Berawal dari Fola Barakati, Tidore Untuk Indonesia




Ya, tulisan ini di awali ketika saya menerima undangan untuk sosialisasi lomba menulis  tentang Visit Tidore. Letak Fola barakati , tempat sosialisasi Lomba menulis Blog, ada di Cibubur yang jaraknya jauh dari rumah saya di Ciledug,. Jauhnya jarak tidak menyurutkan minat saya untuk datang.  3 alasan saya harus datang.
1. Ingin mengetahui tentang Tidore
2. Tidore berada di salah satu dari 4 propinsi  di Indonesia yang belum saya kunjungi
3. Saya sangat mencintai Indonesia

Saya senang, pemerintah dalam hal ini Pemerintah Daerah Kota Kepulauan Tidore, Cq. Dinas Pariwisata dan Budaya, melibatkan blogger. Itu artinya blogger/ penggiat media sosial sudah diperhitungkan  keberadaannya.  Karena bisa saja menggunakan media massa seperti, Koran, tv, radio. Tapi jelas tertulis Lomba menulis Blog. Blogger diberi kesempatan membuktikan kemampuan dirinya dalam mengolah tulisan dan mendapat kesempatan memenangkan perjalanan ke Tidore 6 hari 5 malam.


Membayangkan perjalanan ke Tidore, sempat membuat saya sulit tidur beberapa malam. Pikiran saya melayang jauh ke sebuah tempat nun jauh di belahan Indonesia timur. Kalau saya bebicara dengan beberapa kawan blogger yang menyukai melakukan perjalanan, Indonesia timur selalu masuk dalam daftar target tujuan wisata.


Namun jaraknya yang jauh dari Ibu kota, kebanyakan saya dkk ada di Jawa, Jakarta, khususnya. Membuat agak sulit mewujudkan cita-cita tersebut. Jarak ke indonesia timur jauh, membuat biaya transportasi mahal dan membutuhkan waktu lama.  Saya, seorang istri dan ibu dari sepasang anak yang masih duduk di SMP dan SMA. Sehingga agak sulit kalau pergi dalam waktu yang lama. Untuk merealisasikan waktu melakukan perjalanan ke luar kota, biasanya diakhir pekan atau hari-hari libur. Paling bisa, izin dari suami dan anak-anak di hari Jumat. Jadi kamis malam, cuzzz bisa berangkat.


Kondisi semacam itu dialami banyak kawan-kawan saya, sehingga destinasi ke Indonesia timur walau ingin tapi agak sulit diwujudkan. Bukan berarti nggak bisa. Setelah mengikuti sosialisasi Lomba Menulis Blog Visit Tidore, saya bertekad seandainya tidak menangpun, saya akan menabung dan akan datang ke tidore. Indonesia terlalu indah untuk tidak dikunjungi.

Apalagi di era digitalisasi, di mana saya bebas melihat gambar/foto atau video mengenai semua destinasi wisata Indonesia maupun dunia. Tapi tetap berbeda rasanya melihat gambar/foto atau video dengan datang langsung. Pengalaman langsungnyalah yang membuat hal tersebut berbeda. Dinas Pariwisata dan Budaya Kota kepulauan Tidore yang menggandeng blogger, sejalan dengan tujuan Kementerian Pariwisata yang ingin meningkatkan pengelolaan dan pembangunan pariwisata melalui Go Digital.


Dalam satu kesempatan pertemuan dengan blogger, vlogger dan selebgram, Staf Khusus  Menpar Bidang Komunikasi, Don Kardono, mengatakan:” Satu dari top three prioritas Kemenpar adalah Go Digital, selain homestay desa wisata dan air connectivity atau akses penerbangan udara”. Sumber: 

Indonesia sebagai Negara yang berbentuk kepulauan dan memiliki wilayah air yang luas, menjadi sebuah kekuatan jika dioptimalkan. Go digital dan akses penerbangan udara, harus segera diwujudkan. Karena keterbatasan sarana transportasi, dalam hal ini via udara memang membuat kunjungan wisatawan local dan mancanegara menjadi terkendala. Peningkatan frekwensi penerbangan, bukan hanya meningkatan jumlah kunjungan wisatawan tapi juga meningkatkan banyak aspek seperti ekonomi dan perdagangan, juga pendidikan dan lainnya.


