5 Alasan Wajib Nonton Film Koboy Kampus,



Menjadi mahasiswa adalah memasuki  tahapan pendidikan di jenjang perguruan tinggi. Siapa saja bisa menjadi mahasiswa tapi tidak semua beruntung bisa menjadi mahasiswa. Bicara kehidupan menjadi mahasiswa maka  Film Koboy Kampus adalah representatif kehidupan mahasiswa tahun 90 an yang wajib ditonton. 
Film koboy kampus bakal tayang serentak di biskop, 25 Juli mendatang. kalau kamu ngaku mahasiswa, mau menjadi menjadi mahasiswa atau pernah menjadi mahasiswa, maka wajib nonton. Kok wajib, yup. Berikut:

5 alasan Wajib Nonton Film Koboy Kampus.

1. Koboy Kampus, Kisah hidup Penulisnya, Pidi Baiq.
Nggak kenal Pidi Baiq? Duh...nggak gaul dong. Nggak tahu Dilan? Yeeee, ke laut aje. Pidi Baiq, penulis novel "Best seller" DILAN. iya Dilan yang baru novelnya aja sudah di baca ribuan kali dan ketika mau difilmkan, yang nunggu, banyak banget. dan pas tayang di bioskop. Kita tersentak karena ternyata penggemar film nasional, masih banyak. 

Film koboy Kampus diangkat dari kisah nyata si penulisnya, si Pidi baiq ini. jadi kalau kalian nonton film koboy Kampus, kalian akan mengenal sedikitnya banyak karakter penulis Dilan. Udah paham, siapa Pidi Baiq?




2. Kisahnya dalam Film Koboy Kampus, Cerminan Diri Sendiri
Buat kalian yang pernah menjadi mahasiswa (Khususnya Mahasiswa tahun 90 an) kita serasa bernostalgia. Walau film Koboy Kampus berlatar belakang kehidupan Mahasiswa ITB, tapi secara keseluruhan, ya gitu itu kehidupan mahasiswa.


3. Mengangkat Persoalan Nasionalisme ala Mahasiswa
Maksudnya? sekitar tahun 90 an, mahasiswa banyak mengkritisi pemerintahan Presiden Soeharto yang pada puncaknya terjadi sekitar Mei 1998, ditandai dengan "turunnya" Presiden soeharto dari jabatan sebagai Presiden. Pada masa itu, mahasiswa yang tertantang menunjukan cinta NKRI, adalah dengan melawan pemerintah yang pada masa itu dianggap diktator.

Sebelum 1998, perjuangan melawan pemerintahan Soeharto, dilakukan di tiap-tiap kampus. Tahun 1997, mulai terjadi konsolidasi antar kanpus yang menyatukan kekuatan dan melahirkan Reformasi 1998. 



4. Negara The Panas Dalam.
cuma pidi baiq yang berani melakukan tindakan subversif dengan mendirikan negara dalam negara. Ya, dalam film Koboy Kampus, Pidi Baiq menceritakan kehidupannya, pemikirannya dan cara menyelesaikan persoalan dalam kehidupannya sebagai mahasiswa. 

Keinginan menunjukan rasa nasionalismenya, berbeda dengan sesama mahasiswa. jika yang lain turun ke jalan-jalan, menghidupkan parlemen jalanan. mengkritisi pemerintahan, maka Pidi baiq mencari jalan aman, dengan mendirikan negara. Bosen dan muak menjadi warga negara di bawah kepemerintahan Soeharto, Pidi Baiq memilih menghindari "benturan' dengan menjadi warga negara Republik The Panas Dalam. Lah nggak ditangkap, bikin negara dalam negara? Tonton deh.




5. Film ini Mengajarkan Melawan Tanpa Kekerasan.
Entah karena Ndableg atau Sableng. Pidi baiq melawan dengan cara yang Mbeling. Nggak suka tertekan di bawah kepemerintahan Soeharto, ya dirikan negara Republik The Panas Dalam. nggak suka lihat kawan-kawan berdemo di skors, Pidi Baiq dkk, memilih bernyanyi yang syairnya nyeleneh.  

Pidi Baiq dengan cara dan pemikirannya sendiri mencari solusi dari permasalahan di sekitarnya. Ketika merasa ada yang nggak srek dengan Negara The Panas Dalam, dengan mudahnya Pidi Baiq mengajak kawan-kawannya kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Balik ke NKRI. Walau tetap dengan menjadikan The Panas Dalam sebagai propinsi istimewa. Terasa menyentil namun mengajak kita tersenyum. bahwa begitu besar permasalahan, kalau kita santai ya masalahnya nggak menjadi besar. Bahkan bisa di selesaikan dengan solusi yang sederhana. Nggak perlu sampai di skorsing atau ditangkap aparat keamanan.

Film Koboy Kampus. Film yang digarap dan ditulis Pidi Baiq bersama dengan Tubagus Deddy (Mursala) Ini, film pertama produksi 69 Production dengan MNC.
Pemain Koboy Kampus. Pidi Baiq diperankan Jason Ranti, ada Ricky Harun sebagai Ninu, David John Schaap sebagai Erwin, Miqdad Addausy sebagai Dikdik, dan Bisma Karisma sebagai Deni. Istilah “koboy kampus” dikenal di lingkungan Kampus ITB era tahun ’90-an sebagai sebutan bagi para mahasiswa yang terlambat lulus. 





No comments:

Post a Comment