Apotik Hidup, Lapis Pertama Penjaga Kesehatan keluarga


Indonesia sangat kaya akan ramuan obat tradisional. Bisa dibilang Indonesia surga tanaman herbal. Ya, apotik hidup menjadi andalan untuk pencegahan bahkan pengobatan di awal sakit. Bahkan lagu dari Koesplus- Jiah ketahuan deh gua angkatan siapa. Syairnya berbunyi: Tongkat dan kayu jadi tanaman. Mengacu pada bambu, dan ubi kayu. Bambu muda alias rebung, ubi kayu/singkong, umbi dan daunnya juga bisa di makan. Lempar saja tongkat dan kayu ke tanah yang subur, maka akan menghasilkan sesuatu yang bisa di makan. Makan adalah pencegahan pertama agar tidak sakit. Makan cukup bisa membuat tubuh kuat. 

Bicara apotik hidup/tanaman obat keluarga, saya jadi merindukan rumah masa kecil saya. Rumah dengan halaman depan dan belakang yang dipenuhi tanaman. Tanamana daun mangkok yang menjadi perdu menutupi pagar, sangat nikmat di masak dengan santan dan otak sapi. Tanaman Gedi, mirip dengan daun singkong tapi tak berumbi. Pohon papaya, buah dan daunnya jadi santapan keluarga.

Saya jadi teringat sebuah program yaitu FAITH-Food Always in The Home. Dari halaman kita bisa mendapatkan bukan hanya bahan makanan tapi juga obat-obatan. Pandan, kemangi dan sereh, juga menjadi tumbuhan yang selalu ada di halaman. Termasuk belimbing wuluh dan jeruk nipis.

Rasanya dulu, saya nggak mengenal sebutan apotik hidup/tanaman obat keluarga (Toga) karena apa yang ditanam dihalaman ya ditanam begitu saja. Artinya, saya nggak tahu, apakah kedua orangtua saya punya tujuan tertentu menanam tanaman-tanaman tersebut. Karena saya tidak melihat awal ditanamnya. Tapi akhirnya membentuk kebiasaan, jika habis memakan papaya, biji-bijinya di semai di halaman. Cuma papaya. Kalau pandan, kemangi dan sereh, mati lalu tumbuh lagi. Kalau pohon jeruk nipis, nggak mati-mati.

Makanya hingga saat ini, saya sangat suka teh dengan teh sereh dan teh jeruk nipis. Sejak kecil saya terbiasa meminumnya tanpa tahu manfaatnya, Yang terasa cuma enak saja. Enak diminum hangat maupun dingin. Ketika saya searching, ternyata teh sereh dan teh jeruk nipis (lemon tea) manfaatnya besar banget.

Manfaat teh sereh: Mengatasi kembung, mengeluarkan racun (detoks) Menghangatkan tubuh (sangat diperlukan pada saat tensi darah rendah) menghilangkan bau badan. Bicara bau badan, sejak saya kecil, Ibu saya membiasakan kami mengkonsumi kemangi. Ternyata kemangi member efek menghilangkan bau bada. Bukan sombong, kami sekeluarga nyaris tidak ada yang berbau badan. Kalau saya masih menggunakan deodorant dan parfum karena saya ingin ketika orang berdekatan dengan saya, mencium keharuman. Soalnya saya juga senang dekat dengan orang yang mengeluarkan aroma keharuman.

Anak saya dua-duanya memiliki aroma bau badan yang bikin pusing kalau menciumnya. Harus diakui, saya gagal membiasakan mereka makan sayur terutama kemangi. Begitu pula kedua anak saya nggak suka teh sereh atau teh jeruk nipis. Mereka cukup teh manis/madu. Teh susupun mereka nggak suka
Ketika saya menikah dan mengenal kebiasaan Ibu Mertua, ternyata beliau peminum jamu sejati. Nyaris tidak pernah bersentuhan dengan obat medis. Saya ingat kalau anak-anak batuk, Ibu mertua memberikan rebusan daun kara. Atau perasan jeruk nipis dengan kecap. Dan kebiasaan Ibu Mertua terbawa pada anaknya-suami saya.

Cuma rumah kami tidak berhalaman, jadi ngak punya apotik hidup. Di rumah mertua di kawasan Bogor, halamannya luas. Ibu Mertua memang memiliki apotik hidup. Berbagai tanaman obat ada di sana. Seperti kumis kucing, mahkota dewa, daun binahong, mengkudu, sereh, jahe, pandan, kemangi bahkan cabai dan tomat.

Buah jatuh emang nggak akan jauh dari pohonnya, kondisi ini memaksa saya juga mengikuti kebiasaan tersebut. Kedua anak saya termasuk suka minum jamu. Terutama yang ringan seperti beras kencur dan kunyit asem.  Kedua jenis ramuan ini, mudah dibuatnya. Namun jujur saya lebih suka beli di tukang jamu. Bukan malas, cuma demi kepraktisannya saja (Ngeles kayak supir bajaj)

Buat saya, apotik hidup/tanaman obat di halaman rumah penting dan perlu dikembangkan.  Yang susah, mengusir rasa malas berkebun. Semoga suatu hari, saya bisa memiliki apotik hidup/tanaman obat keluarga.

1 comment: