Selamat Ulang Tahun, Bang Hei Latief di Amsterdam

18 Juni 2007

Wah, ulang tahun lagi yah?
Banyak peristiwa yang terjadi dalam kehidupan setiap orang. Dua peristiwa tiap tahun yang selalu aku ingat dalam hidupku adalah ulang tahunku dan saat aku melahirkan.

Yang pertama, senang karena banyak ucapan selamat, doa, kado, kue-kue yang enak dan makanan lezat. Serta berkumpul dengan keluarga serta teman-teman.
Demikian juga yang kedua,

Bedanya dua peristiwa itu, pada peristiwa yang kedua aku baru merasakan makna kehidupan yang aku terima dan jalani dari peristiwa yang pertama. Artinya aku baru tahu, betapa dulu orang yang melahirkan kita sesungguhnya menerima Anugerah besar dengan taruhan jiwanya.

Ketika lahir dan di sambut dengan rangkaian doa dan syukur serta kebahagiaan orang tua dan keluarga besarrnya, aku belum tahu situasi itu dan belum bisa merasakan semua itu.

Giliran aku yang melahirkan (Soalnya gue perempuan yg dapat anugerah atau dipercayakan Tuhan bisa melahirkan) rangkaian doa dan syukur itu lahir dari hati yang paling dalam. Menerima anugerah yang tak bisa diukur. Diikuti tekad yang pada akhirnya adalah kata lain tanggungan/beban memelihara apa yang sudah dipercaya Tuhan menjadi orang tua.

Menjadi orang tua kan sebuah pilihan tapi menjadi anak kita tidak bisa memilih. Kelak siapa yang akan menjadi orang tua kita adalah mistery Sang Pencipta.

So, tidak ada kata lain selain Selamat Ulang Tahun (Karena tahun kelahiran yang berulang)
untuk Bang Heri yang di berikan kesempatan sampai di waktu kelahirannya di tahun ini.
49 tahun bukan waktu yang sebentar untuk mengukir kisah dalam sebuah perjalanan hidup.

Aku percaya siapapun orang-orang yang di pilih Bang heri untuk bersama-sama mengukir kisah hidup atau sekedar turut merasakan kisah hidup Bang Heri, pastilah mereka orang-orang Bang Heri kasihi dan mereka yang mengasihi Bang Heri. Selamat juga buat mereka yang menyertai kehidupan Bang Heri.


Sisa jalan di depan masih panjang
luas membentang
Seribu kisah masih bisa terjadi
dan mungkin terjadi

Kala kaki ini melangkah ke depan
berharap tapak-tapak yang ditinggalkan
bisa memberi makna dalam kehidupan
untuk saat ini dan terus berkelanjutan

Hingga tak ada lagi beda ada dan tiada.
Karena jauh lebih bermakna
kala karya kita berdaya guna
Bagi kehidupan di dunia fana

Asah jiwa dan nurani biar makin bersinar
Agar alampun bernyanyi dan semua jiwa bergetar
Karena setiap karyamu mampu memberi arti
pada setiap insan yang memiliki hati.

Icha Koraag, 18 Juni 2007

Teriring salam dari Frisch, Bas dan Van.
Salam kami sekeluarga untuk Bang Heri, Mba Mira dan keluarga

No comments:

Post a Comment