Wisata, Belanja, Memasak Bersama Kriya Indonesia dan Honestbee

Astri Damayanti, Founder Kriya Indonesia. Ibu Ari dari Museum Tekstil dan
Miss Fani, relawan. Dok: Kriya Indonesia


Berwisata di Museum Tekstil Indonesia, berbelanja menggunakan jasa layanan Honest Bee, lalu demo masak oleh Jun. Ketiga kegiatan itu diselenggarakan oleh Kriya Indonesia. Ketiga kegiatan itu yang saya ikuti pada Sabtu, 26 Februari 2017. Kebetulan penyelenggaranya Kriya Indonesia, yang foundernya Astri Damayanti, sudah lama saya kenal. Beliau salah satu blogger yang handal. Tapi jauh lebih handal mengelola Kriya Indonesia.



Acara dimulai dengan sapa dan sambutan Founder Kriya Indonesia, Astri Damayanti, lalu  salam dari pengelola Museum Tektil Ibu Ari,  dan penjelasan Aplikasi jasa layanan belanja dari perwakilan Honestbee.com


Honestbee merupakan layanan belanja dan pengiriman on demand untuk kebutuhan sehari hari berbasis online asal Singapura, sudah dilaunching Januari 2017 di Jakarta. Honestbee.com lahir karena adanya kebutuhan dari masyarakat. Sehingga Honestbee  sebuah aplikasi jasa layanan belanja diciptakan untuk memfasilitasi kebutuhan gaya hidup masyarakat urban. Era digitalisasi melahirkan banyak peluang. Honestbee hadir untuk membantu.

Perubahan cuaca yang tidak menentu dari cerah menjadi hujan, membuat berbelanja kebutuhan jadi terganggu. Atau sulitnya mencari lahan parkir, kadang membuat kita enggan singgah belanja. Bahkan antrian yang mengular, sering membuat saya meninggalkan kereta belanja dan memilih pulang. Tapi kini ada jasa layanan belanja dari Honestbee. Yang membantu membelanjakan kebutuhan berdasarkan pesanan yang bisa dilakukan dari gadget di tangan.

Mau belanja dari mana saja bisa. Karena kurir Honestbee, akan mengantarkan langsung ke alamat yang kita tentukan. Saat acara Wisata belanja di Museum Tekstil Indonesia, Para peserta mendapatkan voucher Honestbee yang langsung bisa digunakan. Sebagian besar peserta adalah perempuan yang hobi belanja, Maka belanja dengan menggunakan aplikasi Honestbee, menjadi pengalaman yang mengasyikan.

Aplikasi bisa diunduh lalu daftarkan email dan password. Tentukan area pengantaran, maka aplikasi akan mencari tempat belanja terdekat. Saat ini Honestbee baru bekerjasama dengan 17 Transmart Carefour. Ke depannya sedang dijajajaki kerjasama dengan beberapa supermarket besar lainnya. Setelah teridentifikasi supermarket terdekat, maka dipersilakan pilih daftar belanja. Daftar sudah disusun sesuai direktori di supermarket. Selesai memilih, maka akan keluar daftar belanjaan dan harga serta total nilai belanjaan.






Saya tidak berbelanja saat di museum tekstil. Saya belanja dua hari kemudian dengan menggunkan voucher HALOJAKARTA, berupa potongan Rp. 75.000 dengan minimal belanja Rp. 300.000. Usai saya melakukan tahapan demi tahapan belanja dengan aplikasi Honestbee, lalu saya mendapat email konfirmasi, daftar belanjaan. Usai menerima email, sesaat sebelum jadwal pengantaran saya mendapat telepon lagi untuk konfirmasi alamat pengiriman,. Menurut penjelasan CS yang menghubungi saya tanpa konfirmasi ini, belanjaan tidak akan di kirim. Jadi usai belanja di aplikasi, tetap standbye dengan HP sehingga mudah dihubungi, jadi tidak akan ada penundaan pengirimanan barang. belanjaan.

