Transaksi Dengan Kode QR, Modern, Praktis dan Lebih Menguntungkan.



Ketinggalan dompet, atau terselip kartu debit/kartu kredit, rasanya bikin waktu berhenti sejenak. Saya pernah mengalami kejadian seperti itu. Suatu ketika saya mengantar anak mengikuti kegiatan di sekitaran Pluit. Saya tinggal di Ciledug. Jarak Ciledug-Pluit lumayan jauh. Dari rumah kami menggunakan taksi online dengan pembayaran tanpa uang tunai.

Kegiatan anak saya di sebuah mall. Anak saya mau mengikuti Dance Competition. Jadi saya membiarkan anak saya mempersiapkan diri. Maka saya berjalan-jalan keliling mall, siapa tahu ada barang lucu. Cuaca panas, berimbas sampai ke dalam mall. Walau berpenyejuk udara tetap membuat saya haus. Maka masuklah saya ke dalam supermarket, membeli air  minum  dan es krim.
Sambil antri membayar, saya mempersiapkan pembayaran. 

Aduh Mak, dompetnya nggak ada? Sempat panik dan berpikir apa terjatuh? Karena nggak mungkin kecopetan. Saya nggak merasa ada dikerumunana. Mencoba tenang dan berpikir, akhirnya saya ingat. Dompet itu ada di bawah bantal. Karena semalam saya habis mengisi form yang ada no KTP dan no NPWP, karena saya nggak hafal ke dua nomor kartu tersebut. Mau nggak mau musti lihat kartunya. Kedua kartu itu adanya di dompet. Usai mengisi  form, saya tidak langsung memasukan ke tas tapi simpan di bawah bantal.

Dengan langkah lunglai, saya mengembalikan minuman dan es krim ke tempat semula, nggak jadi beli. Ke luar supermarket dengan perasaan galau, saya kembali ke tempat anak saya berkumpul/ Anak saya melihat wajah lesu saya mendekat dan bertanya. Saya menceritakan kalau dompet tertinggal.  Dengan santai anak saya bilang: “ Nggak apa-apa kali, Ma. Kan Mama selalu ada gopay. Kalau mau makan, kita cari aja yang bisa bayar dengan gopay”.  Aha….betul juga. Ucapannya mengusir kegalauan saya.


Scan Kode  QR

Masukan harga

Masukan PIN, transaski selesai

Saya memang termasuk rajin mengisi gopay dengan alasan sederhana, yaitu praktis.  Sehingga kalau menggunakan kendaraan online khususnya Gojek baik motor maupun mobil, ketika sampai bisa langsung turun tanpa harus repot bayar dan nunggu kembalian. Walaupun kondisi seperti itu sempat bikin malu juga karena begitu tiba di mall/perkantoran, langsung turun tanpa melepas helm yang berakhir dengan diteriakin.

Kembali ke laptop, ups maksud saya ke topik Dompet tertinggal. Mari kita lupakan. Karena uangnya ada di telepon genggam alias sudah jadi uang digital. Perkembangan teknologi digital kian pesat dan merambah semua sektor kehidupan. Sektor keuangan, misalnya. Awalnya kita mengenal istilah non tunai, atau cashless atau belanja nggak pakai uang tapi cukup dengan kartu, baik kartu debit/kartu kredit.  Belanja dengan kartu ini, istilahnya electronic money/uang elektronik.  Salah satu alasan saat sosialisasinya, jadi nggak perlu bawa uang tunai, meminimalkan kejahatan. Karena copet nggak bisa menggunakan kartu debit/kartu kredit.

Barangkali benar copet nggak bisa menggunakan kartu debit/kartu kredit karena  terlindungi  nomor PIN  (Private Information Number)  nah  Pin ini yang tahu ya cuma si pemilik kartu. Tapi orang jahat makin jahat, kalau ambil kartu debit/kartu kredit, si pemilik juga di bawa ke ATM untuk menunjukan PINnya.  Brengsek banget kan? Lagi-lagi demi dan untuk keamanan atau perlindungan, muncullan digital money/uang digital. Di mana transaksi bukan cuma non tunai/cashless tapi juga  tanpa kartu/cardless.  Uang digital ini transaksinya pakai QR Code/ kode QR.

Kode QR atau biasa dikenal dengan istilah QR (Quick Response) Code adalah bentuk evolusi kode batang dari satu dimensi menjadi dua dimensi. Penggunaan kode QR sudah sangat lazim di Jepang Hal ini dikarenakan kemampuannya menyimpan data yang lebih besar dari pada kode batang sehingga mampu mengkodekan informasi dalam bahasa Jepang sebab dapat menampung huruf kanji. Kode QR telah mendapatkan standarisasi internasional dan standarisasi dari Jepang berupa ISO/IEC18004 dan JIS-X-0510 dan telah digunakan secara luas melalui ponsel di Jepang (Sumber)

Kode QR adalah suatu jenis kode matriks atau kode batang dua dimensi yang dikembangkan oleh Denso Wave, sebuah divisi Denso Corporation yang merupakan sebuah perusahaan Jepang dan dipublikasikan pada tahun 1994 dengan fungsionalitas utama yaitu dapat dengan mudah dibaca oleh pemindai QR merupakan singkatan dari quick response atau respons cepat, yang sesuai dengan tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan mendapatkan respons yang cepat pula. Berbeda dengan kode batang, yang hanya menyimpan informasi secara horizontal, kode QR mampu menyimpan informasi secara horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara otomatis Kode QR dapat menampung informasi yang lebih banyak daripada kode batang. (Sumber)

Lebih sering belanja dengan QR Code

Sekarang, ketinggal dompet bukan lagi masalah. Tapi ketinggalan telepon genggam, itu baru masalah. Karena namanya saja telepon genggam, nyaris selalu ada dalam genggaman. Bahkan nggak sedikit yang tetap membawa telepon genggamnya walau ke toilet. 

