Pemilihan Deterjen Tepat Bikin Usia Pakaian Lebih Panjang



Tahukah anda, memilih deterjen yang tepat, menjadi bagian dari turut serta  memperpanjang usia pakai baju tersebut.  Ya iyalah, males nggak sih, kalau mau pakai baju, eh warnanya sudah kusam. Model masih ok, masih ngepas di badan tapi warnanya sudah pudar.

Jujur nih, saya salah satu orang yang gemar belanja, kalau pakaian , apalagi yang saya suka, tapi karena salah deterjen atau karena penyimpanan eh warnanya pudar sehingga terkesan kusam.  Jadi kalau baju kesayangan dengan warna tertentu sudah pudar dan kusam, pastinya saya menjadwalkan untuk membeli lagi. Terus baju lama yang sudah pudar warnanya di kemanakan? Saya  jadikan lap.

So klin, meluncurkan White & Bright.

Menurut Joana Elizabeth Samuel, Marketing Manager Fabric Care. PT. Sayap Mas Utama (Wings Group). So Klin mengeluarkan produk So Klin White & Bright dng Teknologi OPTICAL BRIGHTENER YG gabungkan deterjen formula khusus yang ampuh atasi noda sekaligus pertahankan keaslian warna. Bahkan bikin warna lebih cerah.

Nah artinya dengan menggunakan deterjen yang bisa mengatasi noda dan kotoran serta mempertahankan keaslian warna, saya jadi bisa mengurangi belanja pakaian. Anggarannya bisa digunakan untuk hal lain.

Jakarta Fashion, Food Festifal kembali di gelar di The Forum Mall Kelapa gading 3. Saya diundang menghadiri talkshow dengan tema:

"Be Sustainable, Be Fashionable"

Bahasanya keren banget ya? Lebih kurang artinya bagaimana mengikuti fashion tapi tetap berkesinambungan dan berkelanjutan. Artinya bagaimana busana-busana yang kita kenakan bisa lebih lama dikenakan. Soalnya, limbah fashion itu lumayan menyeramkan. Saya jadi teringat ketika mengunjungi sebuah daerah yang terkena banjir. Banyak masyarakat menyumbangkan pakaian. Ketentuan sumbangankan baju layak pakai. Eh ternyataa acara sumbang menyumbang pakaian, dijadikan kesempatan membuang  pakaian. Jadi Relawan pengumpul bantuan mengadapi gunungan baju bekas yang tinggi dan nggak layak pakai, alias sampah.



Apakah cuma itu? Ya enggak limbah fashion dari pabrik dan toko, sama banyaknya. Diobral itu bukan solusi loh. Limbah fashion nggak Cuma busana sudah jadi tapi sisa kain, benang, kemasan dan lain-lain. Berorientasi pada mengoptimalkan busana untuk meminimalkan limbah menjadi perhatian serius banyak orang/institusi. Maka jadilah tema "Be Sustainable, Be Fashionable"

Talkshow di pandu pembawa acara kocak yang juga Brand Ambassador So Klin, Indi barend. Suasana langsung menjadi hangat dan meriah. Suara, pembawaan, pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi, membuat Indi barend, asyik dan seru dalam memandu TalkShow. 

Bahkan para narasumberpun ikut tersenyum. Mereka adalah:

1. Patrice Desilles, Academic Head ESMOD Jakarta
2. Diandra dari Komunitas sadari sedari
3. Joana Elizabeth Samuel, Marketing Manager Fabric Care. PT. Sayap Mas Utama (Wings Group).



Indi menyapa narsum Pertama, dengan bahasa inggris, eh Patrice Desilles, malah menjawab dengan bahasa Indonesia. Ternyata walau berasal dari Perancis, beliau sudah lama tinggal di Indonesia. Indi menanyakan pendapat Patrice Desilles mengenai topic hari ini. Menurut Patrice Desilles, Suistanable bukan fashion tapi Gaya Hidup. Di Perancis, masyarakat sudah sangat peduli dengan meminimalkan limbah. Termasuk limbah fashion. Selain harga di sana memang lumayan mahal untuk busana.

Indi dengan gayanya yang kocak mengatakan, wah bagaimana dengan dirinya yang hobi belanja? Untuk belanja fashion selalu ada alasan. Untuk ke pengajian, untuk menyelaraskan dengan tas & sepatu ataupun yang sedang trend. Patrice Desilles mengatakan, sesungguhnya ada cara lain, untuk mengurangi belanja pakaian. Salah satunya dengan daur ulang.

Ya ampun, jadi daur ulang bukan Cuma plastic saja. Pakaian juga bisa. Dalam kesempatan ini, Patrice Desilles memperlihatkan beberapa busana daur ulang. Ada yang dari atasa putih terkena noda, diwarnai ulang lalu dibuat atas baru. Sedangkan jacket tak terpakai bisa jadi bawahan. Bahkan celana jeans bekas Patrice Desilles, pun diubah menjadi baju yang bisa dipakai lagi.



Memang diperlukan kreativitas dan keseriusan. Busana-busana daur ulang itu nggak Cuma untuk pakaian sehari-hari yang terkesan casual. Siswa ESMOD, memanfaatkan 34 jacket jeans dari toko yang nggak terjual dan mengubahnya menjadi baju bagus untuk cocktail party.

Lah bagaimana dengan yang nggak kreativ? Balik lagi sama niat dan tujuan. Kita peduli nggak sama lingkungan? Kalau peduli, usaha dong, bagaimana mengurangi limbah fashion. Termasuk mengurangi belanja baju baru. Selain pemborosan, kalau belanja baju terus, lama-lama lemarinya bisa nggak cukup lagi.

Nah Diandra dari Komunitas Sadari Sedari menawarkan solusi cakep. Baju-baju lama layak pakai bisa disumbangkan ke Komunitas Sadari Sedari. Nanti relawan komunitas akan memilah. Sebagian pakaian-pakaian itu diberikan pada yang memerlukan dan sebagian dijual kembali. Hasil penjualannya didonasikan pada yang memerlukan.







Selain disumbangkan, kita sebetulnya walau nggak kreativ-kreativ banget bisa melihat di youtube, cara membuat baju lama jadi baru kembali. Bisa diwarnai ulang, digambar atau diberi aplikasi, bisa ditambah asesories lain. Usai talkshow, pengunjung diajak  mengikuti workshop mendaur ulang. Pakaian. Pengunjung yang hadir kebanyakan perempuan, kelas workshop menjadi ramai dan seru, pulang dengan hati hgembira dapat ilmu dan dapat wawasan keren. 



No comments:

Post a Comment