Para peserta Wisata belanja mendapatkan voucher, jadi tinggal memasukan kode voucher. JIka nilai belanja sama dengan nilai voucher maka semua belanjaan menjadi gratis tapi kalau nilai belanja lebih besar dari nilai voucher, silahkan bayar selisih harga pada kurir yang mengantar belanjaan. Jam-jam pengantaranpun bisa dipilih. Honestbee sangat memahami aktifitas konsumen. Bagi Ibu-ibu yang mengantar atau menjemput anak, pengantaran belanjaan bisa dipilih usai menjemput anak. Usai para peserta mendapat bimbingan belanja dengan menggunakan aplikasi Honestbee, kemudian melihat-lihat koleksi wastra/kain di dalam Museum tekstil.


Dok. Tika Samosir


Entah sejak kapan tapi wisata museum sudah menjadi salah satu destinasi wisata. Mungkin sekitar 10-15 tahun. Dulu ke meseum saya ikuti hanya saat karyawisata masa sekolah. Itupun museum-museum umum seperti Museum Nasional, dan Museum Satria Mandala. Saat  remaja saya mengunjungi museum yang dikelola swasta seperti Museum Adam Malik dan Museum Jenderal Achmad Yani. Saat ini Museum Adam Malik sudah tidak ada tapi Museum Jenderal Ahmad Yani masih ada.

Berwisata ke museum sebetulnya bukan sekedar mempelajari sejarah. Selama ini citra yang terbentuk, museum adalah tempat menyimpan benda-benda jadul. Memang benar tapi bukan sekedar benda-benda jadul. Pada benda-benda purbakala itu, tersimpan catatan sejarah kehidupan di masa lampau. Jika ingin mengenali asal diri, baiknya berkunjung ke museum.


Pada kenyataannya Jakarta memiliki sangat banyak museum,  di bawah Dinas kebudayaan dan Pariwisata.  Museum Tekstil, salah satunya. Mulanya gedung museum tektil di bangun di awal abad 19 milik warga negara Perancis yang dijual ke Kosum Turki di Jakarta. Lalu tahun 1942 berpindah tangan ke Dr Karel Christian Crucq, warga negara asing yang mendukung perjuangan masyarakat Indonesia. Maka bangunan ini digunakan sebagai Makas “Perintis Front Pemuda” dan Angkatan Sipil dalam mempertahankan kemerdekan RI. Karena itu bangunan ini terdaftar sebagai bangunan bersejarah.

Tahun 1962 diakuisi Departmene Sosial yang digunakan sebagai kantor lalu diubah menjadi asarama karyawan. Tahun 1975, secara resmi tanah dan bangunan diserahkan ke Pemerintah DKI Jakrta oleh Menteri Sosial. Gubernur Ali Sadikin lah yang memutuskan menadikan Museum tektil karena menimbang pentingnya melestarikan tradisi tekstil di Indonesia. Sumber: 

Lahirnya museum tekstil tidak lepas dari kesadaran sekumpulan orang yang kemudian membentuk sebuah yayasan guna melestarikan tekstil. Kesadaran akan perlunya melestarikan tekstil agar generasi yang akan datang tetap mengenali berbagai jenis tekstil yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia. Koleksi dasar atau koleksi pertama Museum tekstil  yang terdiri dari 500 tekstil bermutu tinggi di dapat dari sumbangan Himpunan Wastraprema (Masyarakat Pecinta Tekstil). Koleksi-koleksi tersebut didedikasikan untuk pelestarian dan penelitian.


Maka beruntunglah saya dan kawan-kawan lain bisa masuk , melihat dan mempelajari bermacam-macam kain. Saat saya kunjungi, sedang diselenggarakan pameran Batik Pesisir. Berpuluh-puluh batik dari wilayah Indonesia bagian pesisir dipamerkan. Semuanya memiliki keindahan yang berbeda-neda. Masing-masing motif menggambarkan tradisi di wailayah masing-masing. Ada batik tiga negeri, motif yang tergambar terbagi dalam tiga bagian, masing-masing mewakili negeri tersendiri. Aatau Batik motif pagi sore. Di mana bagian pagi lebih terang dan bagian sore lebih gelap. Tiap-tiap motif menceritakan kisah tersendiri.

Guide yang menjelaskan, seorang perempuan berkebangsaan Perancis yang begitu fasih menceritakan kisah dibalik tiap lembar kain batik. Jika wara negara lain bisa bergitu mencintai kain-kain asli Indonesia, sudah sewajarnya saya mempelajari dan mencintai, bukan hanya memandang indah tapi juga menggunakannya dalam aktifitas se hari-hari. Kain-kain yang tersimpan di museum tekstil bukan cuma batik tapi juga songket bahkan daluang. Kain yang terbuat dari kulit kayu.



Di balik setiap lembar wastra yang terjalin dari ribuan benang, memiliki kisah tentang kehidupan, tentang peradaban manusia. Karena itu mempelajari setiap lembar wastra yang ada adalah mempelajari jejak keberadaan masyarakat asli Indonesia. Di sana tergambar kegiatan keseharian yang merupakan produk budaya. Tiap-tiap nilai sosial tergambar di masing-masing motif yang menceritakan tentang kesopanan, gotong royong juga rasa syukur pada sang Maha Kuasa. Wastra yang ada bukan sekedar penutup tubuh tapi lebih dari itu adalah jejak peradaban yang nilai moralnya bisa menjadi pegangan hidup.


Demo Masak bersama @Resepdapurayah



Usai menikmati begitu banyak wastra-wastra yang dipamerkan, acara dilanjutkan dengan demo masak oleh Jun. Kawan baik saya ini, ayah dari dua anak, hobi memasak sehingga salah satu akun media sosialnya @Resepdapurayah berisi hasil masakannya. Saya sudah mencicipi hasil olahan tangan dinginnya.

Siang yang cerah dipelataran teras belakang museum tekstil, Jun memamerkan ketrampilannya mengolah bahan makanan dengan resep-resep hasil pelajaran dari almarhumah Ibunya yang dulu memiliki catering. Hmmm, terbukti, memasak bukanlah ketrampilan berbasisi gender. Memasak bisa dilakukan baik oleh lelaki maupun perempuan.

Jun mendemokan dua resep. Ayam rica-rica dan puding srikaya gula merah. Yang saya tangkap dari demo masak Jun adalah pesan Jun, agar jangan takut menggunakan banyak bumbu. Tidak perlu menggunakan penguat rasa, cukup gula dan garam. Untuk ayam, pilih ayam jantan yang kenyal. Sebelum di bumbu diungkep terlebih dahulu sehingga, daging ayam sudah lunak. Jadi pada saat proses memasak dengan bumbu tidak terlalu lama.
Usai menumis bumbu hingga harum, masukkan ayam lalu beri air, saat air asat, bumbu sudah meresap ke daging ayam, dan aoma harum  tercium, pertanda masakan sudah siap di santap. Secara keseluruhan ayam rica-rica ala Jun, tidak jauh berbeda dengan yang biasa saya masak. Cuma kalau saya masih ditambahkan dengan daun kemangi.

Sedangkan Puding Srikaya gula merah, mengingatkan saya pada almarhum Ayah Mertua. Beliau berasal dari Gorontalo yang biasa menikmati puding srikaya dengan nasi kuning. Puding srikaya biasa hadir saat hari istimewa seperti Ulang tahun atau Idul fitri. Mencium aroma puding srikaya ala Jun, mengantarkan ingatan pada alamrhum ayah mertua saya. Dari beliaulah saya mengenal puding srikaya buatan Ibu mertua.


Senang bisa hadir di acara Wisata belanja, pengalaman yang seru dan menyenangkan. Keseruannyanya dapat, wawasannya nambah dan kenyang. Moga Kriya Indonesia membuat kegiatan serupa dengan acara yang lebih seru lagi. Usai demo masak, peserta gembira menyambut datangnya kurir Honestbee.

6 comments:

  1. Seru bun ! Kapan2 yuk bikin wisata ke museum2 brg hehehe...

    ReplyDelete
  2. Buncha Emang heeeitssss

    ReplyDelete
  3. Ternyata seru juga ya bunca, memadukan antara piknik di museum, belanja & demo masak?

    ReplyDelete
  4. Asyik nih bisa wisata plus belanja, piknik hati piknik kantong yak hihi

    ReplyDelete
  5. Wahh seru banget ya bun..wisata, belanja, dan demo masak.. Refreshing yg oke banget 😊😄

    ReplyDelete
  6. Seru Juga ia kalau bisa Wisata Edukasi sambil Belanja ....
    lebih Greget kalau banyak Promo Promo dan acara lainnya ...

    ReplyDelete