Terbukanya sarana transportasi membuat mudah masuk dan keluarnya wisatawan, akan memberi dampak  besar. Termasuk dengan membuka diri Kota kepulauan Tidore akan menerima dampak. Besar atau kecilnya dampak tersebut bergantung pada kesiapan pemerintah dan masyarakat. Banyaknya kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara, bisa jadi memberi dampak langsung pada perekonomian.  Hotel, rumah makan, transportasi, perdagangan, pelaku budaya,  pengrajin souvenir/ jasa-guide, supir, salon, bank dan banyak lagi.

Agar tidak terjadi gegar budaya, Pemda Kota Kepulauan Tidore sudah harus menyiapakn semua itu termasuk kesiapan masyarakatnya. Kemampuan berbahasa asing bisa menjadi nilai lebih. Di bali, masyarakatnya sudah tidak terpesona melihat sosok bule, sebaliknya masyarakat juga tidak risih/tidak lagi terganggu menjadi obyek pemandangan atau foto para turis asing. Karena Pariwisata di bali memang sudah hidup dan berjalan apa adanya.



Situasi dan kondisi ini akan berbeda. Termasuk perubahan situasi di tempat-tempat wisata. Sampah misalnya. Dalam kunjungan saya ke Belitung, saya menikmati pantai yang indah dan bersih karena memang masih sedikit dikunjungi. Saya datang dari Jakarta yang nyaris tidak memiliki pantai yang ok. Karena pantai di sekitar Jakarta sudah menjadi bagian komersial hotel-hotel. Sehingga masyarakat hanya bisa menikmati secuil pantai.

Ketika bersilaturahmi dengan Dinas Budaya dan Pariwisat Babel dan mendengarkan presentasi dan rencana penggarapan pantai, perasaan saya nggak nyaman. Apa jadinya jika sudah banyak dikunjungi wisatawan, dengan sendirinya akan lahir berbagai kebutuhan. Akses transportasi yang mendekati pantai, toko-toko yang menunjang kebutuhan baik pakaian, maupun makanan. Lalu pembangunan fisik, untuk memfasilitasi, resto, hotel, tempat permandian. Lalu saya kehilangan destiniasi wisata alami yang ditawarkan di awal.



Keindahan pantai, gunung, laut dan alam bawah laut Tidore yang begitu alami, mungkinkan bisa tetap terjaga? Sejauhmana kesiapan mengantisipasi lonjakan kunjungan wisatawan. Karena kita bukan hanya menyiapakn menyambut kedatangan wisatawan tapi juga harus siap menerima kemungkiinan perubahan yang terjadi. Termasuk perubahan budaya. Minum-minuman beralkohol misalnya.

Mendengar berbagai penjelasan tentang Tidore, menguatkan tekad saya untuk datang mengunjungi Tidore. Entah mengapa, saya selalu senang mendengar kisah sejarah tentang asal muasal suatu wilayah atau suatu kerajaan. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Dari ujung   Aceh  darusallam hingga ke ujung Merauke, ada begitu banyak kerajaan. Tiap-tiap kerajaan memiliki kisahnya masing-masing.

Ternate dan Tidore adalah dua kerajaan yang memiliki sejarah panjang baik untuk syiar islam, basis perdagangan dan perang mengusir Spanyol dan Portugal. Terkait dengan perjuangan, hampir semua kerajaan di Nusantara memiliki peran besar “melahirkan” INDONESIA. Tidak ada satu suku bangsa yang bisa meremehkan atau menyombonhgkan sebagai suku yang paling berperan untuk lahirnya INDONESIA. Indonesia adalah representasi dari meleburnya berbagai kerajaan di Nusantara.


Kisah Kejayaan kerajaan Ternate dan Tidore, khususnya Tidore, adalah kisah heroik, sebagai upaya menegakkan yang benar. Upaya melindungi apa yang menjadi hak milik. Baik hasil bumi, maupun masyarakat penduduknya. Ketidakrelaan  melihat hasil bumi berupa vanili, cengkeh, pala, bunga pala, kayu manis dirampok bangsa Eropa, membangkitkan naluri melawan. Bicara destinasi Tidore, bukan cuma keindahan alam. Baik gunung, pantai dan laut tapi juga sejarah  adat istiadat dan sejarah peran kerajaan Tidore dalam memimpin.
Tidore menjadi destinasi wisata budaya,  wisata sejarah dan wisata alam.