Kini pemandangan orang-orang melakukan transaski dengan telepon genggam baik di mall/pusat pertokoan maupun di pedagang kecil/kaki lima seperti di tempat makan lesehan seputar Blok M, sudah menjadi hal biasa.

Dari istilah uang elektronik menjadi uang digital. Uang elektronik tuh, kartu debit dan Kartu Kredit atau kartu diskon.  Sedangkan uang digital tuh seperti T-Cash, LinAja, Sakuku, Gopay, Ovo, Dana dan lain-lain. Saya sendiri  menggunakan Gopay , OVO dan Dana. Alasannya, lebih karena praktis dan banyak promo. Ketiga uang digital itu (Gopay, Ovo dan Dana) bisa digunakan hampir di semua merchant/toko. 

Pesan makanan dan nimmati, begitu selesai, informasikan bayar dengan gopay. Pedagang akan menunjukan Kode QR yang harus kita scan dengan aplikasi Gopay di Telepon genggam. Sesudah scan, akan ke luar berapa harga yang harus di bayar, masukan harga, masukan PIN, transaksi selesai. Gampangkan. ini juga sama dengan penggunaan OVO kalau Dana agak berbeda. telepon gemnggam kita yang memperlihatkan bagian Kode QR di lketakan di alat yang ada di store/toko, maka nanti akan otomatis memotong uang dari akun  yang ada.

Ini penampakan Kode QR Dana di telepon genggam


Mayoritas, transaksi pembayaran QR Code bisa digunakan untuk pengeluaran harian dengan nominal kecil, seperti; makan, perlengkapan pribadi, pakaian, hingga tagihan listrik dan telepon. Tapi jujur nih, uang digital ini sungguh memicu atau mendorong saya untuk belanja dan jajan. Makanya saya harus mampu mengendalikan diri.

Setahun terakhir ini, saya lebih banyak belanja dengan QR code, praktis dan menguntungkan. Karena ada cash backnya. Jika ada yang menguntungkan mengapa harus transaksi konvensional. Yang dibeli sama cuma metode pembayarannya saja yang berbeda. Lebih modern, lebih praktis dan lebih menguntungkan.

Beberapa bank konvensional umum juga sudah memiliki metode pembayaran berbasis QR Code. Misalnya, BNI dengan aplikasi bernama Yap!, BRI dengan My QR, Mandiri Pay milik Bank Mandiri, dan QRku oleh BCA.
Uang digital dengan sisitem QR Code mengikuti  bergantinya pola gaya hidup, mobilitas, dan kebutuhan nasabah. Sehingga bank harus siap melakukan transformasi digital.  Pola transaksi nasabah  zaman kini dituntut ada  
kemudahan dalam setiap layanan perbankan. 

Hadirnya generasi milenial mengharuskan perbankan melakukan peralihan dari dunia perbankan konvensional menjadi digital.  Ada pasar baru yang tercipta karena adanya generasi  mileniall, yaitu dari generasi nasabah yang lebih muda  menjadi salah satu alasan sistem perbankan harus  berubah.

Teknologi baru harus mempermudah dan memberikan kenyamanan bagi pengguna dalam mengakses layanan perbankan. Salah satunya adalah perbankan digital yang menggambarkan proses virtual penunjang seluruh layanannya.

Makanya janga heran kalau sekarang sangat dipermudah untuk suatu urusan di bank. Buka rekening bisa secara on line, demikian juga untuk reservasi antrian bisa lewat aplikasi. Bahkan BCA sudah mempunyai program, ambil uang dan setor tunai tanpa kartu.


Hampir semua mall/pusat pertokoan yang saya masuki, tulisan Cash back Gopay 20%, Ovo 30%-40%, Dana 50% sungguh menggoda. Era cardless sejalan juga dengan perkembangan teknologi komunikasi internet.  Karena semua QR Code bisa digunakan jika tersambung ke jaringan internet. 

Peluncuran PALAPA RING yang disebut Wakil Presiden KH. Maruf Amin saat kampanye dengan istilah TOL LANGIT, adalah salah satu pembuka gerbang pemerataan akses internet ke seluruh pelosok tanah air.  Lewat PALAPA RING, seluruh masyarakat Indonesia berkesempatan memperoleh akses informasi yang sama, termasuk dalam penggunanaan uang digital. Bertransaksi dengan kode QR Lebih modern, lebih praktis dan lebih menguntungkan.

No comments:

Post a Comment