
Dengan 3D Panorama Dental X-Ray, dokter gigi bisa melakukan pemeriksaan menyeluruh dan menginformasikan pemeriksaan dan perawatan lanjutan bagaimana, yang perlu dilakukaan pasien. Kondisi ini sama seperti pada penggunaan alat VITEC pada uji darah. Kecepatan hasil yang diperoleh akan membantu pasien mendapat pemeriksaan lebih efektif dan perawatan lebih cepat. Dengan begitu, harapannya kondisi kesehatan pasienpun bisa pulih lebih cepat.
Program Pengembangan di Tahun 2017
Ambulans transport menjadi ambulans critical
Klinik Sleep Apnoe
Husada Heart Centre
Pusat Bedah minimal invasif
Pusat Endoskopi
Brain & Spine Centre
Pusat Onkologi
Pusat Onkologi Dalam waktu 6 bulan ke depan, RS. Husada akan mulai mengoperasionalkan Pusat Onkologi. Bekerjasama dengan produsen obat kanker, RS. Husada siap menerima pasien kanker. Selain kesiapan pada perlatan dan obat-obatan, RS. Husada sudah menyiapkan satu bangunan khusus untuk pasien kanker rawat inap yang terletak tepat di samping hutan tropis. Bangunan disiapkan dengan mengambil konsep “rumah”, Di mana pasien yang di rawat bisa merasa “seperti” di rumah karena kamar-kamar disiapkan menghadap taman, di sebelah hutan tropis. Sehingga, jika pasien sedikit lebih sehat, bisa setiap saat berjalan di taman, berjemur matahari, menikmati hijaunya hutan dan suara-suara burung.
Hutan yang sudah ada sejak tahun 90 an ini adalah salah satu kelebihan yang dimiliki RS. Husada dan tidak dimiliki RS lain. Dengan luas sekitar 6 Ha, bangunan yang ada hanya seluas 3 Ha. Sisanya di tata dan dibiarkan alami. Sehingga kesejukan sangat terasa. Saat saya berkeliling, “berasa” seolah tidak berada di rumah sakit.
Di hutan kecil di RS. Husada benar-benar alami, beberapa pohon buah tumbuh dengan subur, ada pohon pisang, pohon buah sukun, pohon buah jambu bol, pohon manga, pohon papaya. Hutan kecil yang terlihat cukup rapat itu juga menjadi rumah bagi beberapa jenis burung.
dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS (Direktur Pengembangan) dan dr. Erniody SpAn, KIC, M.Kes (Direktur Utama) |
Menurut Dr. Erniody, selain pada program dan investasi peralatan, RS. Husada menuju perubahan termasuk perubahan manajemen. Perkerutan tenaga medis muda yang handal menjadi prioritas. Saat ini RS. Husada, sudah memiliki banyak dokter muda berkwalitas. Karyawan non medis pun tengah disiapkan lebih baik.
Ke depannya, RS. Husada ingin menjadi sebuah RS yang dekat dengan pasien. Dr. Erniody mengatakan, nantinya petugas RS. Husada diharapkan bisa menyapa pasien dengan keramahan teller bank menyapa nasabah. Karena itu terus dilakukan, perubahan budaya kerja menjadi ramah-senyum-cepat-responsif.
Jujur, saya sudah merasakan kerahaman tersebut. Saya sempat ngobrol santai dengan dokter bedah syaraf, Dr. Subrady Leo SS, SpBS. Bahkan beliau sempat duduk di sebelah saya saat acara pembukaan. Penampakannya yang mengenakan jas hitam, membuatnya tidak terlihat sebagai dokter. Bahkan dari tutur bicaranya, saya seolah ngobrol dengan kawan dekat. Perbincangan mengenai syaraf tidak terasa berat. Saya menangkap kesan, pemahaman masyarakat yang terstigma membuat seolah dokter syaraf, dokter yang menyeramkan.
Saya juga sempat berbincang dengan dokter ahli mata. Dr. Liliani SP.Mata. Beliaupun menjelaskan beberapa problem penyakit mata dengan bahasa yang mudah dipahami. Menjawab pertanyaan kami dengan santai dan senyum tak pernah lepa sdari wajhnya. Buat saya, asyik banget, seandainya semua dokter/tenaga medis mau berkomunikasi dengan pasien dengan gaya “kawan”.
Persoalannya bukan saja mereka dokter-dokter muda yang sudah menjadi ahli tapi kemauan mendengar dan mengerti pasien, terlihat sebagai nilai plus. Karena kadang sebagai pasien, saya sudah memiliki beban tersendiri atas penyakit yang ada. Kalau dokter ramah dan bersahabat, bisa sedikit mengurangi beban.
Ketika baru datang dan akan melakukan regestrasi, saya disapa dengan ramah seorang perempuan yang memperkenalkan diri, sebagai dr. Lipin. Diakhir acara saya baru tahu ternyata beliau Direktur Non-Medis.
Pelan tapi pasti RS. Husada terus melakukan perubahan dengan mempertahankan komitmen tetap berikan pelayanan dan meningkatkan mutu pelayanan.
BOARD OF DIRECTOR
1. dr. Erniody SpAn, KIC, M.Kes (Direktur Utama)
2. dr. Soegiarto Soekidjan, SpKJ, MM (Direktur Medis)
3. dr. Lipin, MPH (Direktur Non-Medis)
4. dr. Dedi Tedjakusnadi, MARS (Direktur Pengembangan)
Note:
Artikel ini juga ada di Kompasiana.
Dokter muda yang sudah menjadi ahli, plus kemauan mendengar dan mengerti pasien, didukung peralatan rumah sakit yang bermutu, sungguh paduan pelayanan yang prima.
ReplyDeletesetdah rs ini...
ReplyDeleteMantap dah rumah sakit ini.
ReplyDelete