Wisata budaya dan wisata sejarah. Dua hal yang terkait erat.  Sejarah masuknya bangsa Arab, bangsa Eropa dan bangsa Cina, telah meninggalkan jejak budaya dalam keseharian masyarakat Tidore. Terutama dalam hal adat istiadat, berdagang, kuliner, tari-tarian dan nilai-niai sosial. Bahkan peralihan dari sebutan raja menjadi Sultan karena diterimanya agama islam.

Keindahan Tidore tidak diragukan, sayangnya informasi mengenai Tidore secara keseluruhan sangat sedikit. Maka tak salah kalau DinasPariwisata dan Budaya Kota Tidore mengadakan lomba menulis Blog dengan hadiah, Kunjungan ke Tidore selama 6 hari 5 malam.  #TidoreuntukIndonesia dan #TidoregoesInternational, harus diwujudkan menjadi nyata.
Luas  Kota Tidore  kepulauan hanya 1.55o,37 km, terdiri atas 8 wilayah kecamatan. Menghafalnya enak nih,  Kecamatan Tidore, ,  Kecamatan Tidore selatan,   Kecamatan Tidore Utara, ,  Kecamatan Tidore Timur (yang nggak ada ,  Kecamatan Tidore Barat) lalu ada Kecamatan Oba, Kecamatan Oba Utara, Kecamatan Oba Tengah dan Kecamatan Oba  Selatan. (Nggak ada Kecamatan Oba Timur dan barat)  Jadi kalau ada ulangan geografi hafalinnya cukup Kecamatan Tidore dan Kecamatan Oba, plus Utara, Timur, Selatan atau Utara, Tengah dan Selatan. Eh masih ada nggak sih pelajaran geografi.
Soalnya karena pelajaran geografi, saya menjadi terobsesi untuk mengunjungi semua propinsi di Indonesia. Sayangnya, gara-gara terus terusan ada pengembangan wilayah, saya jadi belum komplit mengunjungi Indonesia. Propinsi yang belum saya kunjungi, Aceh Darusallam, Maluku Utara, Ambon, Kalimantan Utara. Karena Tidore berada di propinsi Maluku Utara, maka saya bertekad harus menang dalam Lomba Menulis Blog ini.  Upaya menyemangati diri sendiri. Nulis jelang DL aja, ingin menang. #Toyor kepala sendiri.


Tidore memiliki destinasi wisata yang sangat banyak. Salah satu yang ingin saya kunjungi tentu gunung yang ada digambar uang kertas rupiah nilai seribu. Gunung itu bernama Kie Matubu berada di Pulau Maitara. Dari puncak  Kie Matubu, hamparan pulau-pulau Maitara, Hiri, Halmahera, Mare, Moti, Makian terlihat seperti permata yang bertaburan.  Itu bayangan dikepala saya, kan saya belum ke sana jadi cuma punya bayangan doang.
Pesona Pantai, laut dan alam bawah laut Tidore menawarkian keindahan yang nggak bisa saya bayangkan. Secara lihat foto-fotonya di IG Visit Tidore bikin mupeng, mau mampus. Selain itu, istana sultan dan saat sultan menerima warga juga menjadi destinasi wisata yang ingin saya lihat. Saya lahir besar di Jakarta belum pernah melihat hal semacam itu. Juga benteng, air terjun dan banyak lagi, kalau saya sebutkan, cuma mengulang apa yang tertulis di press release maupun di Wikipedia.



Kuliner, sudah pastilah saya akan berwisata kuliner. Sea food akan menjadi target utama, termasuk mencoba Papeda. Saat di Fola Barakati saya sempat bersalaman dan berfoto dengan Sultan Husain Syiah. Jika ada umur dan kesempatan, semoga saya bisa mengunjungi beliau diistananya di Tidore.

Intagram VisitTidore

Twitter @VTidore

3 comments:

  1. Mdh2an bisa k Tidore y bunca bs explore cobain kuliner nya

    ReplyDelete
  2. Impian mami pergi ke Tidore semoga terwujud ya, MI. Keindahannya memang senantiasa membuat kita pingin pergi ke sana, sekaligus mengenal adat dan kebudaayaannya

    ReplyDelete
  3. aku juga pengeeeeen banget ke sana mba...cantik banget ya sepertinya..

    ReplyDelete